3 Bayi Rohingya Lahir di Aceh Dalam Sebulan, 3 Pengungsi Lainnya di Lhokseumawe Dalam Kondisi Hamil

Selama bulan Januari 2024, sebanyak tiga pengungsi Rohingya yang berada di Lhokseumawe telah melahirkan.

|
Penulis: Faisal Zamzami | Editor: Faisal Zamzami
SERAMBI/HENDRI
Sejumlah imigran etnis Rohingya di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Senin (11/12/2023). 

SERAMBINEWS.COM - Tiga bayi imigran Rohingya lahir di Rumah Sakit Abby, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, dalam sebulan terakhir.

Selama bulan Januari 2024, sebanyak tiga pengungsi Rohingya yang berada di Lhokseumawe telah melahirkan

Ketiga bayi Rohingya yang lahir di Aceh tersebut merupakan bayi laki-laki.

Ketiga bayi Rohingya tersebut diberi nama Riyaz Mohamod, Isyan, dan Noor Kayes.

Riyaz Mohamod merupakan anak dari Guljar, lahir pada pertengah bulan Januari 2024.

 Kemudian pada akhir Januari kembali lahir Isyan anak dari Khatun.

Terakhir pada 30 Januari lahir bayi Noor Kayes.

 Tiga orang pengungsi Rohingya yang ditampung sementara di gedung bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe melahirkan secara normal. 

Dua orang melahirkan di kamp penampungan serta satu orang di rumah sakit.

Menurut informasi yang dihimpun serambinews.com, saat ini masih ada tiga pengungsi Rohingya di Lhokseumawe dalam kondisi hamil dan segera melahirkan.

Direktur Rumah Sakit Abby Lhokseumawe, Andry Rayhan di Lhokseumawe, Kamis (1/2/2024) menyebutkan, rumah sakit swasta itu bekerjasama dengan IOM (International Organization for Migration).

“Alhamdulillah seluruh proses melahirkannya lancar,” kata Andry.

Dia menyebutkan, timnya juga bekerjasama penanganan kesehatan di kamp penampungan sementara di Gedung Eks Imigrasi Kota Lhokseumawe.

“Untuk penanganan kesehatan biasa dilakukan di poli yang kita buka di lokasi penampungan, kalau rawatan lanjutan itu kita bawa ke rumah sakit,” kata dia.

Sementara itu, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Faisal Rahman dihubungi terpisah menyebutkan, saat ini di penampungan itu ada sebanyak 470 imigran Rohingya.

“Itu belum termasuk bayi yang baru lahir ya. Kalau tambah bayi jadi 473 orang,” ujar Andry.

 

Baca juga: Rohingya yang Mendarat di Aceh Timur Berjumlah 137 Orang

Salah seorang ibu dari bayi tersebut bernama Nurhayes, pengungsi Rohingya yang ditempatkan dipenampungan bekas gedung Imigrasi Lhokseumawe.

Nurhayes telah melahirkan seorang bayi secara normal di Rumah Sakit Ibu dan Anak Abby Kota Lhokseumawe, Aceh.

Nurhayes dibawa ke Rumah Sakit oleh pihak IOM yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Abby, pada Selasa petang kemarin (30/01/2024).

Nurhayes melahirkan anak ke lima berjenis kelamin laki-laki pada jam 7, Selasa malam.

Dirumah sakit, Nurhayes juga didampingi langsung oleh suami dan anaknya.

Rencananya, jika kondisi pengungsi tersebut telah normal, akan dikembalikan ke penampungan di bekas gedung Imigrasi Lhokseumawe.

Selain membantu proses persalinan pengungsi Rohingya, IOM juga menggandeng Rumah Sakit Abby untuk pemeriksaan kesehatan rutin bagi pengungsi Rohingya.

Selama bulan Januari 2024, sebanyak tiga pengungsi Rohingya yang berada di Lhokseumawe telah melahirkan

Ketiganya merupakan bayi laki-laki.

Pihak rumah sakit pun akan terus memantau kesehatan para pengungsi selama menempati gedung bekas Imigrasi di Lhokseumawe.

Berdasarkan catatan petugas kesehatan, masih ada tiga pengungsi Rohingya di Lhokseumawe dalam kondisi hamil. 

Protection Associate UNHCR Faisal Rahman mengatakan pengungsi tersebut sudah tinggal bersama pengungsi lain di lokasi penampungan. 

Saat ini, ada 471 orang yang ditampung di bekas Kantor Imigrasi, termasuk tiga bayi.

"Untuk tempat di eks Kantor Imigrasi tidak ada tempat khusus, mereka tinggal bersama dengan pengungsi yang lain karena memang ada keterbatasan tempat. Ini menjadi salah satu tantangan dengan tempat yang tersedia," jelas Faisal.

Diketahui, divisi Keimigrasian bersama pemerintah daerah di Aceh telah menyepakati pengungsi yang mendarat di beberapa daerah di Aceh ditempatkan di gedung bekas Kantor Imigrasi Kelas II TPI Lhokseumawe di Kota Lhokseumawe sejak akhir November 2023. 

Direktorat Jenderal Imigrasi melalui surat yang diteken Direktur Pengawasan Dan Penindakan Keimigrasian membolehkan lokasi itu dijadikan kamp penampungan sementara selama tiga bulan.

Rohingya ditampung di gedung tersebut awalnya berjumlah 511 orang. Namun beberapa di antaranya telah melarikan diri dari kamp penampungan.

 

 

Sebelumnya pada Juli 2013, seorang wanita pengungsi Rohingya juga melahirkan di Aceh.

Nurhalimah, seorang pengungsi asal Rohingya yang terdampar di Aceh pada Juli 2013, melahirkan seorang bayi perempuan dengan selamat. 

Nurhalimah dalam keadaan hamil tua ketika terdampar bersama 67 pengungsi asal Rohingya lainnya di Aceh akibat perahu yang mereka tumpangi rusak. 

Di tempat penampungan sementara di kawasan Ladong, Aceh Besar, Nurhalimah dan bayinya tampak sehat. 

“Sang bayi (lahir) pada pukul 01.30 tadi malam, dan keduanya sehat,” ujar Abdul Wahid, ayah sang bayi, Kamis (12/9/2013).

Seorang bidan bernama Lindawati membantu proses persalinan Nurhalimah. 

Lindawati menyebutkan sang bayi lahir dengan proses normal dengan berat tubuh 2,8 kg dan panjang badan 48 cm. 

“Lahirnya normal, dan proses kelahiran berlangsung di penampungan para pengungsi ini,” ujarnya.

Sang bayi langsung diberi nama Putri Malahayati.

 “Nama Malahayati ditabalkan karena di sini ada sebuah benteng bernama Benteng Malahayati yang menunjukkan sejarah tentang seorang laksamana laut Aceh yang berperang melawan tentara Belanda, dan dia bernama Malahayati,” ujar sang bidan.

Putri Malahayati adalah putri ketiga dari pasangan ini. 

Dua anak mereka lainnya adalah Sumayah (6) dan Abdul Hajad (4). 

Pasangan Abdul Wahid dan Nurhalimah adalah warga Rohingya yang mengungsi secara illegal ke luar Myanmar. 

Selama enam tahun terakhir mereka tinggal di Malaysia dengan mengandalkan kartu keterangan mencari suaka dari lembaga PBB UNHCR.

“Kami ada pegang kartu ini tapi kami tidak bisa berbuat banyak. Anak-anak tidak bisa sekolah, padahal ini sudah waktunya sekolah,” ujar Abdul Wahid.

Dengan alasan itulah, sebut Abdul Wahid, ia dan keluarganya memutuskan untuk ikut perahu yang membawa rombongan pengungsi Rohingya menuju Australia.

 Namun, perahu yang mereka tumpangi terjebak hujan dan badai hebat di lautan hingga perahu rusak. 

Rombongan ini terdampar di perairan Lueng Gayo, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya.

Sepekan setelah terdampar, para pengungsi illegal ini pun kemudian dipindahkan ke penampungan sementara di Ladong, Kabupaten Aceh Besar. 

Kini hanya tinggal sebanyak 20 pengungsi saja di lokasi penampungan ini, sedangkan yang lainnya sudah dipindahkan ke penampungan di Sumatera Utara. ( Serambinews.com/ Faisal Zamzami )

 

Baca juga: Ini 3 Pejuang Palestina yang Masuk dalam Daftar Tahanan yang Dituntut Hamas untuk Dibebaskan Israel

Baca juga: VIDEO - Netanyahu Minta UNRWA Ditutup, Diduga Dukung Hamas yang Memicu Perang Gaza

Baca juga: VIDEO AS dan Houthi Saling Serang Rudal di Laut Merah dan Klaim Serangan Berhasil

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved