Berita Luar Negeri

Penasihat Militer Iran Gugur Dalam Serangan Udara Israel di Suriah, Bersumpah Bakal Balas Dendam

Serangan itu terjadi setelah Teheran disebut-sebut akan menarik perwira tinggi dari Suriah karena risiko pembalasan Amerika Serikat

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/Mher News Agency/IST
Penasihat Garda Revolusi Iran, Brigadir Saeed Alidadi diduga tewas dalam serangan udara yang dilancarkan Israel di Suriah pada Jumat (2/2/2024). 

Serangan itu terjadi setelah Teheran disebut-sebut akan menarik perwira tinggi dari Suriah karena risiko pembalasan Amerika Serikat atas kematian tiga tentaranya.

SERAMBINEWS.COM - Seorang Penasihat Garda Revolusi Iran, Brigadir Saeed Alidadi diduga gugur dalam serangan udara yang dilancarkan Israel di Suriah pada Jumat (2/2/2024).

Serangan itu terjadi setelah Teheran disebut-sebut akan menarik perwira tinggi dari Suriah karena risiko pembalasan Amerika Serikat atas kematian tiga tentaranya.

Sumber militer mengatakan bahwa Israel telah meluncurkan beberapa rudal dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki, beberapa di antaranya dicegat oleh pertahanan udara.

Israel diketahui melancarkan gelombang serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Suriah yang menargetkan truk kargo, infrastruktur, dan orang-orang yang terlibat dalam rantai pasokan senjata, gas Iran, dan gas Iran ke proksinya di wilayah tersebut.

Meskipun Israel telah menyerang sasaran terkait Iran di Suriah selama bertahun-tahun, dalam beberapa bulan terakhir intensitas serangan menjadi lebih sering dan berbahaya, menargetkan sistem pertahanan, transportasi udara dan senjata Iran di Suriah.

Tentara AS berpatroli di daerah kota Tal Hamis, tenggara kota Qameshli di provinsi Hasakeh timur laut Suriah, pada 24 Januari 2024.
Tentara AS berpatroli di daerah kota Tal Hamis, tenggara kota Qameshli di provinsi Hasakeh timur laut Suriah, pada 24 Januari 2024. (Delil souleiman/AFP)

Baca juga: Hamas Bangkit Tengah Israel Kehilangan Kendali, Kembali Kuasai Wilayah Utara Gaza

Televisi pemerintah Iran melaporkan bahwa tiga orang tewas dalam serangan di dekat ibu kota Suriah, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut, dikutip dari Financial Times.

Belum ada pernyataan resmi dari Israel, yang jarang mengkonfirmasi serangan terhadap sasaran yang terkait dengan Iran.

Dugaan pembunuhan Brigadir Saeed Alidadi menyusul insiden akhir bulan lalu di mana Iran menuduh Israel membunuh lima anggota Garda dalam serangan udara yang menargetkan sebuah bangunan tempat tinggal di Damaskus.

Iran menuduh AS terlibat dalam serangan itu dan berjanji akan membalas kematian mereka.

Garda Revolusi juga menembakkan sejumlah rudal terhadap apa yang mereka gambarkan sebagai “pusat spionase” Israel di ibu kota wilayah Kurdistan Irak.

Hal itu sebagai tanggapan atas dugaan serangan Israel lainnya yang menewaskan seorang komandan Iran di Suriah.

Ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat ketika tiga personel AS tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan pesawat tak berawak di pangkalan Tower 22 dekat perbatasan Yordania dengan Suriah.

Baca juga: 3 Milisi Pro-Iran Tewas dalam Serangan Israel di Suriah

Teheran menjauhkan diri dari serangan itu, yang telah menyeret pasukan AS lebih jauh ke dalam konflik tersebut.

Namun Gedung Putih menyalahkan militan Irak yang bersekutu dengan Iran dan mengatakan mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban.

Militan Irak adalah bagian dari organisasi payung bayangan yang didukung oleh Iran yang dikenal sebagai Perlawanan Islam di Irak (IRI), yang muncul sejak dimulainya perang Israel-Hamas.

 IRI telah melakukan puluhan serangan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah.

Salah satu kekuatan komponen IRI, Nujaba, mengatakan pada Jumat bahwa mereka akan terus menargetkan pasukan AS di wilayah tersebut.

Sehari setelahnya, Kataib Hizbullah menghentikan serangan untuk mencegah rasa malu bagi pemerintah Irak.

Presiden AS Joe Biden mengatakan pekan ini bahwa ia telah memutuskan tanggapan terhadap serangan yang menewaskan personel AS tersebut, dan juga menegaskan bahwa ia menentang perang yang lebih luas di Timur Tengah.

Presiden Iran, Ebrahim Raisi mengatakan dalam pidatonya pada Jumat bahwa Teheran tidak akan memulai perang.

“Namun kami akan memberikan tanggapan yang tegas terhadap kekuatan penindasan yang menindas,” katanya.

Baca juga: Balas Dendam, Senator AS Minta Biden Serang Iran Pasca Kematian 3 Tentara AS dalam Serangan Drone

Meskipun kedua pihak sama-sama menentang eskalasi konflik, para analis khawatir bahwa kesalahan perhitungan dapat memicu konflik militer yang lebih luas.

AS, yang didukung oleh Inggris, telah melancarkan beberapa kali serangan rudal terhadap pemberontak Houthi yang didukung Iran yang berbasis di Yaman.

Serangan itu dilancarkan terhadap kapal-kapal di wilayah tersebut dan terhadap Israel, sekutu Amerika.

Iran adalah pendukung utama kelompok militan yang menentang Israel dan kehadiran AS di kawasan yang secara kolektif dikenal sebagai Poros Perlawanan.

Ini termasuk Hamas, yang bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober terhadap Israel, Hizbullah di Lebanon serta Houthi dan militan Irak. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved