BSI Kembangkan Desa Nilam di Lhoong, Disambut Positif Pemkab Aceh Besar
“Kita siap membangun kemitraan dengan pihak manapun, sebagai upaya membangun ekonomi rakyat. Terutama dengan mitra BUMN....
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Indra Wijaya | Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Bank Syariah Indonesia (BSI) membuat program pengembangan komoditi Nilam melalui program Desa Nilam di Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. Program tersebut mendapat sambutan positif dari Pemkab Aceh Besar.
Pasalnya, salah satu titik prioritas adalah di kawasan Kecamatan Lhoong, yang dinilai punya potensi besar untuk budidaya nilam.
“Kita siap membangun kemitraan dengan pihak manapun, sebagai upaya membangun ekonomi rakyat. Terutama dengan mitra BUMN melalui dana corporate social resonsibility (CSR). Selain itu juga mmbuka diri dengan pihak swasta untuk berinvestasi di Aceh Besar, demi terwujudnya geliat ekonomi rakyat Aceh Besar,” kata Pj Bupati Muhammad Iswanto SSTP MM, usai menerima audiensi Pimpinan Cabang Bank BSI Kota Jantho, Reza Badreddin dan staf di Meuligoe Bupati Aceh Besar, Kamis (22/2/2024).
Iswanto mengatakan, salah satu materi utama dalam pertemuan itu membahas pengembangan program nilam dan Desa BSI Nilam. Dengan target melakukan budidaya nilam secara intensif di Aceh Besar. Dalam kaitan itu, BSI menyatakan kesediaan untuk menjadi mitra strategis Pemkab Aceh Besar.
Menurutnya, nilam di Aceh Besar memiliki potensi yang dinilai memiliki daya ungkit ekonomi petani, terutama di kawasan Lhoong, Aceh Besar. Dan itu juga bisa dikembangan di kawasan lain yang dinilai produktif serta layak untuk budidaya nilam (Pogostemon cablin. Benth.)
Pasalnya saat ini kata dia, minyak nilam menjadi bahan baku untuk indusri parfum dan aneka kebutuhan rumah tangga, seperti sabun dan campuran obat obatan. Secara geografis wilayah Aceh Besar berpotensi untuk dikembangkan budidaya nilam terutama di Kecamatan Lhoong.
Kesuksesan ARC USK dalam melakukan riset hingga menghasilkan minyak nilam dengan high grade sudah terbukti dan diringi dengan nilai jual yang sangat menarik.
“Ini menjadi potensi bisnis besar bagi masyarakat setempat untuk kembali membudidayakan tanaman nilam. Dengan cakupan area penanaman yang masih amat sangat luas, meliputi hampir seluruh wilayah di Kecamatan Lhoong,” ungkapnya.
Setelah hancur akibat musibah tsunami, sejak tiga tahun belakangan ini penanaman nilam bangkit kembali dan menjadi binaan BSI dan Aceh Riset Center (ARC) USK dan minyak nilam ditampung oleh mereka dengan harga wajar yaitu sebesar Rp 650 ribu/Kg.
Menurut Iswanto, kehadiran Desa BSI Nilam di Kabupaten Aceh Besar merupakan sebuah penghormatan besar. “Kita berharap agar kemitraan itu menjadi titik picu untuk kebangkitan ekonomi rakyat Aceh Besar,” pungkas Iswanto.
Sebelumnya, Kementerian Koperasi juga melakukan program factory sharing produk nilam di Aceh. Khusus untuk Aceh Besar di Kecamatan Lhoong di Gampong Meunasah Cot berupa pembangunan rumah ketel. Sementara dukungan Pemda adalah berupa lahan milik Pemda dan legalitas serta komitmen pasca pembangunan.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.