Perang Gaza
Gencatan Senjata Hampir Tercapai, 40 Sandera Israel dan Ratusan Tahanan Palestina akan Dibebaskan
Namun masih ada banyak kendala, seperti tawanan Israel atau tahanan Palestina mana yang akan dibebaskan, atau berapa banyak bantuan kemanusiaan yang a
Urgensi upaya diplomatik tampaknya semakin meningkat menjelang hari raya Ramadhan selama sebulan, yang dimulai pada 10 Maret.
“Kami sangat fokus dalam upaya mencapai kesepakatan yang menghasilkan pembebasan sandera yang tersisa dan menghasilkan gencatan senjata kemanusiaan yang diperpanjang,” Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada wartawan di Brasil.
Utusan AS untuk Timur Tengah Brett McGurk mengadakan pertemuan “konstruktif” di Mesir dan Israel, termasuk dengan Netanyahu pada hari Kamis, kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby dalam sebuah pengarahan.
Blinken mengatakan dia, Burns dan McGurk “terus berkomunikasi dan mengerjakan setiap aspek dari hal ini.”
Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada Reuters bahwa Israel bertanggung jawab atas kurangnya kemajuan dan mundur dari ketentuan yang diterimanya beberapa minggu lalu dalam proposal gencatan senjata sebelumnya. “Pendudukan (Israel) tidak tertarik untuk mencapai kesepakatan apa pun,” katanya.
Belum ada tanggapan segera dari para pejabat Israel. Netanyahu mengatakan bahwa jika Hamas menunjukkan fleksibilitas, kemajuan akan mungkin terjadi.
Sesaat setelah tengah malam pada hari Jumat, Hamas mengatakan Haniyeh mengakhiri kunjungan tiga harinya ke Kairo di mana dia bertemu dengan Kamel.
Mereka membahas penghentian agresi Israel, bantuan bagi warga sipil di Gaza, pemulangan pengungsi ke rumah mereka, terutama di Gaza utara, dan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina di Israel, kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel terhadap masjid dan rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 22 Februari 2024. (Reuters)
Israel melancarkan kampanyenya di Gaza setelah militan Hamas yang menguasai wilayah tersebut menyerbu kota-kota Israel pada tanggal 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang, menurut penghitungan Israel.
Sejak itu, hampir 30.000 orang dipastikan tewas di Gaza, menurut otoritas kesehatan, dan ribuan lainnya dikhawatirkan tewas di bawah reruntuhan.
Hamas mengatakan mereka tidak akan melepaskan sandera yang tersisa kecuali Israel setuju untuk mengakhiri pertempuran dan menarik diri dari Gaza. Israel mengatakan mereka tidak akan mundur sampai Hamas dibasmi.
Anak-anak yang trauma
Di Khan Younis, medan perang utama di Jalur Gaza selama sebulan terakhir, pasukan Israel menggerebek Kompleks Medis Al-Nasser pada hari Kamis tak lama setelah mundur dari sana, kata kementerian kesehatan daerah kantong Palestina.
Organisasi Kesehatan Dunia sebelumnya mengatakan pihaknya bertujuan untuk mengevakuasi sekitar 140 pasien yang terdampar di sana. Para pejabat Palestina mengatakan jenazah pasien yang meninggal mulai membusuk di tengah pemadaman listrik dan pertempuran.
Trump Larang Warga Palestina Masuki AS, Termasuk untuk Keperluan Medis dan Studi |
![]() |
---|
Inggris: Kelaparan di Gaza Kematian Buatan Manusia di Abad Ke-21 |
![]() |
---|
Terungkap, Rencana Jahat Trump Hapus Penduduk Gaza, Dibayar Uang jika Mau Pergi |
![]() |
---|
Stres Berperang di Gaza, Tentara Israel Bunuh Diri di Pangkalan Militer Utara |
![]() |
---|
Inggris akan Tepati Janjinya Akui Palestina Jika Israel tak Lakukan Hal Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.