Info Singkil 

Sejarah Singkat dan Kondisi Demografi Aceh Singkil

Dalam sejarah peradaban Singkil terbagi dua, yaitu Singkil Lama dan Singkil Baru seperti yang dikenal masa kini.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ DEDE ROSADI
Alun-alun Kota Singkil di depan kantor bupati Aceh Singkil di kawasan Pulo Sarok, Rabu (31/1/2024). 

Pekerjaan Pembangunan rumah selesai sekitar tahun 1904.

Kemudian diikuti rakyatnya.

Penduduk semakin banyak, selanjutnya tahun 1909 masjid Baiturrahim yang dahulu berada di Singkil Lama, kembali didirikan di sebelah Timur rumah Datuk Abdurrauf.

Baca juga: Kisah Anak Trans di Aceh Singkil Naik Turun Bukit Terjal Demi Sekolah

Ada masjid tentu membutuhkan sumber air bersih, pada tahun yang sama dibangun sumur bor yang masih terus berfungsi hingga masa kini.

Sementara masjid telah berganti dengan bangunan baru yang berada di belakangnya.

Seiring perkembangan zaman, penduduk terus menyebar ke desa lain itulah yang menjadi lanskap atau bentang alam Singkil Baru.

Tahun 1940-an nama Singkil Baru masih ditulis dalam istilah Inggris, New Singkel atau New Singkil.

Di peta-peta (map) lama keluaran Portugis atau Belanda, wilayah Singkil yang kini menjadi ibu kota Kabupaten Aceh Singkil sudah dipakai nama New Singkel.

Versi Indonesianya, itulah Singkil Baru.

Baca juga: Bibit Jagung yang Dikembangkan Kodam IM Mulai Ditanam di Kodim Singkil

Singkil sebagai kota pelabuhan pentingnya pada masanya tak luput dari penjajahan Belanda.

Bekas penjajah itu masih tersisa seperti bekas tangsi militer Belanda.

Sebagai bagian dari Republik Indonesia, tokoh pemuda Aceh Singkil turut mengibarkan bendera merah putih dan membacakan teks proklamasi kemerdekaan tahun 1445. Walau terlambat akibat sulitnya akses informasi masa itu.

Pemuda Aceh Singkil, kibarkan bendera merah putih dan bacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di Tugu Simpang Empat Desa Pasar pada tanggal 20 September 1945.

Ada 12 pemuda yang terlibat sehingga namanya diabadikan dalam prasasti di tugu Simpang Pasar.

Masing-masing Mufti AS, Khuzai, Saayudin, Bakhtar Hosen, M Khalis Kamin, Marah Sultan Zainal Abidin, Alkasah, Ustadz Ilyas, Ustadz Kadimun, Ustadz Bermawi, Kamaluddin dan Pakih Juned.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved