Berita Aceh Barat Daya
Disaat Barang di Abdya Langka, Harga Kakao di Medan Tembus Rp 139.800
Harga komoditas Kakao di tingkat pengusaha eksportir pasaran Medan, Sumatera Utara (Sumut), semakin terbang tinggi.
Penulis: Taufik Zass | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Taufik Zass | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Harga komoditas Kakao di tingkat pengusaha eksportir pasaran Medan, Sumatera Utara (Sumut), semakin terbang tinggi.
Harga biji kering yang ditampung pengusaha eksportir di Medan, Sumut, hingga, Kamis (28/3/2024) nyaris menembus Rp 140.000, tepatnya Rp 139.800 per kilogram (Kg).
Sayangnya produksi tumbuhan yang diolah menjadi produk yang dikenal sebagai cokelat ini semakin langka di kalangan petani Abdya.
Pasalnya, pasca produksi tanaman kakao turun drastis akibat diserang hama, membuat para petani kurang bergairah merawat areal tanaman coklat milik mereka.
Bahkan, para petani mengambil jalan pintas dengan menebang tanaman kakao, kemudian menggantikannya dengan kelapa sawit.
Baca juga: 40 Siswa SMAN 1 Idi Rayeuk Lulus SNBP, Ada yang Diterima di FK USK, USU dan UNP
“Tingkat harga tersebut mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Malahan melihat keterbatasan ketersediaan stok bahan di pasaran, besar kemungkinan harga coklat berpotensi terbang lagi,” ungkap H Adnan Johon, salah seorang pedagang penampung kakao produksi Aceh di Medan.
Menurutnya, lonjakan harga kakao terjadi sejak awal 2024 atau selama kurun waktu tiga bulan terakhir.
Harga kakao dalam bahasa latin disebut Theobroma Cacao ini akhir tahun 2023 pernah mencapai Rp 41.000, namun sempat turun lagi.
Tiba-tiba harga kakao kering meningkat sejak awal Januari 2024, sampai Februari, harga ditampung pengusaha eksportir Medan meningkat signifikan mencapai Rp 75.000 per kg. Naik lagi menjadi Rp 99.800 per kg pada 15 Maret 2024.
Tidak bertahan sampai tingkat ini, tanggal 16 Maret melonjak lagi menembus harga Rp 111.500 per kg.
Baca juga: Nasib Pilu Gadis 13 Tahun Pelayan Kafe di SulSel yang Tewas Dianiaya Bos dan Teman Kerjanya
Bahkan pada tanggal 26 Maret 2024 harga coklat kering yang ditampung PT SCC, salah satu pengusaha eksportir di Medan terbang nyaris menyentuh Rp 140.000, tepatnya Rp 139.800 per kilogram (kg), tingkat harga yang belum pernah terjadi kurun waktu 50 tahun terakhir.
Dikutip dari beberapa sumber berita, melambungnya harga coklat selama tiga bulan terakhir akibat terbatasnya peredaran bahan baku sejak awal 2024.
Penyebab utama kelangkaan karena terjadi krisis panen di negara Pantai Gading dan Ghana sebagai negara penghasil kakao di dunia.
H Adnan Johan, pedagang asal Lama Inong, Kuala Batee, Abdya, sekarang membuka gudang di Medan menjelaskan, kelangkaan kakao terjadi di Aceh.
Produksi dalam jumlah terbatas hanya ada di Kabupaten Aceh Tenggara dan Pereulak Kabupaten Aceh Timur.
Sedangkan dari Kabupaten Abdya, Nagan Raya dan Aceh Selatan yang pernah dikenal sebagai daerah penghasil coklat di Aceh, kini bahan bakunya sangat sulit diperoleh.
"Saya hanya menerima kiriman coklat kering dari pedagang dari Meukek, Aceh Selatan dalam jumlah ratusan kilogram sekali pengiriman,” katanya.
Bahan baku kakao kering yang terkumpul dalam kisaran 500 sampai 800 kg, kemudian dipasok ke pengusaha eksportir di Medan.
Melihat trend perkembangan kenaikan harga coklat sangat luar biasa, H Adnan mengajak petani di Kabupaten Abdya, termasuk kabupaten lain di Aceh untuk kembali menanam tanaman kakao.
Baca juga: VIDEO Namanya Sering Disebut Saat Sidang, Jokowi Tolak Berkomentar soal Sengketa Pilpres di MK
Ajakan ini, setelah petani Kabupaten Abdya, termasuk di Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Selatan, ramai-ramai menebang pohon kakao yang terjadi era tahun 2000-an.
Tindakan ekstrem ini dilakukan setelah harga di pasaran mengalami stagnan paling tinggi Rp 30.000 per kg.
Kondisi semakin diperburuk dengan serangan hanya yang menyerang buah coklat sangat sulit dikendalikan.
Buah kakao yang terserang hama dalam waktu singkat berubah warna menjadi hitam, lalu membusuk dan akhirnya gagal panen.
Produksi tanaman kakao turun drastis sehingga para petani tidak bergairah lagi merawat areal tanaman coklat milik mereka.
Bahkan saat itu, para petani mengambil jalan pintas dengan menebang tanaman kakao, kemudian ditanami kelapa sawit.(*)
Baca juga: VIDEO Penampilan Baru Ammar Zoni setelah 3 Bulan Ditahan, Berjenggot Panjang dan Pakaian Serba Hitam
Menuju Desa Digital, Keuchik Gampong Geulumpang Payong, Abdya Lepas Tim Pemutakhiran Data |
![]() |
---|
Tingkatkan Efektivitas Kerja, Bupati Abdya Kumpulkan Kepala OPD |
![]() |
---|
HUT Ke-80 Mahkamah Agung, Munawwar Hamidi Cerita Perjalanan Pembangunan PN Blangpidie |
![]() |
---|
Bupati Abdya Safaruddin Tunjuk Amrizal Jadi Plt Sekda Aceh Barat Daya |
![]() |
---|
Bupati Abdya Safaruddin: Kemerdekaan Direbut Dengan Darah dan Air Mata |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.