Sosok Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu Meninggal di Usia 96 Tahun, Cucu Raja Sang Empu Jamu

Mooryati Soedibyo, sosok perempuan Indonesia pendiri perusahaan Mustika Ratu dan Yayasan Putri Indonesia meninggal dunia hari ini, Rabu (4/24/2024).

Editor: Faisal Zamzami
Instagram/@mooryatisoedibyo
Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Sudibyo meninggal dunia, Rabu (24/4/2024). 

Ungkapan ini memiliki terjemahan bebas, yaitu keturunan ksatria yang tersaring ketat, yang berperilaku penuh prihatin dan kesadaran, terlahirlah peninggalan berharga raja.

Filosofi ini dibawa oleh Mooryati ke dalam setiap aspek di perusahaannya, yaitu memberikan buah pikiran dan hasil kerja yang terbaik yang berasal dari peninggalan tradisi leluhur yang berasal dari Keraton Surakarta Hadiningrat.

Awalnya Mustika Ratu hanya memproduksi lima macam jamu saja yaitu Perawatan Remaja Putri, Perawatan Wanita, Kesepuhan, Sepetan Sari, Sedet Saliro serta beberapa macam kosmetik tradisional.

Berkat usaha keras Mooryati Soedibyo, Mustika Ratu pada tahun 1978 mulai mendistribusikan produknya ke salon-salon kecantikan yang menjadi agennya dan ke wilayah Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung dan Medan secara komersial.

Tidak hanya itu, bisnis ini juga turut menjadi kebanggaan Indonesia sebagai salah satu produk bermutu yang berbahan tumbuhan alami Indonesia serta dihasilkan dari sumber daya Indonesia, yang disukai di mancanegara.

Produknya mulai diekspor ke kurang lebih 20 negara, diantaranya Rusia, Belanda, Jepang, Afrika Selatan, Timur Tengah, Malaysia dan Brunei.

Produknya juga berkembang menjadi 800 buah produk, mulai dari balita, umum, super, dan premium. Diawali dengan produk untuk orang tua sampai dengan remaja puterinya.

Oleh karena usianya yang sudah mulai senja, Mooryati akhirnya mewariskan kerajaan bisnis kosmetiknya kepada anaknya, yaitu Putri Kuswinu Wardani.

Berkat usahanya, Mooryati Soedibyo masuk ke dalam daftar 99 wanita paling berpengaruh di Indonesia tahun 2007 versi majalah Globe Asia.

Tahun 1992 ia meluncurkan ajang Puteri Indonesia, yang dikembangkannya setelah menyaksikan acara Miss Universe di Bangkok pada bulan Mei 1992.

Soedibyo yang sering berkunjung ke luar negeri untuk mengadakan seminar, pameran mau pun sendiri mulai ingin membuat ajang Puteri Indonesia.

Dari sini timbul keinginannya untuk membuat wanita Indonesia percaya diri tampil di dunia internasional.

Hal ini sebelumnya telah dipelopori oleh Andi Nurhayati yang semenjak tahun 70-an hingga 80-an awal menjadi pemegang franchise pengiriman Miss-miss-an kelas internasional, begitu pula nama majalah Femina yang sudah bertahun-tahun sebelumnya menyelenggarakan pemilihan Putri Remaja Indonesia, yang menghasilkan gadis-gadis paling enerjik, cerdas dan modern se Indonesia. Soedibyo, berupaya menggabungkan kesemua itu dalam ajang Pemilihan Puteri Indonesia (PPI/PI).

Lalu ia mengeluarkan ide tersebut ke Badan Pengembangan Ekspor Nasional, dan disetujui. Soedibyo akhirnya membentuk Yayasan Puteri Indonesia dan menjadi Ketua Umum.

Soedibyo sendiri telah berhasil mengadakan ajang Pemilihan Puteri Indonesia sampai yang ke-enam kalinya. Dan pernah vakum selama 3 tahun (1997,1998,1999) dan pada tahun 2021 karena kondisi dan situasi negara yang tidak memungkinkan; yaitu krisis moneter dan COVID-19.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved