Dijuluki 'Raja Poligami', Ini 3 Pria Beristri Terbanyak di Indonesia, Ada yang Nikahi 37 Wanita

SERAMBINEWS.COM - Poligami di Indonesia kerap kali menjadi pembahasan dan menjadi polemik bagi banyak orang, terutama bagi kaum hawa.

Kendati demikian ada sejumlah pria yang memiliki 'hobi' menikah atau poligami.

Bahkan, ada beberapa orang tercatat sebagai pria dengan istri terbanyak di dunia.

Di Indonesia sendiri, fenomena poligami hingga menyandang status pria dengan istri terbanyak juga tidak kalah eksis.

Penelusuran TribunJakarta.com, setidaknya ada 3 pria yang tercatat memiliki istri terbanyak di Indonesia.

Lantas, siapa saja pria dengan istri terbanyak di Indonesia? Berikut daftaranya:

1. Deta Raya - NTT

Deta Raya, pria yang saat ini berusia 80 tahunan ini tercatat telah menikah dengan 12 istri dan memiliki 52 anak, 212 cucu dan 3 cicit.

Usia tampaknya tidak menjadi halangan bagi Deta Raya untuk melakukan praktik poligami.

Dengan kondisi fisiknya yang masih kuat, pria kelahiran Sumba, Nusa Tenggara Timu (NTT) ini mampu menafkahi istri-istrinya, baik secara lahiriah maupun batiniah.

Semua istri Deta Raya masing-masing dibelikan rumah dan kebutuhan pokok setiap hari.

Sebanyak 12 orang istri tinggal terpisah di dua dusun dalam satu desa (Desa Waiha). Namun, karena terlalu banyak memiliki anak, Deta Raya lupa nama dari sebagian besar anak-anaknya.

"Saya lupa nama anak saya yang lain karena terlalu banyak, sementara untuk 12 istri, saya tahu nama mereka semua," kata Deta Raya dikuti dari Kompas.com (2014).

Menurut Deta Raya, 12 orang istrinya itu dinikahi secara sah, baik secara adat maupun agama (Kristen Protestan). Namun, dari 12 orang istrinya itu, hanya tinggal sembilan orang saja karena yang tiga lainnya sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu.

"Tiga orang istri saya sudah meninggal, yakni istri pertama, ketiga, dan keenam. Sementara itu, yang lainnya masih setia mendampingi saya sampai sekarang," ujarnya

2. Otong Gunawan - Jawa Barat

Otong Gunawan adalah lelaki kelahiran Bekasi, Jawa Barat, 16 Juni 1949.