Berita Kutaraja

Nelayan Buang 3 Ton Ikan Hasil Tangkapan di PPS Lampulo, Harga Anjlok & Cold Storage Over Kapasitas

Ikan tersebut dibuang dengan cara dikubur pada salah satu tambak yang digali menggunakan alat berat.

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Saifullah
Serambinews.com
Nelayan membuang hasil tangkapan ikan yang sudah membusuk ke salah satu lubang yang telah digali menggunakan alat berat di PPS Kutaraja, Lampulo, Kamis (2/5/2024). 

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sekitar tiga ton lebih ikan jenis dencis, tongkol, dan beberapa jenis lainnya dibuang oleh nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kutaraja, Lampulo, Banda Aceh, Kamis (2/5/2024).

Ikan tersebut dibuang dengan cara dikubur pada salah satu tambak yang digali menggunakan alat berat.

Keputusan untuk membuang ikan hasil tangkapan itu lantaran anjloknya harga dalam beberapa hari terakhir.

Di sisi lain, cold storage untuk menyimpan ikan juga sudah over kapasitas, sehingga mau tak mau harus dibuang karena ikan mulai membusuk.

Sudirman, salah seorang nelayan di PPS Kutaraja mengaku, saat ini hasil tangkapan nelayan yang pergi melaut terbilang melimpah.

Rata-rata satu kapal mampu membawa pulang ikan hasil tangkapan mencapai 30  hingga 40 ton lebih.

“Tapi meski tangkapan melimpah, saat ini harganya turun drastic,” terangnya. 

“Ikan jenis dencis, tongkol, dan sebagainya dijual Rp 30 ribu per satu keranjang. Satu keranjang itu beratnya 30 kilogram,” kata Sudirman kepada Serambinews.com.

Kondisi tersebut praktis membuat para nelayan merugi.

Di mana modal yang keluar untuk pergi melaut tidak sebanding dengan pendapatan hasil penjualan ikan.

Kurangnya tempat penyimpanan atau storage juga membuat kondisi ikan cepat membusuk dan terpaksa harus dibuang oleh nelayan.

“Kapal juga banyak yang pulang. Jadi sudah enam hari ini, kami nggak bongkar muatan,” beber dia.

“Hari ini baru bongkar tapi kondisi ikan sudah banyak yang busuk," ujarnya

Kata Sudirman, ikan saat ini memang melimpah, namun dari segi pendapatan, pihaknya tidak mendapat untung sama sekali.

“Sekali turun melaut kita perlu modal hingga Rp 100 juta. Tapi sekarang nggak balik modal,” sebutnya.

“Kita hanya dapat Rp 10 juta hingga Rp 15 juta saja. Itupun kalau laku, tapi dengan kondisi banyak yang kita buang, nggak dapat apa-apa kita,” jelasnya.

Ikan tersebut dibuang lantaran lama di darat tanpa penyimpanan yang cukup.

Penyimpanan cold storage milik pemerintah tidak cukup menampung hasil tangkapan nelayan.

Sehingga mereka hanya bisa menyimpan hasil tangkapan, dengan kondisi es yang juga kurang memadai.

“Saat ini kita masih proses bongkar muatan. Bisa jadi jumlah ikan yang dibuang lebih dari tiga ton,” pungkasnya.(*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved