Berita Aceh Tamiang

Tenaga Kerja Terlalu Banyak, RSUD Muda Sedia Ditantang Seleksi Ulang

“Jujur kami dihadapkan pada hal dilematis kalau sudah membahas ini. Kenapa dilema, karena kalau dilakukan seleksi ulang, maka akan muncul persoalan...

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ RAHMAD WIGUNA
Direktur RSUD Muda Sedia, Andika Putra saat menjelaskan kondisi rumah sakit di hadapan peserta Forum Konsultasi Publik, Rabu (15/5/2024). Jumlah pegawai yang terlalu banyak dinilai sebagai salah satu yang memengaruhi kualitas pelayanan. 

“Jujur kami dihadapkan pada hal dilematis kalau sudah membahas ini. Kenapa dilema, karena kalau dilakukan seleksi ulang, maka akan muncul persoalan baru,” ujarnya.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Manajemen RSUD Muda Sedia ditantang melakukan seleksi ulang untuk mengatasi jumlah pegawai yang terlalu banyak.

Efisiensi jumlah pegawai ini diyakini, bisa meningkatkan kualitas pelayanan dan kesejahteraan pegawai.

Direktur RSUD Muda Sedia, Andika Putra menyebut jumlah tenaga kerja di rumah sakit pelat merah itu sebanyak 928 orang.

Jumlah itu terbagi atas tenaga medis 60 orang, tenaga paramedis keperawatan 541 orang, tenaga paramedis non keperawatan 106 orang dan tenaga non medis 221 orang.

Latar belakang tenaga kerja ini beragam, mulai dari PNS, CPNS, PPPK, PDPK lainnyaa dan petugas keamanan.

“Sebagai rumah sakit tipe C, kami akui jumlah ini terlalu banyak,” kata Andika dalam Forum Konsultasi Publik (FKP), Rabu (15/5/2024).

FKP ini diikuti puluhan orang yang berasal dari berbagai unsur, mulai dari perwakilan Pemkab Aceh Tamiang, dokter, perawat, aktivis, pers, advokat hingga pasien.

Tak ayal, data yang disampaikan ini langsung dikritis peserta konsultasi yang menilai jumlah ini tidak sepadan dengan pelayanan.

Baca juga: Bacaleg Mengeluh Kemahalan, RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang Kurangi Komponen Operasional Tes Kesehatan

“Jumlah ini tidak sinkron dengan kualitas pelayanan, seharusnya pelayanan bisa maksimal dengan sumber daya manusia sebanyak ini,” kata Indra, peserta konsultasi dari unsur pers.

Dia mencontohkan, saat ini terlalu sering ditemukan keluhan mengenai kebersihan dan pelayanan terhadap pasien.

Manajemen diminta membuat standar penilaian terhadap petugas dan kalau perlu dilakukan seleksi ulang.

“Kipas angin berdebu, seprai di kamar pasien sepertinya juga sudah tidak layak,” timpal Chaidir Azhar, dari unsur aktivis.

Andika mengaku, senang dengan kritikan ini karena FKP ini sengaja dibuatnya untuk mendengarkan masukan dari pihak luar.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved