Breaking News

Berita Haji 2024

Kuli Bangunan Naik Haji, Kisah Pak Bardan Berhasil Nabung Berdua Tapi Ditinggal Istri

Bukan hanya ada di film fiksi sosok Tukang Bubur Naik Haji, sekarang ada sosok nyata kuli bangunan naik haji. Beliau adalah Pak Bardan. 

|
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
Kemenag
Kuli Bangunan Naik Haji, Kisah Pak Bardan Berhasil Nabung Berdua Tapi Ditinggal Istri 

Kuli Bangunan Naik Haji, Kisah Pak Bardan Berhasil Nabung Berdua Tapi Ditinggal Istri

SERAMBINEWS.COM - Bukan hanya ada di film fiksi sosok Tukang Bubur Naik Haji, sekarang ada sosok nyata kuli bangunan naik haji. Beliau adalah Pak Bardan. 

Pak Bardan atau akrab disapa Mbah Bardan, merupakan jemaah asal Lampung Utara yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 10 Embarkasi Jakarta – Pondok Gede (JKG-10).

Pria berusia 92 tahun itu tampak renta dengan menggunakan kursi roda, namun besar semangatnya untuk melaksankan rukun Islam nomor lima itu.

Dikutip dari laman Kementerian Agama, Mbah Bardan tak dapat membendung rasa gembira, bisa tiba di Tanah Suci.

Senyumnya sumringah ketika petugas mengiringinya dengan kursi roda.

Baca juga: Jamaah Haji Lansia Duduk di Kursi Bisnis

Namun, siapa sangka, di balik rasa Bahagia bisa tiba di Kota Nabawi, tersimpan rindu mendalam untuk istri tercinta.

"Sudah nabung berdua untuk haji, sesudah itu malah saya ditinggal sama istri," air matanya netes saat cerita kepada petugas di Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Kamis (16/5/2024).

Mbah Bardan bercerita, keinginannya menunaikan ibadah haji berdua dengan istri.

Meski tidak seperti pekerja kantoran yang mendapat penghasilan tetap setiap bulannya, Mbah Bardan tetap menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung.

Ia berusaha mewujudkan hal itu dengan menabung hasil keringatnya sendiri. Bekerja sebagai tukang bangunan, ia telah mendaftar haji sejak 2013.

Namun, takdir Allah berkata lain. Harapannya pergi haji berdua dengan istri tak terwujud. Sebab, sang istri lebih dulu menghadap Ilahi.

Baca juga: Sudah 3 Jemaah Haji Indonesia Wafat di Madinah hingga Hari Ini, Dibadalhajikan dan Dapat Asuransi

"Namun, belum sampai waktu berhaji tiba, istri saya malah meninggalkan saya selama-lamanya," matanya berkaca-kaca, menahan tetes air mata kedua.

Meski didorong dengan kursi roda, Mbah Bardan optimis bahwa kondisinya baik-baik saja. "Saya bisa jalan sendiri," katanya sambil berupaya berdiri namun urung, karena dicegah petugas.

Lelaki 92 tahun itu lalu melanjutkan ceritanya, mengungkap rasa cinta tak terkira pada sang belahan jiwa. "Ya sayang buanget, saya sudah siapkan tempat peristirahatan terakhir nanti bersebelahan sama saya," kata lelaki kelahiran Jogjakarta tersebut.

Bila pepatah bilang, cinta ada karena biasa.

Begitu pula Mbah Bardan dengan kisahnya. "Awal mula saya kenal istri saya, karena dulu suka ngaji bersama, eh lha kok jadi saling cinta," tuturnya.

Petugas haji tampak tersenyum mendengar kisah Mbah Bardan.

Baca juga: Sayap Pesawat Sempat Terbakar, Jamaah Haji dari Makassar Sujud Syukur Saat Tiba di Madinah

Ada perasaan tak nyaman yang menyesakkan dada. Ini bukan kisah Adam dan Hawa, bukan pula Habibi dan Ainun.

Tapi, kisah Mbah Bardan yang senantiasa setia berharap supaya dapat sesurga berdua dengan istri tercinta.

"Gapapa, saya sudah sampai sini, saya doakan istri masuk surga, saya dan dia bisa bersama di surga." pungkasnya.

31.255 Jemaah Haji Indonesia sudah di Madinah

Masih melansir dari laman yang sama, Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H/2024 M memasuki hari ke-5.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), sebanyak 31.255 jemaah sudah berada di Madinah. Mereka tergabung dalam 80 kloter (kelompok terbang).

Hal ini disampaikan Kepala Daerah Kerja Madinah, Ali Machzumi di Madinah,Kamis (16/5/2024).

Menurutnya, jemaah akan berada di Madinah selama kurang lebih sembilan hari. Ia mengimbau, bagi jemaah yang telah berada di Madinah untuk tetap menjaga kondisi fisik dan kesehatannya.

"Bagi jemaah lansia, jangan memaksakan diri. Jika kondisi fisik tidak memungkinkan ikut salat berjemaah di Masjid Nabawi. jemaah bisa menunaikan salat di hotel agar tidak kelelahan," pesannya.

Ali Machzumi menambahkan, memasuki hari ke-5 masa opersional, tercatat 19 jemaah menjalani rawat inap, dan empat orang jemaah dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS).

Sampai hari ini, ada tiga jemaah yang wafat, yaitu:

1. Upan Supian Anas asal Garut, dari kloter dua Embarkasi Jakarta - Bekasi (JKS-02)

2. Didi Rowandi Aung asal Sukabumi dari kloter tiga Embarkasi Jakarta - Bekasi (JKS-03)

3. Yusman Irawan asal Lubuk Linggau dari kloter dua Embarkasi Palembang (PLM-02).

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved