Berita Pidie

Cegah Lima Masalah Besar, Pj Bupati Berharap Pidie Menjadi Sentra Bawang Merah Nasional

Pj Bupati Pidie, Ir Wahyudi Adisiswanto MSi, menyatakan gagasannya untuk menjadikan Kabupaten Pidie sebagai sentra bawang nasional.

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto, memaparkan sistem budidaya bawang merah di areal sawah di Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, Sabtu (18/5/2024). 

Laporan Muhammad Nazar I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI -  Pj Bupati Pidie, Ir Wahyudi Adisiswanto MSi, menyatakan gagasannya untuk menjadikan Kabupaten Pidie sebagai sentra bawang nasional.

Pernyataan Direktur Perencanaan Pengendalian Kegiatan dan Operasi Badan Intelijen Negara (BIN) bukan tanpa alasan, mengingat hasil bawang petani di Pidie bagus.

Untuk itu, Pj Bupati Pidie, berkeinginan kuat mendongkrak pemberdayaan petani bawang merah di Pidie.

Keinginan itu tampak ketika Pj Bupati mengajak Ketua Konsorsium Bawang Merah Aceh, Ir H Zakaria A Gani, meninjau lokasi penanaman bawang merah milik petani penggerak, di Gampong Pulo Blang Kecamatan Simpang Tiga, Sabtu (18/05/2024).

Saat melakukan kunjungan, Pj Bupati Pidie didampingi Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pidie, T Iqbal dan Camat Simpang Tiga, Muhammad Nauval.

Selain itu, sejumlah SKPK, penyuluh pertanian wilayah Kecamatan Simpang Tiga dan Forkopincam Simpang Tiga ikut hadir.

Baca juga: Pj Bupati Pidie Tinjau Penanaman Bawang Merah di Simpang Tiga

Pj Bupati Pidie, sempat berbincang dengan petani bawang saat kunjungan tersebut. 

Perbincangan itu seputar permasalahan yang dihadapi petani, yang nantinya menjadi bahan masukan bagi Pemkab. 

Kata Wahyudi, ia berkeinginan, agar petani bawang di Pidie terus dikembangkan.

"Kalau tadi disampaikan adanya 100 hektare, maka nanti boleh dikembangkan setiap keluarga bisa bertani bawang," ujarnya.

Dikatakan, pola pengembangannya, bisa melalui bantuan pemerintah atau kerjasama dengan pihak ketiga.

Dengan demikian, produktivitas bawang akan semakin meningkat. 

Menurutnya, target pemberdayaan budidaya bawang merah, bukan hanya mengembangkan lahan, tetapi justru pada pemberdayaan ekonomi keluarga.

"Hasil konsultasi kami di dirjen, diharapkan bahwa pertanian bawang menjadi solusi bagi ekonomi keluarga," kata Wahyudi.

Untuk itu, sebutnya, program itu sesuai dengab harapan, maka harus dipertimbangkan pola menanam, memanen, memasarkan hingga penyimpanan 

"Karena panennya kan bisa saja tidak serentak, sehingga berpengaruh terhadap turunnya harga," sebutnya.

Baca juga: Mendag Minta Pengusaha Segera Realisasikan Impor Bawang Putih

Kata Wahyudi, potensi petani bawang sangat memungkinkan dikembangkan di Pidie.

Ia mencontohkan seperti kasus yang terjadi di Solok, Somatera Barat, awalnya petani menanam padi dengan daya tawarnya rendah. 

Namun, setelah menanam bawang kehidupan ekonomi di Solok justru petani semakin meningkat.

Untuk menangani permasalahan pemasaran, kata Wahyudi, ia berharap peran dari konsorsium bawang merah, yang dapat mengendalikan harga bawang milik petani.

Sehingga ketika harga turun dapat ditampung terlebih dahulu, pada saat harga mahal dapat dilepas di pasaran.

Pj Bupati, minta kepada penyuluh pertanian, agar membuat uji coba untuk menangani penyakit dan hama.

"Misalnya buat saja tiga petak dengan pola penanganan berbeda, yang kemudian dapat dianalisa pola mana yang lebih efektif," jelasnya.

Ia menambahkan, jika pengembangan bawang merah tercapai sesuai harapan, maka akan bermanfaat untuk menanggulangi lima masalah besar di Pidie.

Adalah masalah tingginya tingkat gugat cerai, stunting, narkoba, homoseksual dan kriminal anak.

" Permasalahan ini saya nilai yang saling berkaitan," pungkasnya. 

Bibit Ditangkar di Pidie

Perwakilan Petani Bawang Simpang Tiga, Pidie, Syaifudin, mengkisahkan, saat dia berada di Solok Selatan Sumatera Barat. Di mana Petani di sana awalnya menanam padi. 

Namun, setelah menanam bawang kehidupan ekonomi di Solok semakin meningkat.

Dikatakan, pengalamannya selama di Solok, saat ini dipraktikkan di Simpang Tiga mulai tahun 1997, dengan menanam bawang.

"Alhamdulillah, kami bisa membuat rumah dari hasil bawang," jelasnya.

Baca juga: Harga Bawang Tinggi di Aceh, Ketua Konsorsium Bawang Merah Pidie Ungkap Cara Jitu Turunkan Harga

Kata Syaifudin, saat ini yang menjadi kendala, lantaran masih membeli bibit dari Pulau Jawa Rp 45 ribu per kg, yang sangat memberatkan petani. 

"Kami berharap, kedepan supaya petani di Pidie bisa lakukan penangkar bibit bawang sendiri. Saya harap dapat dibantu kebutuhan untuk membuat penangkaran bibit bawang merah," ujarnya.

Harus Ada Lahan Abadi

Ketua Konsorsium Bawang Merah Aceh, Zakaria A Gani, Sabtu (18/5/2024) mengungkapkan, pada tanggal 9 hingga 11 Mei 2024 diundang Badan Pangan, untuk berdialog terkait dengan pemberdayaan budidaya bawang, sebagai upaya menangani inflasi.

"Alhamdulillah, di  Pidie sejak 2022, yang saat itu harga bawang mencapai Rp 80 ribu. Tapi, Mei dan Juni harga turun pada kisaran Rp 20 hingga 25 ribu," sebutnya.

Kata Zakaria, tahun 2023 di Provinsi Aceh, inflasi terendah merupakan sumbangsih dari bawang dan cabe.

Di mana harga harga bawang 20 ribu per kg dan harga cabe 30 ribu per kg, yang membuat harga menjadi stabil," jelasnya.

Kata Zakaria, tahun 2024, harga bawang merah melambung lagi, akibat belum adanya stabilitas produksi bawang.

"Disini yang dibutuhkan lahan abadi, sehingga ada kepastian bagi petani saat panen harganya bisa di atas HET, Rp 40 ribu atau 70 ribu per kg," jelasnya.

Menurutnya, pemerintah harus dapat membuat lahan pertanian berbasis kawasan, bekerjasama dengan penyuluh pertanian di Pidie. Sehingga petani dapat menanam dua kali bawang dan satu kali padi.

"Untuk itu perlu sinergisitas antara petani, pengusaha, yang difasilitasi oleh Pemkab Pidie, melalui Dinas Pertanian dan Pangan Pidie," tegasnya.

Zakaria juga menyampaikan kesanggupannya untuk mengembangkan program off taker atau pembelian sumber daya yang dihasilkan petani.

Supaya petani sebagai penggerak tetap konsisten menanam bawang. Selain itu, dapat menjadi partner pemerintah dalam mendukung upaya peningkatan hasil panen dan stabilisasi harga pasokan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved