Kisah Adelia Maulida, Lulus FKIP USK Tanpa Skripsi, Ciptakan Game Tsunami Survival Berbasis Roblox
Adelia Maulida, lulus FKIP Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh tanpa skripsi, ciptakan game Tsunami Survival berbasis Roblox.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Tahun ini menjadi akhir paling indah bagi perjalanan akademik seorang Adelia Maulida, dia menjadi wisudawan pertama dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh yang lulus tanpa skripsi usai inovasi besarnya dalam dunia kebencanaan.
Atas sumbangsinya itu, Adelia dibebaskan tugas akhir dan diwisuda bersama lulusan lainnya di AAC Dayan Dawood pada Rabu (15/5/2024).
Wanita yang akrab disapa Adel itu menciptakan inovasi edukasi kebencanaan bagi anak-anak melalui pemanfaatan game digital Tsunami Survival berbasis Roblox.
Game digital ini memberikan kemudahan bagi para pendidik untuk mengedukasi anak-anak agar mampu menyelamatkan diri ketika gempa yang disusul dengan tsunami.
“Senang sekali mendapat kesempatan luar biasa ini dari kampus, terima kasih kepada semua orang yang sudah membantu semua prosesnya,” ucap haru Adel kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Minggu (19/5/2024).
Baca juga: Kisah Nurul Khalisa dari Aceh, Gagal Beasiswa 13 Kali Akhirnya Lolos ke Australia melalui LPDP
Baca juga: Sosok Husna Ajrina, Gadis Pidie Aceh Lolos BPI UGM Usai 7 Kali Gagal Beasiswa
Dia bercerita, mendapat kesempatan lulus tanpa skripsi merupakan regulasi baru sebagaimana Surat Edaran Rektor.
Dalam surat tersebut dijelaskannya, bagi mahasiswa jenjang sarjana akan dibebaskan skripsi apabila memiliki publikasi minimal terindeks SINTA 2 hingga proceeding conferences dan jurnal terindeks scopus.
Meski demikian, sampai di titik ini Adel harus melalui perjalanan yang boleh dikatakan panjang dan tidak mudah.
Anak dari pasangan Sardi dan Misnarti ini berasal dari keluarga dengan profesi nelayan.
Sebagai penerima beasiswa Bidikmisi asal Keude Bakongan, Kecamatan Bakongan, Aceh Selatan, dia tak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Di tengah keterbatasan yang ada, berprestasi seolah menjadi sebuah keharusan baginya. Salah satunya dengan berkontribusi terhadap edukasi dunia kebencanaan.
Dia bercerita, kecintaan itu bermula ketika Adel menemukan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fasilitator Tangguh Bencana (Fastana).
Kala itu, UKM tersebut masih berstatus organisasi volunteer di bawah Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC).
Baca juga: Solusi Menabung Mahar saat Harga Emas Naik Gila-gilaan, Begini Cara Mudah Investasinya
UKM Fastana yang merupakan satu-satunya organisasi mahasiswa berfokus di bidang kebencanaan, menjadi ruang berkembang bagi wanita kelahiran Bakongan, Juli 2002 ini untuk mengabdikan diri menjadi fasilitator, memberikan edukasi kebencanaan dan memberdayakan masyarakat pesisir dalam membangun masyarakat Tangguh Bencana.
“Sangat bersyukur menjadi bagian dari UKM ini, tempat bertumbuh dan bertemu dengan teman-teman inspiratif, selalu memberikan semangat dalam berinovasi dan mengabdi,” ungkap Adel.
Selama di UKM Fastana, dia ditemani dua sahabat lainnya yakni Hasnan Hanif dan Maulana Kamal, mencoba berbagai kesempatan untuk mengajukan proposal seperti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), serta program lain.
Meskipun proposal PKM tidak berhasil diraih, Adel tidak menyerah dan terus mencoba mengajukan proposal program pengabdian lainnya.
Kerja keras itu berbuah manis, dia menyusun proposal dengan Tim UKM Fastana mengajukan program PPK Ormawa 2022.
Akhirnya, program ini berhasil didanai oleh Kemdikbudristek, membangun masyarakat Tangguh Bencana melalui edukasi bencana dan pemanfaatan buah mangrove di Desa Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar.
Tidak puas dengan PPK Ormawa, Adel dan dua sahabatnya didampingi bimbingan pembina UKM Fastana, Dr Rina Suryani Oktari SKep MSI dan alumni Fastana, Dr Imam Maulana berhasil mendapatkan program pendanaan dari Telkom Foundation dalam program Innovillage 2022.
Dalam program pendanaan tersebut, Adel dan dua sahabat lainnya diminta berinovasi menghadirkan solusi digital bagi permasalahan di Desa Lambadeuk.
Melalui program tersebut, dia berkesempatan untuk menciptakan inovasi edukasi kebencanaan bagi anak-anak melalui pemanfaatan game digital Tsunami Survival berbasis Roblox.
Game digital ini memberikan kemudahan bagi para pendidik untuk mengedukasi anak-anak agar mampu menyelamatkan diri ketika terjadi gempa yang disusul dengan tsunami.
Selain itu, game yang dikembangkan ini juga memiliki keunggulan antara lain, dapat di-install di berbagai perangkat, tidak perlu diunduh, dan hanya memerlukan internet, sehingga mudah diterapkan dalam proses edukasi.
Inovasi digital ini juga berhasil dipresentasikan pada Konferensi The Aceh International Workshop and Expo on Sustainable Tsunami Disaster Recovery (AIWEST-DR) 2023 yang dilaksanakan di Universitas Gadjah Mada (UGM), dan menghasilkan proceeding yang telah dipublikasikan pada e3s Web of Conferences.
Selain tanpa skripsi, Adel juga dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude. Selama menempuh perkuliahan, ia dikenal sebagai mahasiswa berprestasi dan aktif di berbagai organisasi baik di internal maupun luar kampus.
Lahir dari daerah dan menghabiskan masa kecil di SDN-SMAN 1 Bakongan, Aceh Selatan, tak membuat impiannya menjadi kecil.
“Cita-cita besar saya adalah, bisa meraih beasiswa Australia Awards dan melanjutkan S2 studi magister Pendidikan Anak Usia Dini di Monash University,” pungkasnya.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.