Mihrab

4 Bekal Menuju Haji Mabrur, Abi Peurupok: Bukan Koper, Uang atau Makanan

Karena itu, jelas ulama yang akrab disapa Abi Peurupok, bekal terbaik untuk haji adalah taqwa, bukan koper, uang, atau makanan.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
FOR SERAMBINEWS.COM
Pimpinan Dayah Al Azhar Syamtalira Aron Aceh Utara, Tgk H Mustafa Thayib SAg SH 

4 Bekal Menuju Haji Mabrur, Abi Peurupok: Bukan Koper, Uang atau Makanan

SERAMBINEWS.COM - Haji dan umrah merupakan rukun Islam kelima yang harus dipersiapkan dengan baik.

Sayangnya, banyak calon jamaah yang hanya fokus pada persiapan harta dan keberangkatan, mengabaikan aspek spiritual dan praktis lainnya.

Pimpinan Dayah Al Azhar Syamtalira Aron Aceh Utara, Tgk H Mustafa Thayib SAg SH mengatakan, ada empat bekal penting yang perlu dipersiapkan untuk meraih kemabruran haji. Pertama ialah niat yang ikhlas.

Menurutnya, niat yang tulus dan ketaqwaan adalah landasan utama dalam ibadah haji.

Niat yang murni untuk meraih ridha Allah harus terbebas dari riya, sum'ah, berbangga diri, atau kesombongan.

“Ibadah haji harus dilaksanakan dengan kerendahan hati, ketenangan, dan khusyuk,” jelasnya, Kamis (23/5/2024).

Dewan Pakar Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh ini kemudian mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,

“Anas bin Malik ra berkata, "Nabi Muhammad SAW menunaikan haji dengan mengendarai unta dan berdoa: 'Ya Allah, jadikanlah haji ini tanpa riya dan mencari kemasyhuran”.

Karena itu, jelas ulama yang akrab disapa Abi Peurupok, bekal terbaik untuk haji adalah taqwa, bukan koper, uang, atau makanan.

Doa terbaik untuk jamaah haji adalah agar dibekali dengan taqwa.

Kemudian yang kedua adalah, biaya haji yang halal. Ini merupakan syarat penting dalam ibadah haji.

Allah hanya menerima yang thayyib (baik), sehingga bekal haji harus bersih dari syubhat apalagi haram.

“Jika dalam bekal terdapat barang syubhat, harta ghashab, atau haram, secara hukum haji sah, namun tidak diterima,"

"Sehingga penting untuk mencermati semua hal dengan detail dan memastikan kehalalannya,” jelas Abi Peurupok.

Lalu yung ketiga adalah pemahaman rukun dan wajib haji. Ini penting dipahami agar ibadah haji nantinya dapat menghindari semua larangan agama.

Setiap jamaah wajib memahami ilmu manasik haji karena kesuksesan amal bergantung pada ilmu.

“Waktu sebelum Armuzna harus digunakan untuk memperdalam ilmu manasik, baik melalui membaca buku manasik maupun mengikuti majlis manasik di hotel masing-masing,” paparnya yang merupakan Anggota Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Dan Umrah [Kbhu] Al Azhar Aceh Utara.

Terakhir adalah menjaga ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Sebab, selama haji jamaah harus menjaga diri dalam ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, khususnya kata kotor (rofats), perbuatan kotor (fusuq), dan perkelahian atau debat (jidal).

“Jamaah dianjurkan mengisi rangkaian ibadah haji dengan banyak berdzikir dan selalu belajar manasik selama perjalanan. Selain itu, doa agar menjadi haji mabrur harus selalu diucapkan,” jelas Ketua Rabithah Alumni Dayah BUDI Lamno ini.

Abi Peurupok menerangkan, kegiatan bimbingan dan edukasi dari tim konsultan ibadah dan tim kesehatan sangat penting bagi jamaah haji Indonesia.

Respon positif dari jamaah menunjukkan bahwa bimbingan ini sangat membantu, terutama bagi mereka yang kadang lupa bagian-bagian tertentu dari manasik atau belum memahami manasik dengan baik.

Jamaah juga diingatkan untuk tidak melakukan selfie atau mengambil foto dan video di sekitar Kabah, serta menjaga kesehatan dengan minum air yang cukup,

membawa semprotan air untuk wajah, dan selalu membawa sandal atau sepatu beserta plastiknya sendiri saat keluar pemondokan, terutama saat ke Masjidil Haram. (Serambinews.com/ar)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved