Konflik Palestina vs Israel

Pasukan Israel dan Mesir Baku Tembak di Kawasan Rafah, Timur Tengah Terancam Perang Besar

Pasukan Israel terlibat baku tembak dengan tentara Mesir di perbatasan Rafah yang berdekatan dengan Mesir dan Jalur Gaza

Editor: Faisal Zamzami
Middle East Eye
Mesir Kerahkan Pasukan dan Belasan Tank Tempur ke Perbatasan Rafah, Timur Tengah Memanas. 

SERAMBINEWS.COM, KAIRO – Pasukan Israel terlibat baku tembak dengan tentara Mesir di perbatasan Rafah yang berdekatan dengan Mesir dan Jalur Gaza, imbas insiden ini seorang anggota pasukan keamanan Mesir dilaporkan tewas.

Belum diketahui secara pasti penyebab dari aksi baku tembak itu, namun lembaga penyiaran publik Israel mengatakan baku tembak terjadi karena pihak Mesir melepaskan tembakan terlebih dahulu dan tentara Israel bertindak untuk membela diri.

Sementara itu dua sumber keamanan Mesir menyebut penembakan pecah setelah seorang tentara Mesir yang ditempatkan di menara pengawas bereaksi ketika melihat sebuah kendaraan lapis baja yang membawa pasukan Israel melintasi garis perbatasan dekat perbatasan.

Saat itu tentara Israel terlihat mengejar dan membunuh beberapa warga Palestina.

Alasan ini yang membuat pasukan Mesir geram hingga mereka melepaskan tembakan ke Israel. Hingga memicu baku tembak antara kedua belah pihak dan berakhir pada tewasnya satu tentara Mesir sedangkan pasukan Israel mengalami luka-luka.

Baik pemerintah Tel Aviv maupun Kairo hingga kini masih bungkam terkait insiden pembakaran itu, akan tetapi melansir dari Anadolu saat ini Mesir mulai melakukan penyelidikan awal atas insiden penembakan yang telah meregang nyawa 1 prajurit Mesir.

“Angkatan bersenjata Mesir, dengan bantuan otoritas terkait, sedang melakukan penyelidikan atas insiden penembakan di wilayah perbatasan Rafah, yang menewaskan orang yang bertanggung jawab atas keamanan,” kata juru bicara militer Mesir, Kolonel Abdel-Hafez Gharib mengutip dari Anadolu.

"Kami memperingatkan agar tidak membahayakan keamanan dan keselamatan personel keamanan Mesir yang ditempatkan di perbatasan," imbuhnya.

Buntut baku tembak tersebut hubungan Mesir dan Israel kini saling bersitegang, terlebih belakangan ini Israel kerap menyalahkan Mesir karena telah membuat warga sipil Gaza kelaparan buntut penutupan Rafah sehingga bantuan kemanusiaan tak bisa masuk.

Perlu diketahui, Mesir dan Israel sempat terlibat 4 kali perang besar. Perang Yom Kippur pada tahun 1973 menjadi yang terakhir.


Tak lama dari konflik itu kedua negara sepakat menandatangani Perjanjian damai Camp David pada September 1978.

Pada perkembangannya, Mesir dan Israel menikmati hubungan yang damai, meski sejatinya mereka bisa dibilang tidak terlalu ‘bersahabat’. Terlebih, pada periode Arab Spring muncul kekhawatiran Israel tentang hubungannya dengan Kairo.

Keretakan hubungan Israel dan Mesir kembali memanas setelah Mesir PM Israel Benyamin Netanyahu mengutus pasukannya untuk melakukan operasi militer ke Rafah, kota perbatasan Mesir.

Tak sampai disitu, negara Zionis itu turut memerintahkan ratusan ribu warga Palestina untuk meninggalkan kota Rafah menuju wilayah perbatasan Rafah yang berada di dekat Mesir, untuk mempercepat migrasi tersebut Israel bahkan mengirim beberapa tank tempur.

Baca juga: VIDEO Perbatasan Rafah Memanas! 2 Tentara Mesir Tewas saat Baku Tembak dengan Tentara Israel

Mesir Kutuk Bombardir Israel terhadap Pengungsi di Rafah

Pemerintah Mesir mengutuk apa yang mereka sebut sebagai "bombardir yang disengaja oleh pasukan Israel terhadap tenda-tenda pengungsi" di wilayah Rafah, Jalur Gaza bagian selatan. Serangan terbaru militer Tel Aviv itu dilaporkan menewaskan sedikitnya 50 orang,

Seperti dilansir AFP, Senin (27/5/2024), Kementerian Luar Negeri Mesir merilis pernyataan yang isinya menyerukan Israel untuk "menerapkan tindakan yang diperintahkan oleh Mahkamah Internasional (ICJ) mengenai penghentian segera operasi militer" di Rafah.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengecam serangan udara Israel terhadap Rafah itu sebagai "pelanggaran baru yang mencolok terhadap ketentuan hukum kemanusiaan internasional".

 
Kairo juga menyatakan pihaknya menyesalkan "peristiwa tragis" itu, dan mengecam "penargetan warga sipil yang tidak berdaya" serta "kebijakan sistematis yang bertujuan memperluas cakupan kematian dan kehancuran di Jalur Gaza agar wilayah itu tidak bisa dihuni".

Sama seperti Mesir, Yordania juga menyatakan kecamannya terhadap Israel atas serangannya di area kemanusiaan di Rafah. Amman menuduh Tel Aviv telah melakukan "kejahatan perang yang berkelanjutan".

 
Dalam pernyataannya, otoritas Yordania menyebut bombardir Israel di Rafah "bertentangan dengan putusan Mahkamah Internasional dan merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional".

Laporan petugas medis Palestina menyebut serangan udara Israel itu menghantam area pengungsi di Rafah. Angkatan Bersenjata Israel (IDF) dalam pernyataan terpisah mengklaim pesawat-pesawat militernya menyerang "kompleks Hamas" yang menjadi tempat "para teroris Hamas beroperasi" di Rafah.

Namun Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikelola Hamas, melaporkan bahwa sedikitnya 50 orang tewas akibat serangan udara Israel di Rafah tersebut.

Kepresidenan Palestina dan Hamas menuduh Israel melakukan "pembantaian" degan menargetkan pusat untuk para pengungsi di dekat Rafah. Hamas menyebut serangan itu menghantam "area yang dipenuhi ratusan ribu pengungsi".

Disebutkan bahwa serangan udara Israel itu menghantam area Tel Al Sultan di Rafah bagian barat.

 Area tersebut diketahui menampung ribuan orang yang berlindung dan mengungsi dari perang, dengan kebanyakan melarikan diri dari area timur Rafah yang diserbu tank-tank Israel dua pekan lalu.

Sementara militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut pasukan Angkatan Udaranya menyerang kompleks Hamas dengan menggunakan "amunisi yang tepat sasaran" dan didasarkan pada "intelijen yang tepat".

Tel Aviv mengklaim serangannya itu menewaskan dua pejabat senior Hamas, yang mendalangi serangan-serangan mematikan terhadap warga Israel beberapa waktu lalu. Belum ada tanggapan Hamas soal klaim ini.

Dalam pernyataannya, militer Israel juga mengatakan pihaknya tidak mengetahui soal laporan warga sipil menjadi korban serangan tersebut, dan menyatakan laporan soal korban sipil itu "sedang ditinjau".

"Serangan itu dilancarkan terhadap sasaran yang sah berdasarkan hukum internasional, dengan menggunakan amunisi yang tepat sasaran dan berdasarkan intelijen yang tepat yang mengindikasikan penggunaan wilayah itu oleh Hamas," sebut militer Israel dalam pernyataannya.

"IDF mengetahui laporan yang menunjukkan bahwa akibat serangan dan tembakan yang terjadi, beberapa warga sipil di area itu terluka. Insiden ini sedang ditinjau," imbuh pernyataan tersebut.

Baca juga: Paslon Bupati Pidie Jaya Said Mulyadi-Saiful Anwar Paparkan Visi Misi di DPD Gerindra Aceh

Baca juga: BPN Pidie Keluarkan 2.049 Sertifikat Tanah Waqaf Secara Gratis

Baca juga: Garuda Masih Parah, Kemenag Sebut 2 Pekan Penerbangan untuk Pemberangkatan Jamaah Haji Sering Telat

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved