Berita Banda Aceh

Bertambah Delapan, UIN Ar-Raniry Kini Memiliki  45 Guru Besar, Rektor Targetkan 100 Lebih

Dengan dikukuhkannya delapan guru besar baru tersebut, UIN Ar-Raniry yang kini menjelang berusia 61 tahun telah memiliki 45 guru besar.

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Nur Nihayati
For Serambinews.com
Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr Mujiburrahman MAg menyalami Prof Dr Mihibbuthabary MAg, salah satu dari delapan guru besar baru di lingkungan UIN Ar-Raniry yang dikukuhkan pada Rabu (29/5/2024) oleh Inspektur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Dr H Faisal Ali Hasyim, di Auditorium Prof Ali Hasjmy Darussalam, Banda Aceh. Prof Muhibbuthabary sebelumnya pernah menjabat Wakil Rektor I UIN Ar-Raniry. 

Menurut putra Aceh kelahiran Pidie ini, guru besar memiliki peran penting dalam membimbing mahasiswa dan dosen muda.

"Sebagai teladan akademik, diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk berprestasi dan mengembangkan potensi diri dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman," kata alumnus SMA Negeri 3 Banda Aceh ini.

Dalam era globalisasi, kolaborasi dan jejaring sangatlah penting. Dr Faisal berharap guru besar mampu membangun dan mengembangkan jaringan kerja sama dengan berbagai pihak, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Ia juga mengingatkan bahwa perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang cepat menuntut para guru besar untuk selalu responsif dan adaptif.

"Kita harus peka terhadap isu-isu sosial dan mampu memberikan solusi yang berlandaskan nilai-nilai keislaman," tegasnya.

Sementara itu, Rektor UIN Ar-Raniry Prof Dr Mujiburrahman MAg menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaan atas pencapaian ini.

Menurutnya, pengukuhan Guru Besar UIN Ar-Raniry adalah momen berharga dan bersejarah bagi kita semua, khususnya bagi Saudara-Saudari yang dikukuhkan sebagai guru besar.

Rektor menegaskan bahwa pengukuhan guru besar adalah puncak dari perjalanan akademik yang panjang dan penuh dedikasi.

"Gelar ini tidak hanya menunjukkan prestasi akademik tertinggi, tetapi juga mengisyaratkan tanggung jawab besar untuk memajukan ilmu pengetahuan, mendidik generasi muda, dan mengabdi kepada masyarakat," lanjutnya.

Seorang guru besar di UIN Ar-Raniry, ulas Prof Mujib, dipandang sebagai pilar utama dalam pengembangan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan.

Mereka diharapkan menjadi sumber inspirasi dan teladan bagi mahasiswa dan kolega serta berperan penting dalam membentuk masa depan bangsa melalui pendidikan dan penelitian.

"Untuk mencapai gelar guru besar, Bapak dan Ibu telah melalui proses yang panjang dan penuh tantangan, melalui penelitian yang mendalam, publikasi ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat. Ini menunjukkan bahwa Bapak Ibu layak menyandang gelar guru besar dalam bidang keilmuan masing-masing di UIN Ar-Raniry Banda Aceh," ujar rektor.

Namun, rektor juga mengingatkan bahwa pengukuhan ini bukanlah akhir dari perjalanan akademik. Sebaliknya, ini adalah awal dari tanggung jawab yang lebih besar dalam menjaga dan meningkatkan mutu akademik di kampus.

"Sebagai guru besar, Bapak dan Ibu diharapkan terus berinovasi, berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, dan menjadi teladan bagi civitas akademika, khususnya bagi dosen muda di kampus ini," tegasnya.

Menurutnya, di tengah perkembangan teknologi yang pesat dan tantangan global yang semakin kompleks, UIN Ar-Raniry memerlukan figur guru besar yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki kemampuan adaptasi dan leadership yang kuat.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved