Dunia Kampus
Rektor UUI: Pemerintah Perlu Bekerja Sama dengan Organisasi Perempuan untuk Entaskan Kemiskinan
Saat ini dapat kita lihat banyak perempuan di Aceh yang ikut bekerja dan berkarier di berbagai bidang, baik sebagai pengusaha maupun pekerja kantoran.
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Untuk mengentaskan kemiskinan di Aceh, pemerintah perlu bekerja sama dengan berbagai unsur terutama organisasi perempuan selain dari unsur lainnya seperti kalangan akademisi, dunia usaha, masyarakat sipil, pelaku UMKM serta perwakilan kelompok lainnya.
Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI) sekaligus Ketua Umum DPD Perempuan Indonesia Maju (PIM) Aceh Prof Adjunct Dr Marniati M Kes mengatakan itu pada Seminar Internasional bertema Strategi Ketahanan Ekonomi Keluarga dalam Mengentaskan Kemiskinan di Provinsi Aceh yang digelar UUI dan PIM, Senin (3/6/2024) di Aula Perpustakaan Wilayah Aceh.
Marniati mengatakan perempuan memiliki peran besar dalam mengentaskan kemiskinan.
“Saat ini dapat kita lihat banyak perempuan di Aceh yang ikut bekerja dan berkarier di berbagai bidang, baik sebagai pengusaha maupun pekerja kantoran. Disadari atau tidak, itu adalah bentuk dari upaya mengentaskan kemiskinan,” kata Marniati.
Baca juga: Delapan Dosen UUI Menang Hibah Penelitian dan PKM Kemendikbudristek 2024
Oleh karena itu, menurut Marniati, pemerintah perlu ikut melibatkan organisasi perempuan sebagai salah satu langkah mengentaskan kemiskinan di Aceh.
Perempuan Indonesia Maju (PIM) yang diketuai Rektor UUI Prof Adjunct Dr Marniati M Kes adalah salah satu organisasi yang mendukung upaya dan program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan di Aceh.
Sebagaimana namanya, organisasi Perempuan Indonesia Maju (PIM) Aceh beranggotakan para perempuan dari berbagai latar profesi.
“Di PIM Aceh kita memiliki anggota yang semuanya merupakan perempuan-perempuan hebat di bidangnya. Ada yang akademisi, pengusaha, TNI, pegiat media sosial, dan berbagai profesi lainnya. Sehingga keragaman latar pendidikan dan pekerjaan ini dapat memberikan kontribusi dan pemikiran-pemikiran baru dalam hal pengentasan kemiskinan,” jelasnya.
Baca juga: Mantan Menteri Ekonomi Malaysia Berbagi Strategi Entaskan Kemiskinan di Seminar Internasional UUI
Marniati berharap, dengan adanya suara dan buah pikir dari kelompok perempuan dapat membantu percepatan penurunan angka kemiskinan di Aceh.
Karena itu, dia sebutkan perlu adanya dukungan dan kerja sama dari para pihak yang memiliki konsen yang sama dalam pengentasan kemiskinan, seperti organisasi wanita, universitas, lembaga riset, Kadin, NGO dan pihak lainnya yang berpotensi untuk membantu percepatan penurunan angka kemiskinan di Aceh.
“Salah satu outcome atas perwujudan prinsip-prinsip keterpaduan dan sinergitas kerja para multipihak adalah bahwa pemerintah membuka ruang bagi para pihak yang memiliki konsen yang sama dalam pengentasan kemiskinan, termasuk organisasi wanita, universitas, lembaga riset, Kadin, NGO dan pihak lainnya yang berpotensi untuk membantu percepatan penurunan angka kemiskinan di Aceh,” kata Marniati.
Disebutkan ada empat strategi penting untuk mengentaskan kemiskinan di Aceh yaitu melalui social protection (perlindungan sosial), poverty alleviation (pengentasan kemiskinan), community empowerment (pemberdayaan masyarakat), dan shared growth (pertumbuhan bersama).(*)
Mahasiswa Baru MPL USK Didorong Beri Kontribusi Nyata dalam Isu Lingkungan |
![]() |
---|
Tim Kedutaan Inggris Sambangi USK, Buka Peluang Anak Aceh Raih Beasiswa Chevening |
![]() |
---|
Bhoi Morica, Kue Inovasi Mahasiswa USK yang Menorehkan Prestasi di Korea Selatan |
![]() |
---|
UIN Ar-Raniry Kukuhkan 17 Guru Besar, Ini Nama dan Spesifikasi Keilmuannya |
![]() |
---|
STIH Al-Banna Lhokseumawe Lolos Program Nasional Pengembangan Pembelajaran 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.