Dunia Kampus

Dosen FP Unsam Dorong Penerapan Teknologi Hayati Bawang Merah di Kota Langsa

Tim dosen Fakultas Pertanian (FP) Universitas Samudra atau Unsam, melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat yang berfokus

Penulis: Zubir | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Foto Dosen Unsam
Dosen FP Unsam saat menyerahkan bantuan mesin kepada petani bawang di Gampong Buket Meutuah, Kecamatan Langsa Timur. 
Ringkasan Berita:
  • Penerapan teknologi hayati ini terbukti mampu meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman bawang merah dan menekan serangan organisme pengganggu tanaman.
  • Sehingga budidaya dapat berlangsung lebih efektif dan ramah lingkungan.
  • Selain mendampingi praktik budidaya, tim juga mendorong diversifikasi usaha melalui pembuatan produk olahan bawang merah. 
 

 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Zubir I Langsa

SERAMBINEWS.COM, KOTA LANGSA - Tim dosen Fakultas Pertanian (FP) Universitas Samudra atau Unsam, melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat yang berfokus pada peningkatan produktivitas dan penguatan ekonomi petani bawang merah.

Para dosen menerapkan teknologi hayati Trichoderma Harzianum terhadap peningkatan produktivitas bawang merah petani di Gampong Buket Meutuah, Kecamatan Langsa Timur.

Program ini dilaksanakan oleh tim Fakultas Pertanian Unsam yang terdiri Dr. Iwan Saputra, S.P., M.P, selaku ketua, serta Boy Riza Juanda, S.P., M.P., dan Dr. Kiagus M. Zain. B, S.Pt., M.Si. sebagai anggota. 

"Program ini didanai melalui skema Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi," sebut Ketua Tim, Dr. Iwan Saputra, Minggu (9/11/2025).

Menurut Dosen FP ini, penerapan teknologi hayati ini terbukti mampu meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman bawang merah dan menekan serangan organisme pengganggu tanaman.

Sehingga budidaya dapat berlangsung lebih efektif dan ramah lingkungan.

Selain mendampingi praktik budidaya, tim juga mendorong diversifikasi usaha melalui pembuatan produk olahan bawang merah. 

Petani kini mampu memproduksi Bawang Goreng yang dipasarkan dengan merek lokal Bawang Merah “Meutuah”. 

Untuk mendukung kegiatan tersebut, tim memberikan bantuan sarana produksi seperti peralatan penggorengan, alat peniris minyak, kemasan produk, dan timbangan digital. 

"Produk ini kini telah dipasarkan melalui toko lokal serta media daring," jelasnya.

Dr. Iwan Saputra menambahkan, program ini turut memberikan pelatihan manajemen usaha guna meningkatkan kapabilitas petani dalam menjalankan usaha secara berkelanjutan. 

Hasilnya menunjukkan peningkatan kesejahteraan petani serta mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.

Keberhasilan program ini diharapkan dapat direplikasi pada kelompok tani lainnya di wilayah Aceh demi mendorong pertanian yang lebih produktif, ramah lingkungan, dan berdaya saing.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved