Perang Gaza

Pilih Abstain, Rusia Cium Kelicikan AS dan Israel dalam Proposal Gencatan Senjata di DK PBB di Gaza

Seorang diplomat senior Israel tidak secara langsung menyebutkan resolusi yang disetujui DK PBB tersebut, dan mengatakan kepada dewan bahwa posisi Isr

Editor: Ansari Hasyim
AP/Seth Wenig/File
Duta Besar Rusia untuk PBB Rusia Vasily Nebenzya memberikan suara berbeda pendapat di Dewan Keamanan PBB tentang perang Ukraina pada 25 Februari 2022. 

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meloloskan pemungutan suara resolusi mengenai proposal AS untuk gencatan senjata permanen dan pembebasan sandera di Gaza pada hari Senin.

Resolusi tersebut diadopsi dengan 14 suara mendukung, nol menentang, dan satu abstain oleh Rusia.

Rancangan resolusi tersebut, yang diperoleh CNN pada hari Senin, menyatakan Dewan Keamanan: “Menyambut baik proposal gencatan senjata baru yang diumumkan pada tanggal 31 Mei, yang diterima Israel, menyerukan Hamas untuk juga menerimanya, dan mendesak kedua belah pihak untuk sepenuhnya menerapkan persyaratannya tanpa penundaan dan tanpa syarat”

Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan implementasi tanpa syarat dari kesepakatan yang disepakati.

Delegasi Amerika menekankan perlunya Israel dan Hamas untuk mematuhi ketentuan kesepakatan tanpa syarat apa pun, dan menganjurkan bahwa solusi yang dinegosiasikan adalah satu-satunya jalan menuju kemajuan.

Delegasi tersebut lebih lanjut menyatakan bahwa jika negosiasi diperpanjang lebih dari enam minggu, gencatan senjata akan tetap berlaku selama pembicaraan berlanjut.

AS menyoroti peran pentingnya dalam mendorong perdamaian melalui resolusi ini. Meskipun mendukung resolusi tersebut, Rusia abstain, mengkritik AS karena dianggap memiliki standar ganda.

Rusia berpendapat bahwa resolusi tersebut secara tidak langsung mengizinkan Israel untuk melanjutkan tindakannya di Gaza, merujuk pada veto AS di masa lalu terhadap resolusi untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB.

Resolusi tersebut menguraikan bahwa transisi ke fase kedua dan penghentian permusuhan secara permanen akan bergantung pada kesepakatan bersama.

Namun, itu memastikan bahwa gencatan senjata akan bertahan jika negosiasi melampaui periode enam minggu awal.

AS percaya bahwa Hamas tidak lagi menjadi ancaman militer bagi Israel dan bahwa diplomasi adalah rute terbaik untuk mengamankan pembebasan sandera Israel.

Langkah Dewan Keamanan ini menandai langkah signifikan menuju pencapaian perdamaian dan stabilitas jangka panjang di kawasan.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved