Info Haji
393 Jamaah Kloter Terakhir hingga Petugas Haji asal Aceh Terima Dana Baitul Asyi di Makkah
Pembagian dana waqaf Habib Bugak Asyi itu digelar pada Selasa (11/6/2024) di Lantai P, Luluat Al Mashaer Hotel, Makkah Almukaramah...
Penulis: Khalidin | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Khalidin Umar Barat dari Arab Saudi
SERAMBINEWS.COM, MAKKAH – Sebanyak 393 jamaah calon haji (JCH) asal Aceh kelompok terbang (Kloter) 12 asal Provinsi Aceh menerima dana Baitul Asyi atau Waqaf Habib Bugak Asyi.
Pembagian dana waqaf Habib Bugak Asyi itu digelar pada Selasa (11/6/2024) di Lantai P, Luluat Al Mashaer Hotel, Makkah Almukaramah.
Wartawan Serambi Indonesia/Tribun Network Khalidin Umar Barat selaku petugas Media Center Haji (MCH) 2024 dari Arab Saudi, melaporkan selain para jamaah, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2024 non kloter, KSA dan Tenaga Musiman alias Temus turut mendapat dana wakaf Baitul Asyi.
Jamaah kloter 12 sekaligus yang terakhir adalah gabungan dari lima kabupaten/kota yaitu Kota Subulussalam, Aceh Singkil, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya dan Simeulue.
Kloter terakhir jamaah calon haji Aceh tiba di Makkah Almukaramah, Senin (10/6/2024). Total jamaah termasuk petugas kloter Aceh sebanyak 4.850 orang.
Adapun besaran dana yang diterima masing-masing 1.500 riyal atau setara Rp 6.424.571 jika dikonversi dengan uang rupiah sesuai nilai tukar riyal ke rupiah.
“Untuk sementara nilainya Rp 1.500 riyal, jika ada perubahan nanti akan disesuaikan dengan jumlah jamaah serta anggaran yang disiapkan oleh nazir wakaf Baitul Asyi,” terang Sulaiman Muhammad Hasan Al-Majister Delegasi Gubernur Aceh dan penerjemah yang dikonfirmasi Nazir Wakaf Habib Bugak Baitul Asyi adalah DR Abdul Latief Balto dan DR Abdurrahman Al Arsyi.
Sementara mekanisme pembagian dana wakaf ini melalui dua meja. Satu meja untuk nomor urut 1-200 sedangkan meja kedua 201-393 sesuai jumlah jamaah haji per kloter sebanyak 393 orang.
Para jamaah wajib memperlihatkan kartu yang dibagikan di Asrama Haji Embarkasi Aceh untuk mengambil uang itu.
Selain itu, pengambilan dana wakaf tidak boleh diwakili pihak manapun terkecuali sang jamaah dalam keadaan sakit.
Bangga Jadi Orang Aceh
Habibuddin, salah seorang jamaah asal Kota Subulussalam Aceh kepada Serambi mengaku bangga menjadi orang Aceh.
Menurut Habibuddin, dana wakaf Habib Bugak menjadi salah satu keistimewaan bagi rakyat Aceh saat musim haji.
“Luar biasa menjadi orang Aceh, karena hanya orang Aceh yang mendapat dana wakaf saat musim haji, ini adalah keistimewaan bagi kami,” kata Habibuddin.
Habibuddin pun mengucapkan rasa terimakasih kepada keluarga besar almarhum Habib Bugak karena walau tak ada hubungan darah tapi dapat menikmati dana wakafnya.
Atas hal itu, mewakili jamaah Habibuddin mendoakan agar qakaf tersebut mengalir menjadi pahala jariyah bagi almarhum dan keluarganya.
Apresiasi Petugas Haji
Di sisi lain, Habibuddin mengapresiasi betapa hebatnya para petugas haji dalam melayani jamaah mulai dari tanah air hingga di Arab Saudi.
Menurut Habibuddin, pelayanan yang diberikan petugas sangat dirasakan jamaah tanpa membedakan orang.
Hal senada disampaikan Drs Salmaza MAP, Wakil Wali Kota Subulussalam periode 2019-2024 yang turut menjadi jamaah haji tahun 2024 bersama sang istri.
Salmaza mengakui betapa luar biasa pelayanan yang diberikan petugas haji. Salmaza menjelaskan mereka dilayani mulai dari daerah asal sebaik mungkin.
Pelayanan juga berlangsung di asrama haji hingga diantar ke pintu pesawat secara baik. Bahkan, kata Salmaza pelayanan yang diberikan tak ubahnya di hotel berbintang.
Sesampai di tanah suci juga jamaah dilayani para petugas dengan penuh ikhlas dan maksimal. Para jamaah lansia dan risti dibantu dengan berbagai sarana seperti kursi roda hingga digendong.
Dalam hal ini, Salmaza pun mengapresiasi kinerja Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Men. Pasalnya, di kepemimpinan Gusmen banyak gebrakan dan kebijakan untuk pelayanan terhadap para jamaah secara maksimal.
Salah satu contoh lanjut Salmaza adalah tagine haji ramah lansia di mana semua pelayanan terhadap lansia diberikan secara maksimal, mulai dari konsumsi, transportasi, petugas khusus lansia dan lainnya.
Demikian juga jamaah reguler lain dimana mulai tahun ini, konsumsi diberikan selama berada di tanah suci secara full.
“Sebagai jamaah, kami mengapresiasi Menteri Agama Bapak Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Men. Karena melalui tangan beliau penyelenggaraan ibadah haji menjadi sangat baik. Bahkan pelayanan mulai dari tanah air, dari kemenag kabupaten/kota kami dilayani secara prima,” tutur Salmaza.
Sekadar informasi, pada tahun 1224 Hijriah atau sekitar 1809 Masehi, tokoh Aceh Habib Abdurrahman bin Alwi atau biasa disebut Habib Bugak mewakafkan tanah miliknya yang ada di lingkungan Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi.
Di depan Mahkamah Syariah, Habib Bugak mengucapkan ikrar wakaf yang menyatakan tanah wakaf dan manfaatnya diberikan kepada jamaah haji asal Aceh atau warga Arab Saudi keturunan Aceh atau warga Aceh yang menjadi mukimin di Arab Saudi.
Ikrar wakaf yang dilakukan Habib Bugak Al Asyi dua abad yang lalu, hasilnya masih bisa dinikmati oleh jemaah haji asal Aceh sampai saat ini. Berawal dari inisiatif Habib Bugak bahkan sejak dia belum berangkat ke Tanah Suci.
Awal mula cerita ini terjadi pada tahun 1809-an. Habib Bugak yang saat itu masih berada di Aceh, sudah memiliki gagasan untuk mengumpulkan uang, guna membeli tanah di Mekah untuk diwakafkan kepada jemaah haji.
Saat itu Habib Bugak bersama dengan para saudagar Aceh membeli sebidang tanah di kawasan
antara bukit Marwa dan Masjidil Haram.
Berhubung terjadi perluasan Masjidil Haram tanah tersebut digusur mendapat ganti rugi tanah yang kini dibangun hotel di sekitaran Masjidil Haram yang hasilnya dibagi ke setiap jamaah haji asal Aceh.
Pembagian uang wakaf untuk jamaah haji Aceh ini rutin dilakukan setiap musim haji di Mekkah.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.