Stunting
Balita Stunting di Aceh Barat Capai 122 Orang
Hal tersebut diungkapkan Pj Bupati Aceh Barat, Drs Mahdi Efendi, Kamis (13/6/2024) pada rapat koordinasi tingkat kabupaten (Rembuk Stunting) di Aula C
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Sa'dul Bahri I Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Berdasarkan data terbaru dari Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) pada Bulan April 2024, jumlah balita stunting di Kabupaten Aceh Barat mencapai 122 orang.
Sehingga angka tersebut mengindikasikan perlunya perhatian khusus untuk meningkatkan upaya pencegahan.
Hal tersebut diungkapkan Pj Bupati Aceh Barat, Drs Mahdi Efendi, Kamis (13/6/2024) pada rapat koordinasi tingkat kabupaten (Rembuk Stunting) di Aula Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Aceh Barat, dalam upaya memperkuat langkah-langkah pencegahan dan penurunan prevalensi stunting di wilayah tersebut yang melibatkan semua pihak.
"Rapat koordinasi ini merupakan momentum penting untuk merancang langkah-langkah strategis dan rencana aksi ke depan guna menurunkan prevalensi stunting di Aceh Barat," kata Mahdi Efendi.
Baca juga: Orang tua Harus Paham! dr Boyke Tekankan Pentingnya MPASI untuk Anak, Rawan Cegah Stunting?
Dikatakannya, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat juga telah mencanang kick off gerakan intervensi serentak pencegahan stunting, sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 dan surat edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
“Gerakan ini akan difokuskan pada ibu hamil, balita, dan calon pengantin untuk mengoptimalkan manajemen penanganan stunting,” sebutnya.
Selain itu, langkah-langkah strategis lainnya termasuk mendorong Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong bersama jajaran SKPK terkait serta para camat untuk mengarahkan penggunaan dana desa guna pencegahan dan penurunan stunting, dengan merujuk pada Peraturan Menteri Desa Nomor 13 Tahun 2023 tentang Petunjuk Operasional Fokus Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.
Dengan adanya rapat koordinasi ini, diharapkan upaya bersama dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah dapat memberikan dampak positif dalam mengurangi angka stunting di Aceh Barat.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Aceh Barat, Abdullah SS mengatakan bahwa stunting telah menjadi permasalahan kesehatan nasional yang mendesak untuk segera ditangani.
Menurutnya, stunting yang merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat gizi buruk, memiliki dampak yang sangat luas dan permanen terhadap perkembangan jaringan otak, yang pada akhirnya berpengaruh pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Jelaskan, hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,5 persen. Di Provinsi Aceh, angka ini lebih tinggi, dengan Aceh Barat mencatatkan angka yang mengkhawatirkan sebesar 33,4 persen.
Data SKI menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, di mana pada 2021 Aceh Barat mencatatkan 27,4 persen dan meningkat menjadi 30,4 persen pada tahun 2022, kemudian mencapai 33,4 persen pada tahun 2023.
Kata Abdullah, guna mengatasi masalah ini, perlu dilakukan rembuk stunting yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah kabupaten, organisasi perangkat daerah, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat. Salah satu hasil utama dari kegiatan ini adalah komitmen bersama untuk menurunkan angka stunting.(*)
Pijay Peringkat III Penanganan Stunting Tingkat Provinsi |
![]() |
---|
Program Peningkatan Penanganan Gizi untuk Stunting Aceh Besar Dimulai |
![]() |
---|
Pijay Masuk dalam Enam Kabupate/Kota yang Mampu Tangani Stunting hingga 100 persen |
![]() |
---|
Aceh Selatan Raih 5 Terbaik Se-Aceh dalam Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023 |
![]() |
---|
Aceh Barat Canangkan Aksi Sejuta Telur, Upaya Tangani Stunting |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.