Perang Gaza

Eks Kepala Intelijen Israel Lebih Percaya pada Pemimpin Hizbullah Dibandingkan Netanyahu

Pemimpin Partai Buruh Yair Golan menyarankan bahwa satu-satunya cara untuk mencapai gencatan senjata di wilayah utara adalah dengan menghentikan perte

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/Flash90
Mantan direktur Mossad Tamir Pardo berbicara di Konferensi Herzliya, pada 22 Mei 2023. 

Namun menurut penulis, Netanyahu juga memilih konflik yang dekat dengan negaranya dan lebih jauh lagi, mengingat bahwa perdana menteri Israel baru-baru ini membubarkan Kabinet Perang , yang terdiri dari sekelompok kecil pejabat, termasuk saingan politik yang lebih moderat dibentuk sebagai kesatuan untuk mengelola agresi di Gaza menyusul Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilakukan Perlawanan Palestina pada 7 Oktober 2023.

Ketidaksepakatan mengenai cara Netanyahu menangani perang dan sikapnya yang menenangkan kelompok sayap kanan Israel telah membuat tujuan kabinet perang menjadi .

Dia menambahkan bahwa perdana menteri telah bentrok dengan jenderal-jenderal Israel, dan semakin banyak perselisihan publik yang muncul di kalangan pemimpin senior.

Tharoor beralih ke bentrokan Netanyahu dengan Presiden AS Joe Biden, yang ia serang awal pekan ini karena  dilaporkan menahan senjata dari Israel dan menggagalkan tujuannya untuk sepenuhnya mengalahkan Hamas.

Penulis menganggap bahwa kritik Netanyahu terhadap Gedung Putih, yang mengabaikan dukungan substansial yang diberikan pemerintahan Biden kepada Israel, tampaknya diperhitungkan untuk menjilat basis sayap kanannya dan mendukung lawan-lawan Biden dari Partai Republik.

Dia mengutip mantan utusan AS untuk Israel, Martin Indyk yang mengatakan bahwa Israel berperang di empat front: Gaza, Yaman, Lebanon, dan Iran.

“Apa yang dilakukan Netanyahu? Menyerang Amerika Serikat berdasarkan kebohongan yang dia buat!”

“Netanyahu, seorang politikus cerdik dan perdana menteri Israel yang paling lama menjabat, sedang memanfaatkan upaya yang semakin putus asa untuk mempertahankan kekuasaan,” sang penulis berpendapat dalam analisisnya, menambahkan bahwa kemarahan internal atas keengganannya untuk melakukan gencatan senjata kesepakatan yang akan mengarah pada pembebasan sisa tawanan Israel telah memicu protes baru minggu ini dan menyerukan pengunduran dirinya dan pemilihan umum baru.

Tharoor mengutip jajak pendapat baru yang dilakukan oleh Pew Research Center, yang menemukan bahwa tingkat dukungan terhadap Menteri Keamanan Israel Yoav Gallant di kalangan warga Israel jauh lebih tinggi dibandingkan Netanyahu.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved