Berita Aceh Timur

Masyarakat Sekitar Terancam Abrasi Sungai Arakundo di Aceh Timur Semakin Parah

Kikisan air sungai Arakundo di perbatasan Desa Blang Gleum dengan Desa Blang Nie di Kecamatan Simpang Ulim menyebabkan kepanikan di kalangan warga.

Penulis: Maulidi Alfata | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/Maulidi Alfata
Pinggiran sungai Arakundo yang terus terkikis, Sabtu (22/6/2024). 

Laporan Maulidi Alfata | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Warga di sekitar Desa Blang Gleum, Kecamatan Julok, Aceh Timur, menghadapi ancaman serius. Abrasi sungai Arakundo semakin meluas, dan beberapa desa yang berada di aliran sungai terancam, Sabtu (22/6/2024). 

Ancaman Meluasnya Abrasi Sungai Arakundo, yang membelah wilayah ini, telah mengalami abrasi selama bertahun-tahun. Namun, situasinya semakin memburuk hingga tahun 2024.

Kikisan air sungai Arakundo di perbatasan Desa Blang Gleum dengan Desa Blang Nie di Kecamatan Simpang Ulim menyebabkan kepanikan di kalangan warga.

Mereka menyaksikan tanah mereka tergerus oleh aliran sungai yang semakin parah setiap harinya.

Keuchik Blang Gleum, Abdurrahman, mengungkapkan bahwa abrasi ini bukanlah masalah baru. Sejak tahun 2000-an, sungai ini telah menggerus tanah dan mengancam pemukiman warga.

Baca juga: Bangun Tidur, Pria Syok Kelaminnya Berubah Jadi Perempuan, Ternyata Dioperasi Teman Diam-diam

Baca juga: Setelah 72 Jam tanpa Listrik, Israel tak Mungkin Dapat Ditinggal Lagi, Warga Dilanda Kepanikan

"Sayangnya, pemerintah belum mengambil tindakan yang memadai untuk mengatasi masalah ini," ujarnya.

Abrasi tersebut menjadi acaman bagi penduduk yang berdekatan dengan sungai, Blang Gleum, Paya Pasi, dan wilayah sekitarnya berada dalam bahaya.

Jika tanggul tidak segera diperbaiki, mereka mungkin akan menghadapi nasib yang tragis jika tanggul jebol saat banjir datang.


"Kita mengingatkan bahwa keberadaan Gampong dan kecamatan ini terancam. Luapan air sungai Arakundo dapat mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat setempat," tuturnya.


Warga berharap pemerintah segera turun tangan. Nyawa masyarakat tidak boleh terancam oleh bencana alam seperti banjir dan abrasi sungai.

"Semoga tindakan yang cepat dan efektif dapat mengatasi masalah ini dan melindungi masyarakat di sekitar sungai Arakundo," jelas Abdurrahman.

Baca juga: Dibintangi Vino G Bastian & Angga Yunanda, Sinopsis My Annoying Brother yang Diadaptasi dari Drakor

Untuk diketahui Abrasi adalah proses pengikisan daerah pantai yang disebabkan oleh tenaga gelombang air laut dan pasang surut air laut.

Terdapat dua faktor utama yang memicu abrasi yakni faktor alam dan manusia.

Faktor alam terdiri dari, angin dan gelombang yang bertiup di atas lautan menciptakan gelombang dan arus laut. Kekuatan gelombang ini mengikis daerah pantai seiring waktu.

Pasang surut air laut juga berkontribusi pada abrasi. Gelombang yang tiba di pantai dapat menggetarkan tanah atau batuan, yang akhirnya terlepas dari daratan.

Faktor manusia meliputi, Aktivitas penambangan pasir sangat berperan dalam abrasi pantai. Terkurasnya pasir laut memengaruhi kecepatan dan arah arus laut yang menghantam pantai.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved