Berita Banda Aceh

Ketum PBNU Gus Yahya Sebut Aceh Harus Jadi 'Serambi Indonesia', Tak Hanya Sebagai 'Serambi Mekkah'

Ia menyebut Indonesia akan menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks, dimana ekonomi mulai bergeser dan akan segera dikuasai oleh negara-nega

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
Dok. Lembaga Infokom dan Publikasi PBNU
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menghadiri agenda silaturrahmi bersama Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) di Banda Aceh, Minggu (30/6/2024). (Dok. Lembaga Infokom dan Publikasi PBNU) 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyebut Aceh berpotensi menjadi Serambi Indonesia yang memiliki pengaruh penting dalam perekonomian di Tanah Air.

Hal itu diungkapkan Gus Yahya dalam pertemuan silaturrahmi bersama Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), di Banda Aceh, Minggu (30/6/2024).

Dalam pertemuan itu, Gus Yahya membahas mengenai tantangan ekonomi global yang akan dihadapi Indonesia.

Ia menyebut Indonesia akan menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks, dimana ekonomi mulai bergeser dan akan segera dikuasai oleh negara-negara yang berada di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

“Ekonomi nanti akan dirajai Samudra Pasifik dan Hindia. Karena nanti kita lihat frekuensi ekonomi segera meningkat, mulai Afrika, Timur Tengah, Indonesia dan sebagainya masuknya melalui Samudra Pasifik dan Hindia,” ujarnya.

Menurut Gus Yahya, masa depan ekonomi global masa depan berada di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Ia lantas menceritakan pengalamannya pada 2016, dimana saat itu ia menjadi satu-satunya tokoh organisasi masyarakat (ormas) yang diundang menjadi bagian dari komite Indo Pasifik di Inggris.

Baca juga: Ketum PBNU dan PB-HUDA Akan Isi Seminar Kebangsaan "Mencari Pemimpin Ideal Untuk Aceh"

Pada saat itu, ceritanya, dinamika strategis Samudra Hindia dan Pasifik termasuk lalu lintas ekonomi, sudah mulai dibicarakan dengan serius oleh para diplomat senior yang ada di komite itu.

“Samudra Pasifik, ada persentuhan Filipina, Papua dan sebagainya. Tapi Samudra Hindia, kita tahu yang ada di garis paling depan adalah Aceh,” kata Gus Yahya.

Menurutnya, letak srategis Aceh yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia ini bisa menjadikan daerah ini sebagai benteng sekaligus pintu utama ekonomi Indonesia.

Gus Yahya juga sempat menyinggung letak Aceh yang strategis ini pernah membuat Presiden ke-4 Indonesia, Abdurahman Wahid (Gus Dur) sangat ngotot untuk membangun pelabuhan terbuka di Sabang, Aceh.

Sehingga, menurutnya Aceh harus bisa menjadi dan berperan sebagai Serambi Indonesia, tak hanya sebagai Serambi Mekkah sebagaimana telah dikenal selama ini.

"Kenapa Serambi Indonesia? Karena Aceh berada di garis paling depan dan menjadi benteng sekaligus pintu utama ekonomi Indonesia," terang Gus Yahya.

“Kalau sekarang dikenal sebagai serambi Mekah. Kita harus berjuang supaya Aceh sungguh berfungsi sebagai serambi Indonesia,” tambahnya.

Baca juga: PBNU Ajak Umat Islam Patuhi Aturan Berhaji yang Diterapkan Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi

Oleh karena itu, dalam kunjungannya ke Aceh, Gus Yahya juga sempat membahas hal ini ke Penjabat (PJ) Gubernur Aceh agar bisa mengupayakan menjadikan Aceh sebagai serambinya Indonesia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved