Berita Sabang

Sadar Bahaya Kantong Plastik, Pedagang di Kota Sabang Mulai Gunakan Kotak Bekas

“Plastik di samping mahal, untuk meleburkannya juga sulit karena kebiasaan kita selesai pakai plastik langsung dibuang," urai Erna.

Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Salah satu pemilik toko grosir di Sabang melayani pembeli. 

Laporan Aulia Prasetya | Sabang

SERAMBINEWS.COM, SABANG - Dalam upaya menekan penggunaan kantong plastik, pedagang atau penjual yang ada di Kota Sabang mulai menggantinya dengan wadah lain. Namun begitu, sebagian besar masih tetap menggunakan kantong plastik dengan alasan lebih praktis.

Salah satu pemilik toko grosir di Jalan Perdagangan, Kota Sabang, Hj Erna menjelaskan, sejak setahun terakhir pihaknya melakukan transaksi jual beli lebih didominasi dengan pemakaian kotak bekas.

Hal ini didasari, selain harga lebih minim dan kesadaran untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.

“Sudah harganya yang agak mahal, jadi keuntungan kita sudah terbagi ke plastik karena saya juga orang grosiran. maka barang-barang banyak terpakai dengan kotak, seperti yang belanja untuk kios kecil itu kita pakai kotak, jika dijual pun hanya Rp 500/kg,” terangnya.

“Plastik di samping mahal, untuk meleburkannya juga sulit karena kebiasaan kita selesai pakai plastik langsung dibuang, jadi lebih baik saya gunakan kotak,” ujar Erna, Rabu (3/7/2024).

Erna menyarankan, agar Pemko Sabang turut aktif untuk memberi pemahaman kepada masyarakat akan bahayanya penggunaan plastik.

Ia pun mencontohkan, seperti negara Malaysia, yang saat ini sudah menerapkan pembatasan penggunaan kantong plastik dihari-hari tertentu.

Sementara itu, Kepala DLHK Kota Sabang, Faisal, ST, MTP melalui Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Kebersihan dan Pertamanan, Muhammad Hendrik Friasayani, ST, MT mengatakan, sejak Januari hingga Juni 2024, pihaknya telah membersihkan sebanyak 10 ton sampah plastik, baik dari sampah rumah tangga, sampah laut, dan seluruh lokasi wisata di Kota Sabang.

Dia menambahkan, sampah plastik sulit terurai sehingga dapat menyebabkan pencemaran, baik di tanah, air, maupun udara karena sampah tidak bisa diurai.

“Jadi dari 10 ton yang kita kumpulkan paling banyak di laut, pinggir-pinggir jalan seperti dari pusat kota ke lokasi wisata Anoi Itam dan pusat kota ke KM 0,” bebernya.

“Daerah kepulauan seperti Sabang ini sangat rentan terjadi kerusakan lingkungan, jadi jangan sampai sampah di Sabang ini dapat merusak lingkungan,” kata Hendrik.

Pihaknya juga akan terus melakukan berbagai upaya untuk mengurangi penggunaan plastik di Sabang.

Di antaranya, melalui sosialisasi serta pada bulan Juli ini, DLHK Sabang akan menjalankan Program Gampong Bank Sampah bagi 6 desa wisata dengan melakukan pemilahan sampah.

Program ini dijalankan untuk meminimalisir sampah non-organik, dan memanfaatkannya menjadi produk berguna seperti kerajinan tangan yang bernilai jual.

Bertepatan dengan momentum Hari Bebas Sampah Plastik sedunia pada 3 Juli 2024 ini, ia berharap seluruh masyarakat Sabang dapat mengurangi penggunaan sampah kantong plastik untuk berbagai keperluan.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved