DERAP NUSANTARA

Indonesia dan Dunia Berkolaborasi Atasi Krisis Iklim

“Indonesia menempatkan upaya memerangi perubahan iklim dan dampaknya sebagai prioritas utama dalam agenda pembangunan,”

Editor: IKL
ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/rwa
Warga menggembala kambing di dasar Waduk Botok yang mengering di desa Mojodoyong, Kedawung, Sragen, Jawa Tengah, Rabu (30/8/2023). Kondisi waduk tersebut mulai mengering akibat musim kemarau dan mengancam sekitar 2.488 hektare sawah pertanian di 13 desa yang menjadi daerah irigasi Waduk Botok. 

Oleh karenanya, Indonesia, ADB, dan negara-negara lain memberikan kontribusi untuk menambah dana pembangunan Asia atau Asian Development Fund (ADF) 14.

Dana tersebut utamanya akan digunakan untuk mengintensifkan upaya dalam mengatasi krisis iklim, mengentaskan kemiskinan, dan mendorong pembangunan sosio-ekonomi yang inklusif.

Kesepakatan penambahan dana tersebut tercapai dalam Pertemuan Tahunan Ke-57 ADB di Tbilisi, Georgia, dengan nominal sebesar 5 miliar dolar AS.

Selain Indonesia, negara donor lain yang andil dalam peningkatan dana ADF 14 meliputi Armenia, Australia, Austria, Kanada, Denmark, Finlandia, Perancis, Georgia, Jerman, Hong Kong di Tiongkok, India, Irlandia, Italia, Jepang, Luksemburg, Malaysia, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Republik Rakyat Tiongkok, Filipina, Portugal, Republik Korea, Spanyol, Swedia, Swiss, Taipei di Tiongkok, Turki, Britania Raya, dan Amerika Serikat.

Menurut Presiden ADB Masatsugu Asakawa, ADF 14 berfokus pada adaptasi perubahan iklim, pengurangan risiko bencana, peningkatan kesetaraan gender, dan mendorong kerja sama dan integrasi regional.

ADF 14 mengedepankan bantuan khusus terhadap negara-negara berkembang kepulauan kecil yang sangat rentan terutama terhadap perubahan iklim, dan ke negara-negara yang berada dalam situasi rentan dan terkena dampak konflik.

Dibentuk pada 1974, ADF didedikasikan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup di negara-negara termiskin dan paling rentan di Asia dan Pasifik.

Dana tersebut juga digunakan untuk mengatasi tantangan pembangunan guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Dengan demikian, ADF mencerminkan komitmen kolektif ADB dan donor terhadap masa depan yang berkelanjutan.

Dukungan dari para donor tentunya menumbuhkan semangat kerja sama internasional yang sangat penting di saat krisis global.

Kolaborasi Indonesia, ADB, dan para donor lain juga meningkatkan kapasitas kolektif dalam menghadapi tantangan yang tidak dapat diatasi sendirian oleh satu negara pun.

Kerja sama tersebut juga diharapkan dapat membangun kawasan Asia dan Pasifik menjadi wilayah yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan pada 2023, ADB memberikan komitmen pendanaan iklim sebesar 9,8 miliar dolar AS, meningkat dari 6,7 miliar dolar AS pada 2022 dan termasuk 1 miliar dolar AS dalam pendanaan iklim non pemerintah.

ADB melakukan investasi iklim yang signifikan di sektor-sektor penting seperti transportasi sebesar 2,5 miliar dolar AS, pertanian sebesar 1,8 miliar dolar AS, dan energi sebesar 1,9 miliar dolar AS.

Untuk mendorong tindakan menuju planet yang lebih bersih, ADB mengumumkan bantuan teknis baru untuk Kemitraan Transisi Energi yang Adil (Just Energy Tran sition Partnership), yang dibentuk untuk memandu masyarakat Indonesia beralih meninggalkan bahan bakar fosil.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved