Breaking News

Bulan Muharram

Khutbah Terkait Bulan Muharram 1446 H: Memaknai Puasa di Bulan Muharram

Adapun beberapa syarat berlaku dalam pelaksanaan salat Jumat, di antaranya adalah melangsungkan Khutbah sebagai rukun

Editor: Nur Nihayati
(Tarbiyah.net)
Ilustrasi bulan Muharram (Tarbiyah.net) 

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu (lauhul mahfudz). Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram." (QS At-Taubah: 36)

Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam Tafsir Al-Fakhrur Razi menjelaskan bahwa perbuatan maksiat di bulan haram lebih dahsyat siksanya. Begitu pula ketaatan kepada Allah lebih banyak pahalanya. Beliau menyatakan:

وَمَعْنَى الْحَرَمِ: أَنّ الْمَعْصِيَةَ فِيْهَا أَشَدُّ عِقَاباً ، وَالطَّاعَةُ فِيْهَا أَكْثَرُ ثَوَاباً

"Maksud dari bulan haram adalah sesungguhnya kemaksiatan di bulan-bulan itu memperoleh siksa yang lebih berat dan ketaatan di bulan-bulan tersebut akan mendapat pahala yang lebih banyak."

Jamaah shalat Jumat hafidzakumullah,

Di bulan Muharram ini kita disunnahkan untuk mengerjakan beberapa amal kebaikan, salah satu amalan yang baik adalah memberikan kelapangan dan kebahagiaan pada keluarga di hari Asyura. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrani dalam Mu'jam Al-Kabir, juz 10 halaman 77:

مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ لَمْ يَزَلْ فِي سَعَةٍ سَائِرَ سَنَتِهِ

"Barangsiapa yang melapangkan keluarganya di hari Asyura, maka ia selalu dalam kelapangan di tahun tersebut" (HR Ath-Thabrani).

Maksudnya di hari Asyura kita dianjurkan untuk bersedekah dengan harta halal pada keluarga dengan mencukupi segala kebutuhannya, sehingga dapat membuat hati seluruh anggota keluarga menjadi tenang dan bahagia.

Selain itu, di bulan Muharram ini kita disunnahkan untuk berpuasa di hari Asyura. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ، فَوَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ؟ فَقَالُوا: هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْهَرَ اللهُ فِيهِ مُوسَى، وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ، فَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَأَمَرَ بِصَوْمِهِ»

Dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata: Rasulullah SAW hadir di kota Madinah, kemudian beliau menjumpai orang Yahudi berpuasa di bulan Asyura, kemudian mereka ditanya tentang puasanya tersebut, mereka menjawab: hari ini adalah hari dimana Allah SWT memberikan kemenangan kepada Nabi Musa AS dan Bani Israil atas Fir'aun, maka kami berpuasa untuk menghormati Nabi Musa. Kemudian Nabi bersabda: Kami (umat Islam) lebih utama dengan Nabi Musa dibanding dengan kalian, Kemudian Nabi Muhammad memerintahkan untuk berpuasa di hari Asyura.

Di hari Asyura ini segenap umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan puasa. Bahkan Nabi juga memberikan penjelasan tentang keutamaan bagi orang yang berpuasa di hari Asyura. Sebagaimana hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Majah, Juz 1 halaman 553:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ»

Berpuasa di hari Asyura, sesungguhnya saya mengira bahwa Allah akan menghapus kesalahan di tahun yang telah lalu (HR Ibnu Majah).

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved