Perang Gaza

Israel Kewalahan Hadapi Taktik Perang Gerilya Pejuang Hamas, 50 Persen Terowongan Masih Utuh

Israel sepenuhnya sadar bahwa mereka tidak akan bisa menghilangkan gagasan perlawanan. Bahkan jika hal ini membunuh setiap pejuang Palestina, warga

|
Editor: Ansari Hasyim
MOHAMMED SABRE/AFP
Pejuang Palestina dari Brigade Ezzeddine al-Qassam, sayap militer kelompok Islam Hamas, membawa bom (kanan) saat mereka berjalan bersenjata di sepanjang jalan di Beit Hanun di Jalur Gaza utara. Video yang memperlihatkan komandan Brigade Al-Qassam tengah berjalan dibocorkan media Israel. Padahal Zionis mengklaim sudah buat cacat. 

SERAMBINEWS.COM - Israel mengklaim mereka telah berhasil menghancurkan lebih dari 50 persen kemampuan militer Hamas, selain membunuh puluhan ribu pejuang Palestina.

Namun perlawanan bersenjata Palestina di Gaza, yang mencakup Brigade Al-Qassem Hamas dan faksi bersenjata lainnya, masih bertahan di lapangan. 

Pakar militer dari Gaza, yang memilih untuk tidak mengungkapkan nama mereka demi alasan keamanan, mencatat hal tersebut meskipun tidak ada analis yang menyangkal bahwa Israel telah mampu mengebom puluhan dan mungkin ratusan situs militer yang berisi puluhan ribu roket dan amunisi yang digunakan oleh kelompok bersenjata dan menimbulkan kerusakan besar pada warga sipil di Gaza, Israel belum menghilangkan tekad dan kemampuan kelompok bersenjata Palestina di semua spektrum politik.

"Israel sepenuhnya sadar bahwa mereka tidak akan bisa menghilangkan gagasan perlawanan. Bahkan jika hal ini membunuh setiap pejuang Palestina, warga Palestina akan kembali menjadi sukarelawan untuk meresponsnya Kejahatan Israel," salah seorang ahli berkata.

Baca juga: VIDEO Tentara IDF Kocar-kacir Dihujani Peluru Hamas, Sniper Top IDF Ditembak

Di negara-negara besar, seorang ahli lain mencatat, jika tentara kehilangan sepertiga dari kemampuan militernya, itu akan menyatakan menyerah, bukan karena pengecut, tetapi untuk mempertahankan kemampuan militernya untuk kemungkinan konfrontasi di masa depan.

Tapi, perlawanan Palestina tidak menghadapi pertempuran serupa. Mereka mengirimkan pesan kepada Israel bahwa mereka tidak akan pernah bisa menghilangkan gagasan perlawanan."

50 persen terowongan masih efektif

Menurut tentara Israel, sekitar 50 persen terowongan di Jalur Gaza masih efektif, yang membuat pejuang Palestina mampu meluncurkan serangan di dekat perbatasan antara Gaza dan Israel dan mungkin bisa menyeberanginya.

Perkiraan tentara, yang banyak dilaporkan oleh media Israel, mencatat, "Kondisi terowongan di kamp-kamp di Jalur Gaza tengah memungkinkan Hamas untuk melakukan serangan di atas dan di bawah tanah."

Untuk membuat keadaan menjadi lebih buruk bagi tentara Israel, Channel 13 Israel melaporkan bahwa Hamas diduga telah memulihkan beberapa terowongan di Khan Younis dan pabrik beton yang memproduksi bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membangun terowongan.

Menurut klaim Israel, terowongan Hamas masih dalam kondisi baik di kamp-kamp pusat, sebagian besar kota Rafah, dan lingkungan Shujaiya.

Lebih lanjut, Abu Obeida, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Minggu bahwa perlawanan telah berhasil merekrut ribuan pejuang lagi dan masih memiliki inisiatif dan kejutan di lapangan.

Abu Obeida mengklaim setidaknya 24 brigade masih beroperasi dan menimbulkan kerugian besar pada pendudukan Israel.

Perang gerilya dianggap sebagai salah satu taktik militer terpenting yang dikuasai perlawanan Palestina dan semakin hadir dalam perang saat ini.

Bentuk peperangan ini bergantung pada taktik tabrak lari, menyiapkan penyergapan dan menggunakan penembak jitu, dan pada dasarnya sebisa mungkin menghindari konfrontasi tatap muka dengan tentara Israel, sekaligus meningkatkan jumlah korban. 

Sumber-sumber militer yang dekat dengan perlawanan mengatakan bahwa Hamas mengandalkan terowongan, pejuang, dan persediaan senjatanya untuk memuji kekuatan perang gerilya

Sumber tersebut lebih lanjut menjelaskan bahwa Hamas mengizinkan faksi Palestina lainnya menggunakan amunisi dan terowongannya untuk tujuan ofensif terhadap tentara Israel.

Serangan-serangan yang dilakukan Hamas ini biasanya dilakukan oleh sel yang hanya terdiri dari dua hingga lima orang.

Sumber-sumber militer lebih lanjut mencatat bahwa para pejuang Palestina menyerang lebih agresif, menembakkan lebih banyak senjata anti-tank ke tentara Israel yang sering berlindung di rumah-rumah yang hancur dan di kendaraan tentara Israel setiap hari.

Dan akhir-akhir ini, para pejuang Palestina terpaksa menanam alat peledak di daerah-daerah yang kemungkinan besar akan dimasuki tank-tank Israel, terutama di lokasi-lokasi yang sebelumnya diserang oleh pasukan Israel.

Sumber-sumber militer di Gaza mengatakan bahwa pejuang Palestina mampu merebut kembali banyak sisa-sisa wilayah tersebut amunisi tentara pendudukan, seperti ranjau dan rudal yang tidak meledak, mendaur ulangnya untuk digunakan melawan tentara Israel.

Meskipun Hamas mampu menembakkan lebih dari 10.000 roket sekaligus ke kota-kota Israel di sebelah Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober, jumlah rudal yang ditembakkan dari daerah kantong pantai tersebut semakin berkurang sejak saat itu.

Menurut TNA's menghitung, tidak ada roket diluncurkan dari Jalur Gaza selama Februari, Maret dan April.

Namun, yang Jihad Islam Palestina'Brigade Al-Quds mampu meluncurkan puluhan roket bulan terakhir ini.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved