Perang Gaza

Mesir Tolak Penggunaan Penyeberangan Rafah untuk Memperketat Pengepungan Gaza

Pada tanggal 7 Mei, tentara Israel mengambil kendali atas penyeberangan Rafah, yang menghubungkan Gaza dan Mesir, menyusul pengumuman Tel Aviv mengena

Editor: Ansari Hasyim
Pasukan Pertahanan Israel
Pasukan IDF di perbatasan Rafah sisi Gaza pada 7 Mei 2024 (Pasukan Pertahanan Israel) 

SERAMBINEWS.COM - Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menolak penggunaan penyeberangan Rafah oleh Israel sebagai alat untuk memperketat pengepungan terhadap rakyat Palestina di Gaza.

Hal itu dikatakan al-Sisi saat konferensi pers di Kairo dengan timpalannya dari Serbia Aleksandar Vucic, menurut kantor Berita Anadolu.

Dia menekankan seruan Mesir untuk gencatan senjata yang segera dan menyeluruh dalam waktu secepatnya dan penolakan tegas Mesir terhadap segala bentuk pengungsian serta segala upaya untuk melikuidasi perjuangan Palestina.

Pada tanggal 7 Mei, tentara Israel mengambil kendali atas penyeberangan Rafah, yang menghubungkan Gaza dan Mesir, menyusul pengumuman Tel Aviv mengenai operasi militer di Rafah, meskipun ada peringatan internasional mengenai konsekuensinya.

Baca juga: Al-Qassam Gali Terowongan dan Tanam Ranjau di Rafah, Bikin Tank Merkava Hancur hingga Tewaskan IDF

Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk, dengan terhambatnya bantuan, penangguhan transfer medis ke luar negeri, dan penutupan sebagian besar rumah sakit.

Sisi juga menyoroti perlunya menghentikan serangan Israel terhadap warga sipil dan tindakan kekerasan yang dilakukan pemukim ilegal di Tepi Barat.

Selain itu, Mesir mengutuk pemboman Israel di kawasan padat penduduk Al-Mawasi di Gaza selatan.

Setidaknya 90 warga Palestina tewas dan 289 lainnya luka-luka pada hari Sabtu ketika pasukan pendudukan Israel menargetkan tenda-tenda pengungsi di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, sebuah wilayah yang sebelumnya ditetapkan sebagai wilayah ‘aman’.

Al-Jazeera melaporkan bahwa tentara Israel melakukan serangan kekerasan dengan lima rudal di kamp pengungsian di sebelah barat Khan Yunis, yang mengakibatkan puluhan kematian dan cedera.

Setelah pemboman tersebut, kementerian tersebut meminta Israel untuk “berhenti mengabaikan kehidupan warga sipil yang tidak bersalah dan mematuhi standar kemanusiaan yang diwajibkan sesuai dengan hukum internasional dan hukum kemanusiaan.”

Mesir mengutuk serangan terhadap pengungsi Palestina di Al-Mawasi, dan menyatakan bahwa “Kejahatan seperti itu tidak dapat diterima dengan dalih apa pun.”

Pelanggaran yang sedang berlangsung, tegas Mesir, mempersulit upaya mencapai gencatan senjata, meningkatkan penderitaan warga Palestina di tengah sikap diam dan tidak adanya tindakan internasional.(*) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved