Breaking News

Turunkan Jenazah Bayi di SPBU karena Tak Diberi Uang Tambahan, Suardi Sopir Ambulans Minta Maaf

Suardi mengatakan, peristiwa tersebut berawal dari selisih paham terkait selisih harga bahan bakar minyak (BBM).

Penulis: Faisal Zamzami | Editor: Faisal Zamzami
Kolase Serambinews.com/ Istimewa
Nasib Suardi, Sopir Ambulans RSUD AM Djoen Sintang Turunkan Jenazah Bayi di SPBU, Kini Dimutasi 

SERAMBINEWS.COM - Suardi, Sopir ambulans Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AM Djoen Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) diduga menelantarkan dan menurunkan jenazah bayi di sebuah SPBU, kini angkat bicara.

Suardi tega menurunkan jenazah bayi di SPBU karena tak diberi biaya bensin tambahan.

Awalnya pihak keluarga diminta Rp1,56 juta oleh driver.

Ada anggota dewan yang ikut membantu mengkomunikasikan sehingga hanya membayar Rp690 ribu ke kasir.

Namun setelah sampai di SPBU Bujang Beji Sintang pihak keluarga dimintai uang lagi.

Akhirnya sopir itu minta Rp500 ribu.

Suardi akhirnya mengaku bersalah atas peristiwa tersebut serta meminta maaf kepada keluarga pasien atas perbuatan yang tidak menyenangkan.

Suardi mengatakan, peristiwa tersebut berawal dari selisih paham terkait selisih harga bahan bakar minyak (BBM).

Suardi menerangkan, sebenarnya pada malam tersebut, bukan waktunya dia bertugas.

 “Pada malam ini, sebenarnya bukan tugas saya, tetapi biasa saya mengcover teman-teman,” kata Suardi kepada wartawan, Senin (15/7/2025) malam seperti dikutip serambinews.com dari kompas.com.

Saat ditelepon keluarga pasien, Suardi mengaku telah menjelaskan, bahwa ambulans-nya beda dengan ambulans biaya.

 “Ambulans saya mengguanakn Dexlite, harga per liter Rp 14.900. Sedangkan biaya ambulans yang ditanggung pemerintah seharga Rp 9.500,” terang Suardi.

Jadi, menurut Suardi, selisih harga BBM Rp 5.400 dibebankan kepada keluarga pasien.

 “Nah selisih BBM tadi itu yang saya minta kepada keluarga pasien, ternyata keluarga pasien mengeluarkan surat bahwa sudah dibayar di kasir,” ucap Suardi.

 Karena tidak ada titik temu, dan terjadi cekcok, Suardi memutuskan menurunkan pasien di SPBU untuk mengganti ambulans biasa.

“Saya minta pergantian kepada pihak keluarga sehingga tadi timbul perselisihan. Saya menurunkan pasien dengan mengganti ambulans,” ungkap Suardi.

Suardi mengaku bersalah atas peristiwa tersebut.

 Dia meminta maaf kepada keluarga pasien atas perbuatan yang tidak menyenangkan.

 Sementara itu Direktur RSUD AM Djoen Sintang Ridwan Pane menegaskan pihaknya akan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

 “Kami juga emastikan bahwa setiap petugas menjalankan tugasnya dengan profesionalisme dan tanggung jawab,” ungkap Ridwan.

Baca juga: VIRAL Wanita Ini Ngaku Bercinta dengan Suami Orang Hingga Hamil, Siap Dijadikan Istri Kedua

Dimutasi

Suardi  Sopir ambulans RSUD AM Djoen Sintang yang menurunkan jenazah bayi di SPBU karena biaya bensin, kini telah dimutasi.

Direktur RSUD AM Djoen Sintang Ridwan Pane mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah tegas sesuai dengan kronologi yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang.

“Penelantaran jenazah ini dilakukan oleh seorang oknum supir yang bertindak di luar prosedur yang berlaku di rumah sakit,” kata Ridwan dalam keterangan tertulis, Selasa (16/6/2024) seperti dikutip serambinews.com dari kompas.com.

Ridwan menegaskan, atas perbuatannya, sopir ambulans tersebut telah dikenai sanksi berupa mutasi jabatan sesuai dengan mekanisme kepegawaian yang berlaku.

 “Oknum supir juga diwajibkan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka melalui media massa atas tindakannya yang tidak bertanggung jawab,” ungkap Ridwan.

Ridwan menegaskan pihaknya akan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

 “Kami juga memastikan bahwa setiap petugas menjalankan tugasnya dengan profesionalisme dan tanggung jawab,” ungkap Ridwan.

 

Pj Gubernur Kalbar: Jika Pungli, Dipecat

 

Penjabat Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson menilai, sopir ambulans yang menurunkan jenazah bayi layak dipecat jika terbukti melakukan pemerasan atau pungutan liar.

 “Tidak ada istilah hukuman mutasi, kalau memang melakukan pemerasan dan pungli ke keluarga jenazah maka pegawai atau sopir ambulans harus diberhentikan,” kata Harisson, kepada wartawan, Selasa (16/7/2024).

Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Erna Yulianti mengatakan, peristiwa penelantaran jenazah pasien dilatarbelakangi pihak keluarga pasien tak mampu membayar sejumlah biaya pengantaran yang ditetapkan oknum sopir.

Erna menyimpulkan, kejadian ini murni dilakukan oknum sopir.

 “Oknum sopir sudah diberi sanksi tegas, sesuai dengan mekanisme kepegawaian yang berlaku,” ucap Erna.

Erna meminta kepada rumah sakit menjadikan ini sebagai pelajaran untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Baca juga: Viral di Media Sosial Aksi Heroik Seorang Ayah Lindungi 2 Anaknya di Laut, Ini Kronologi Kejadiannya

Aksi Sopir Turunkan Jenazah Bayi Viral 

Sebelumnya, aksi sopir ambulans Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AM Djoen Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) diduga menelantarkan dan menurunkan jenazah bayi di sebuah SPBU sempat viral di media sosial.

Seperti dilansir dari Twitter atau X @Heraloebss, (16/7/2024), kejadian berawal saat ambulance mengantar jenazah bayi dari RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang, Kalimantan Barat.

Lelaki yang jadi korban pun sambil menangis menceritakan kejadian ini.

"Bang minta duit untuk beli minyak. Aku bilang aku ga punya duit, sudah kami bayar di kasir," ceritanya sambil menahan tangis.

Sopir itu mengatakan bahwa pembayaran di kasir berbeda dengan pembayaran dengan dirinya.

"Oh ndak bisa gitu, itu urusan saya, kasir ndak ada urusan katanya," ucapnya melanjutkan cerita.

Lelaki itu mengaku sangat emosi dengan ucapan sopir.

Namun ia masih mencoba tenang. Ia ingat cucunya meninggal.

"Sakit hati ini, kalau aku ndak sadar, pingin ku tinju rasanya. Tapi aku masih coba sadar diri, coba tenang. Aku bawa cucuku meninggal," ucapnya sambil menangis.

Setelah itu jenazah diturunkan di SPBU tanpa ada belas kasihan.

Ia mengaku sangat kecewa dan benar-benar merasa terzolimi atas kejadian ini.

Lelaki itu berharap kejadian ini tidak terulang lagi.

"Kami benar-benar tidak terima, benar-benar menindas rakyat.

Jangan terjadi seperti ini lagi lah, tolong. kasihan masyarakat lain," ujarnya.

Baca juga: Ketua BRA Suhendri Tersangka Dugaan Korupsi Pengadaan Benih Kakap, Juga Lima Tersangka Lainnya

Baca juga: VIDEO Tentara Israel Akui Bangkrut, Kehabisan Tank hingga Amunisi

Baca juga: Wisata Kaloy Semakin Berkembang, Dua Kolam Air Panas Segera Tersedia

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved