Perang Gaza

Drone Pejuang Islam di Irak Serang Pangkalan Militer AS

Perlawanan Islam di Irak, aliansi kelompok bersenjata yang didukung Iran, telah melakukan lebih dari 175 serangan roket dan pesawat tak berawak terhad

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Media militer perlawanan Islam Irak
Serangan ini menandai penggunaan pertama drone bunuh diri al-Arfad dalam operasi Perlawanan Irak melawan pasukan Israel dan AS di wilayah tersebut. 

SERAMBINEWS.COM - Dua pesawat serang tak berawak diluncurkan terhadap pangkalan militer di Irak tempat pasukan AS dan internasional ditempatkan di Provinsi Anbar.

“Satu pesawat tanpa awak ditembak jatuh di luar pangkalan (Ain al-Assad) oleh sistem pertahanan, dan pesawat kedua meledak di dalam pangkalan tanpa menimbulkan korban luka atau kerusakan,” kata seorang pejabat keamanan yang tidak disebutkan namanya kepada kantor berita AFP.

Perlawanan Islam di Irak, aliansi kelompok bersenjata yang didukung Iran, telah melakukan lebih dari 175 serangan roket dan pesawat tak berawak terhadap pasukan pimpinan AS di Irak dan Suriah dalam beberapa bulan terakhir.

Dikatakannya, serangan itu merupakan bentuk solidaritas terhadap Palestina selama perang yang terus berlangsung di Gaza, dan menuntut diakhirinya invasi Israel.

Dampak gangguan pengiriman di Laut Merah menyebar secara global.

Baca juga: 79.000 Tentara Israel Alami Gangguan Mental usai Berperang di Gaza, Pemerintah Bentuk Komite Trauma

Sementara itu raksasa pelayaran Denmark AP Moller-Maersk mengatakan "gangguan" pada rutenya melalui Laut Merah kini telah meluas ke luar Timur Tengah dan Eropa hingga ke seluruh jaringan globalnya.

Kelompok pelayaran telah mengalihkan kapal kargo di sekitar Tanjung Harapan Afrika sejak Desember untuk menghindari serangan milisi Houthi Yaman di Laut Merah dan Teluk Aden, dengan waktu pelayaran yang lebih lama mendorong tarif angkutan jauh lebih tinggi dan waktu pengiriman memakan waktu lebih lama berbulan-bulan.

"Dampak berantai dari gangguan ini meluas ke luar rute utama yang terkena dampak, menyebabkan kemacetan di rute alternatif dan pusat transshipment yang penting untuk perdagangan dengan Asia Timur Jauh, Asia Tengah Barat, dan Eropa," kata Maersk dalam sebuah pernyataan.

“Pelabuhan di seluruh Asia – termasuk Singapura, Australia, dan Shanghai – mengalami penundaan karena kapal-kapal mengubah rute dan jadwal terganggu, yang disebabkan oleh efek berantai dari Laut Merah.”

Kelompok Houthi telah menyerang kapal-kapal sejak November dalam apa yang mereka katakan sebagai kampanye solidaritas dengan warga Palestina yang terkepung di Gaza.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved