Luar Negeri

Ini Pemicu Aksi Demo Mahasiswa di Bangladesh, 39 Orang Tewas hingga Stasiun TV Dibakar

Sedikitnya, 39 orang meninggal dunia dalam aksi demo mahasiswa di Bangladesh yang sudah berlangsung sejak awal Juli 2024.

Editor: Faisal Zamzami
BBC Indonesia
Ribuan demonstran membakar stasiun TV di Bangladesh 

SERAMBINEWS.COM - Sedikitnya, 39 orang meninggal dunia dalam aksi demo mahasiswa di Bangladesh yang sudah berlangsung sejak awal Juli 2024.

Diberitakan The Guardian, mahasiswa yang menuntut perubahan aturan perekrutan pegawai negeri sipil, bentrok dengan polisi antihuru-hara.

Polisi menembaki mereka dengan peluru karet dan gas air mata.

Demonstran juga saling serang dengan kelompok mahasiswa yang bersekutu dengan partai penguasa pemerintah, Liga Awami.

Mereka terlibat saling lempar batu bata dan batang bambu di jalan.

Akibat kejadian tersebut, hampir 1.000 orang demonstran harus dirawat di rumah sakit karena mengalami luka-luka.


Penyebab protes mahasiswa Bangladesh

Mahasiswa di Dhaka University selaku kampus terbesar Bangladesh, memulai aksi demo pada 1 Juli 2024, dikutip dari AP News.

Aksi protes itu terjadi karena mahasiswa memprotes pemerintah yang menerapkan kuota pegawai negeri sipil hingga 30 persen untuk anggota keluarga veteran perang kemerdekaan Bangladesh 1971.

Para mahasiswa menilai, sistem kuota diskriminatif dan menguntungkan pendukung Partai Liga Awami yang menjadi "rumah" bagi Perdana Menteri Sheikh Hasina Wazed. Mereka ingin sistem ini diganti berdasarkan prestasi.

Dilansir dari The New York Times, sistem kuota diperkenalkan pada 1972 oleh pemimpin pejuang kemerdekaan Sheikh Mujibur Rahman.

Saat itu, ribuan pejuang meninggal dalam perjuangan meraih kemerdekaan dari Pakistan.

Sistem kuota memastikan keturunan veteran perang diurus negara.

Kini, 56 persen pekerjaan pemerintah ditujukan untuk kelompok tertentu, termasuk anak-cucu pejuang kemerdekaan, perempuan, penyandang disabilitas, dan warga etnis minoritas.

Pada 2018, sistem kuota tersebut pernah dihapuskan ketika muncul petisi di pengadilan tinggi Dhaka.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved