Breaking News

Luar Negeri

SOSOK Sultan Ibrahim Iskandar Raja Baru Malaysia, Miliarder dari Johor Janji Memerintah Dengan Adil

Upacara meriah dengan dentuman meriam menandai penobatan Raja Malaysia yang baru, Sultan Ibrahim Iskandar, Sabtu (20/7/2024).

Editor: Faisal Zamzami
AFP/HASNOOR HUSSAIN
Raja baru Malaysia, Sultan Ibrahim Iskandar, memberi hormat saat seremoni pelantikannya di Istana Negara, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (31/1/2024). 

Dia dikenal dengan koleksi mobil mewah dan motor, dan merupakan satu-satunya penguasa negara bagian dengan pasukan pribadi kecil, sebuah konsesi yang diberikan kepada negara bagiannya saat bergabung dengan Malaysia modern.

Sultan Ibrahim vokal dalam urusan politik, dan sering berbicara tentang korupsi dan diskriminasi rasial.

 
Di Malaysia, Raja dikenal sebagai Yang Di-Pertuan Agong dan memainkan peran seremonial, dengan kekuasaan administratif dipegang oleh perdana menteri dan parlemen.

Raja adalah kepala nominal atau simbolis pemerintahan dan angkatan bersenjata serta dianggap sebagai pelindung Islam dan tradisi Melayu.

Semua undang-undang, pengangkatan kabinet, dan pembubaran parlemen untuk pemilihan umum memerlukan persetujuan formalnya.

Raja memiliki kekuasaan untuk mengumumkan keadaan darurat dan mengampuni penjahat.

Baca juga: Gadis Aceh Jadi Korban Agen Ilegal, Hari Ini Jenazah Dipulangkan dari Malaysia

Lantas Siapa Sosok Sultan Ibrahim Iskandar?

Profil Sultan Ibrahim Iskandar

Sultan Ibrahim, yang ibunya berasal dari Inggris, vokal tentang masalah kesejahteraan dan melakukan perjalanan tahunan dengan motornya untuk bertemu dengan masyarakat di negaranya.

Ia juga tidak merahasiakan kekayaannya. Selain armada jet, ia memiliki koleksi mobil mewah dan sepeda motor yang luas, serta properti di luar negeri.

Ia juga satu-satunya dari sembilan sultan yang memiliki tentara pribadi kecil — suatu syarat yang disepakati agar Johor bergabung dengan Malaysia modern.

Profil korporat Sultan Ibrahim yang tinggi, termasuk kepemilikan di proyek pengembangan Forest City yang bernilai miliaran dolar di Johor bersama pengembang China yang bermasalah, Country Garden, menimbulkan kekhawatiran karena potensi konflik kepentingan.

Ia mengatakan kepada The Straits Times bahwa ia berencana untuk menghidupkan kembali proyek jalur kereta api cepat dengan Singapura dan memperkuat proyek Forest City yang bermasalah.

Sang sultan membela kegiatan bisnisnya. Pada tahun 2015, ia mengatakan dirinya harus "mencari nafkah, seperti orang Malaysia biasa" karena tidak bisa hanya mengandalkan tunjangan negara sebesar 27.000 ringgit atau sekitar Rp93,3 juta per bulan.

Istrinya, Raja Zarith Sofiah, yang berasal dari keluarga kerajaan lain, adalah lulusan Universitas Oxford dan seorang penulis yang telah menulis beberapa buku anak-anak. Mereka memiliki lima putra dan satu putri.

Baca juga: Peserta Aceh, Malaysia hingga Vietnam Juarai Hip-hop Dance International di Expo Pemuda Kreatif Aceh

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved