Dunia Sekolah

Pj Bupati: Sekolah Agama Selamatkan Anak dari Pengaruh Negatif Globalisasi

Harus disadari dunia pendidikan telah berubah jauh akibat pengaruh globalisasi. Berbeda dengan masa lalu, tenaga pendidik sekarang dibuat takut menegu

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/RAHMAD WIGUNA
Pj Bupati Aceh Tamiang, Asra ketika menghadiri wisuda tahfiz di Pesantren Takhasus Al Quran (PTQ) Ibnu Hasan di Kecamatan Rantau, Senin (29/7/2024). 

Laporan Rahmad Wiguna I Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Pj Bupati Aceh Tamiang, Asra menyambut baik pertumbuhan sekolah berbasis agama di daerahnya. Dia bahkan berharap muatan lokal diperbanyak untuk membentuk disiplin dan karakter pelajar menjadi lebih baik.

Harapan ini disampaikan Asra ketika menghadiri wisuda tahfiz Al Quran angkatan I putri di Pesantren Takhasus Al Quran (PTQ) Ibnu Hasan di Kecamatan Rantau, Senin (29/7/2024).

Secara pribadi Asra menilai pola pendidikan berbasis agama sangat mulia dan berperan besar membentuk generasi emas.

Baca juga: Dampak Globalisasi Terhadap Kesenjangan Ekonomi dan Polarisasi Politik

“Ini sangat mulia, anak-anak ditempah dengan Al Quran, jelas ini berpengaruh besar menciptakan generasi emas,” kata Asra.

Harus disadari dunia pendidikan telah berubah jauh akibat pengaruh globalisasi. Berbeda dengan masa lalu, tenaga pendidik sekarang dibuat takut menegur anak didik. Hal ini membuat dunia pendidikan konvensional mengalami kemunduran dalam membina prilaku siswa.

“Jangan heran kalau melihat murid angkat kaki saat bicara dengan guru,” ujarnya memberi contoh.

Dia menilai ada kesalahpahaman dalam menilai kekerasan di dunia sekolah. Akibatnya guru sekarang tidak berani menegur murid dengan tegas.

Padahal dulu kata dia, orang tua mendaftarkan anaknya ke pengajian disertai pulut dan rotan.

“Orang tua dulu menyerahkan anaknya secara penuh, tidak heran kalau anak ngaji dulu sering kena rotan sama gurunya,” ungkapnya.

Bukan bermaksud mengarahkan tenaga didik lebih keras, Asra hanya ingin mempertegas kalau memukul yang diajarkan agama berbeda dengan siksa.

“Ini dua kata berbeda, agama pun menganjurkan anak 10 tahun tidak shalat dipukul. Ingat, bukan memukul bersifat menyiksa,” tegasnya.

Ketua Yayasan Pesantren Tahfiz Al Quran Ibnu Hasan, Dr Mulyadi Ibrahim mengungkapkan wisuda angkatan pertama ini dilakukan terhadap delapan santriwati yang berasal dari berbagai daerah di Sumatera, seperti Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Langsa dan Aceh Tamiang.

Dia mengingatkan agar anak didiknya tidak terlena dengan status hafizah supaya tidak kendur mendalami ilmu Al Quran dan tafsir.

“Harus lanjutkan kuliah biar ilmunya semakin berkembang dan bisa diamalkan ajarannya,” kata dosen IAIN Langsa ini.

Mulyadi menambahkan pesantren yang dibinanya bukan hanya mencurahkan perhatian kepada anak didik, tapi juga memberikan porsi kepada masyarakat sekitar.

Saat ini setiap bulannya kaum ibu dan bapak di seputaran pesantren diajak mengaji bersama.

“Kami ingin memberikan ilmu yang bermanfaat kepada semua pihak, makanya pengajian untuk kaum bapak dan ibu kami buka secara khusus,” ungkapnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved