Berita Banda Aceh

Kepala ARC PUIPT Nilam Aceh USK Dapat Penghargaan Indonesia Innovator Lecture 2024 dari BRIN

Syaifullah dikenal sebagai figur yang memiliki pengalaman panjang dalam riset dan inovasi hulu hilir nilam, sehingga mampu menciptakan berbagai lompat

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Dr Ir Syaifullah Muhammad ST MEng (kanan) mendapat penghargaan Indonesia Innovator Lecture 2024 dari Badan Riset dan Inovasi Nasional dalam kapasitasnya sebagai Kepala Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Menurut Syaifullah, ekosistem nilam Aceh tumbuh kondusisf karena kerja sama berbagai pihak.

"Kita harus bisa terus saling dukung, saling menguatkan, bukan saling melemahkan," kata mantan ketua HMI Cabang Banda Aceh ini.

"Aceh dan juga Indonesia masih banyak sekali persoalan. Untuk itu, kita harus memiliki komitmen dan konsistensi dalam bekerja dan berjuang. Without commitment we never start, and without consistency we never end.

Tanpa komitmen kita tidak pernah memulai dan tanpa konsistensi kita tidak akan pernah menyelesaikan. Daripada terus mengutuk kegelapan, lebih baik kita nyalakan lilin," ujarnya.

Berbagai research grant diperolehnya, seperti Nilam, from Seed to Seal dari BRIN pada 2021 atas pengembangan inovasi dari pembibitan nilam hingga produk parfum komersial kemasan.

Baca juga: Prabowo Temui Vladimir Putin di Kremlin, Janji Tingkatkan Kerja Sama Indonesia-Rusia Usai Dilantik

Syaifullah juga penerima Dana Padanan Kedaireka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2022 dan 2024 dengan pengembangan komponen aktif minyak nilam melalui teknologi molecular distillation dan fractionation yang diformulasi menjadi serum antiaging dan produk skin care lainnya.

Selain itu, berbagai publikasi internasional juga sudah dilakukannya dengan H-Indeks Scopus 14.

Melalui pelbagai program ARC yang dipimpinnya, telah terbentuk ekosistem baru nilam Aceh melalui pengembangan teknologi purifikasi, produk inovasi, dan innovation start up.

"Saat ini banyak UMKM dan anak muda yang telah dilatih oleh ARC dan telah mulai menjalankan bisnisnya," ungkap Syaifullah.

Sekitar tahun 2014, kenangnya, hanya ada empat kabupaten di Aceh yang tersisa masih menanam nilam karena harga yang rendah dan sangat fluktuatif.

Namun, saat ini dari 23 kabupaten/kota di Aceh sudah ada 17 kabupaten yang petaninya kembali menanam nilam.

Baca juga: APBK Banda Aceh 2025 Diusul Rp 1,37 Triliun, Pj Wali Kota Serahkan KUA PPAS ke DPRK

ARC yang dipimpin Syaifullah juga berhasil membangun networking nasional dan internasional sehingga ratusan petani memperoleh harga jual minyak nilam yang adil.

Sebagai contoh, 282 petani nilam Gayo Lues yang dibina telah berhasil mengekspor minyak nilam ke Prancis sebanyak 21 kali dengan nilai 600-800 juta rupiah per sekali ekspor.

Saat ini, kata Syaifullah, harga nilam mencapai 1,5-1,6 juta rupiah per kg.

ARC juga berhasil menginisiasi outlet penjualan produk turunan nilam dengan nama USK Store yang terdapat di Kampus USK Darussalam dan Pelabuhan Balohan Sabang.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved