11 Siswa di Subulussalam Disambar Petir
Sejumlah Meteran Hingga Kabel Listrik di Suka Makmur Subulussalam Ikut Disambar Petir
Joka mengatakan sambaran petir bukan hanya mengenai para pelajar dan warga sekitar, namun turut merusak fasilitas PLN di sana.
Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
Joka mengatakan sambaran petir bukan hanya mengenai para pelajar dan warga sekitar, namun turut merusak fasilitas PLN di sana.
Laporan Khalidin Umar Barat I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Bencana petir yang terjadi di Dusun Jambu Mballang, Desa Suka Makmur, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, bukan hanya mengenai belasan siswa dan warga.
Informasi diterima Serambinews.com, petir yang terjadi saat hujan deras melanda Kota Subulussalam dan sekitarnya pada Jumat (2/8/2024) sore itu turut mengakibatkan gangguan arus listrik.
Beberapa KWH pelanggan PLN rusak akibat tersambar setrum alam tersebut.
Ketua KTNA Kota Subulussalam Abdul Hamid Padang alias Haji Joka selaku pembina siswa PKL yang dikonfirmasi Serambinews.com membenarkan kejadian tersebut.
Joka mengatakan sambaran petir bukan hanya mengenai para pelajar dan warga sekitar, namun turut merusak fasilitas PLN di sana.
Dikatakan, ada sejumlah meteran atau KWH pelanggan PLN rusak akibat tersambar petir.
Baca juga: Amerika Serikat Siap-Siap, Iran Segera Serang Israel Balas Kematian Ismail Haniyeh, Hizbullah Ikut
“Ada beberapa meteran listrik ikut tersambar petir, termasuk meteran Masjid Baitul Babussalam, pemondokan, posko dan aula,” terang Joka.
Saat dihubungi, Joka mengaku tim PLN masih melakukan perbaikan di lapangan. Beberapa KWH yang rusak akibat tersambar petir, termasuk kabel langsung diganti.
Sedangkan sebelas pelajar SMK Pertanian Sultan Daulat, Kota Subulussalam, bersama empat warga yang menjadi korban sambaran petir mulai pulih.
Meski beberapa di antaranya mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subulussalam.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, peristiwa sambaran petir tersebut terjadi saat hujan deras melanda Kota Subulussalam dan sekitarnya, Jumat (2/8/2024) sore di Lokasi Pemondokan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Dusun Jambu Mbelang, Desa Suka Makmur, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam.
Para siswa tersebut dilaporkan sedang melaksanakan tugas Praktek Kerja Lapangan (PKL) di P4S Telaga Biru, binaan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Subulussalam.
Baca juga: Jenazah Ismail Haniyeh Dimakamkan di Lusail Qatar, Ribuan Orang Beri Penghormatan
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 WIB saat hujan deras disertai petir melanda Desa Suka Makmur, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam.
Abdul Hamid Padang mengatakan jika peristiwa itu terjadi saat hujan melanda Desa Suka Makmur termasuk lokasi pejara sedang PKL.
Joka yang merupakan mantan kepala Desa Suka Makmur mengaku jika para pelajar tumbang usai disambar petir “Benar, ada sembilan siswa PKL kita yang terkena sambaran petir, sekarang dalam penanganan,” kata
Kesebelas siswa yang menjadi korban sambaran petir masing-masing tujuh orang wanita, empat pria.
Adapun nama para korban yaitu Hendrika, Raihan, Mandra dan Adek Kombih.
Sementara pelajar perempuan Marlina, Salimah, Gita Novita, Nadia Herawati, Sarmila, Ranita dan Eva Wati.
Selain sebelas siswa SMK Pertanian yang sedang PKL, sambaran petir juga menimpa empat warga setempat.
Korban pihak warga setempat masing-masing Novaida Hasugian, Dio perdana, M Rizky syahromi dan Ramadhan manik.
Joka mengatakan jika korban sudah tertangani setelah mendapat bantuan dari warga sekitar dengan cara menanam dalam lumpur.
Beberapa korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam untuk mendapat penanganan medis. Adapula korban dibawa kembali oleh orang tuanya ke rumah untuk untuk dibobati.
Sebelumnya, usai terkena petir, sebelas korban langsung dilumpuri untuk penyelamatan.
“Alhamdulillah korban selamat dan sebagian udah dievakuasi ke rumah sakit untuk penanganan medis lebih lanjut,” terang Joka
Seperti kebiasaan turun temurun masyarakat Kota Subulussalam, pascakejadian sambaran petir di Penanggalan, penduduk sekitar berjibaku memberikan pertolongan dengan cara tradisional.
Korban petir ini ditanam dalam kubangan lumpur dan dilumpuri hingga tersisa kepala dan wajah. Tak hanya itu, warga juga membaluri lumpur dengan es batu dengan tujuan agar semakin dingin.
Menanam atau mengubur tubuh korban sambaran petir dalam tanah berlumpur merupakan kebiasaan turun temurun di masyarakat Kota Subulussalam yang diyakini sebagai penghilang setrum atau bisa petir.
Yah, menanam atau mengubur tubuh korban sambaran petir dalam tanah berlumpur merupakan kebiasaan turun temurun di masyarakat Kota Subulussalam.
Sudah menjadi kebiasaan apabila ada orang yang terkena sambaran petir langsung ditanam dalam lumpur sebagai pertolongan pertama.
Biasanya, para korban baru diangkat dari kubangan lumpur setelah benar-benar menggigil. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.