Konflik Palestina vs Israel

Jelang Proksi Iran Serang Israel, Inggris Kirim Pasukan Perang ke Timur Tengah

Pemerintah Inggris mengirim sejumlah personel militer tambahan ke Timur Tengah menyusul meningkatnya ketegangan di wilayah itu

Editor: Faisal Zamzami
Istimewa
Ilustrasi pasukan militer Inggris 

SERAMBINEWS.COM, LONDON – Pemerintah Inggris mengirim sejumlah personel militer tambahan ke Timur Tengah menyusul meningkatnya ketegangan di wilayah itu buntut pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran oleh Israel.

Pengiriman pasukan dilakukan untuk memperkuat basis militer Operasi Perdagangan Maritim Kerajaan Inggris yang baru-baru ini mengaku telah menerima sebuah laporan tanda bahaya dari salah satu kapal yang berlayar sejauh 170 mil laut (195 mil) barat daya dari pelabuhan Aden di Yaman.

Tak disebutkan berapa banyak pasukan yang dikirim ke wilayah Timur Tengah, namun Menteri Pertahanan Inggris John Healey mengungkap pengiriman pasukan dilakukan sebagai bentuk komitmen Inggris kepada Israel terlebih keduanya telah sepakat membahas kerja sama militer dengan dengan tujuan melindungi Israel dari ancaman Iran dan kelompok-kelompok militan pro-Teheran.

"Proses pengerahan personel militer ke kawasan juga untuk memberikan dukungan operasional kepada Kedutaan Besar guna membantu warga negara Inggris," demikian menurut pernyataan pemerintah Inggris, dilansir dari Al Mayadeen.

Sebelumnya AS dilaporkan telah lebih dulu mengirimkan 4.000 pasukan marinir serta 12 kapal perang ke Timur Tengah, Teluk Persia, dan Laut Mediterania.

Mengutip informasi dari Washington Post, belasan kapal tempur yang dikirimkan AS untuk menjaga Israel diantaranya ada kapal USS Theodore Roosevelt dan enam kapal perusak yang ditempatkan di Teluk Persia.


Kemudian ada pula tiga kapal pendarat dan dua kapal perusak yang dilengkapi dengan 4.000 marinir dan pelaut disiagakan di kawasan Laut Mediterania bagian timur.

Langkah ini dilakukan AS untuk melindungi pertahanan Tel Aviv pasca Iran mengancam akan melakukan serangan balasan lantaran Israel.

Adapun ketegangan ini mulai meningkat usai Israel dituding jadi dalang pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan kepala militer Hizbullah Fuad Shukr.

Ismail Haniyeh yang dikenal sebagai pimpinan tertinggi Hamas dilaporkan tewas dalam serangan udara tepat setelah Ia menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.

Haniyeh tewas bersama seorang pengawalnya saat dini hari. Media pemerintah Iran menjelaskan Haniyeh tewas lantaran diserang menggunakan proyektil berpemandu udara.

Namun setelah penyelidikan lebih lanjut, terungkap fakta bahwa kematian Haniyeh disebabkan oleh bom yang diselundupkan ke ibu kota Iran, Teheran.

Pejabat Tinggi Militer AS Tiba di Timur Tengah

Michael Erik Kurilla, komandan Komando Pusat AS, tiba di Timur Tengah Minggu pagi di tengah ancaman Hizbullah dan Iran terhadap Israel, Walla melaporkan pada hari Minggu, mengutip dua pejabat senior AS.

Tujuan kunjungan tersebut, yang direncanakan sebelum eskalasi saat ini, adalah untuk mempersiapkan koalisi guna melawan ancaman tersebut, tambah laporan itu.

Israel waspada tinggi terhadap ancaman balas dendam Iran

Beberapa pejabat Iran bersumpah bahwa negara itu akan membalas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, karena Israel tetap waspada terhadap potensi serangan dan Amerika Serikat mengirim pasukan tambahan ke wilayah tersebut.

Baca juga: Pesawat Militer Rusia Mendarat di Iran Bawa Senjata Jelang Serangan ke Israel

Korps Garda Revolusi Islam Iran mengatakan pada hari Sabtu bahwa balas dendam akan dilakukan “secara serius dan pada waktu, tempat, dan cara yang tepat,” dan menyalahkan “rezim Zionis teroris” atas kematian Haniyeh.

Kelompok yang bermarkas di Lebanon tersebut dilaporkan telah memutuskan untuk meningkatkan target serangannya sebagai respons atas pembunuhan komandannya, Fuad Shukr.

“Sampai saat ini, Hizbullah dan rezim (Zionis), dalam kesepahaman yang tidak tertulis, secara praktis mematuhi batasan tertentu dalam operasi militer mereka, yang berarti membatasi tindakan mereka ke daerah perbatasan dan zona dangkal, dengan target utama sasaran militer,” kata juru bicara delegasi tersebut kepada CBS News.

"Namun, serangan rezim terhadap Dahieh di Beirut dan penargetan sebuah bangunan perumahan menandai penyimpangan dari batas-batas ini," kata juru bicara tersebut.

"Kami mengantisipasi bahwa, dalam tanggapannya, Hizbullah akan memilih target yang lebih luas dan lebih dalam, dan tidak akan membatasi dirinya hanya pada target dan sarana militer."

Seorang pejabat Israel mengatakan kepada CBS News bahwa meskipun serangan Iran pada tanggal 13 April berhasil digagalkan, Israel mengantisipasi adanya serangan balasan yang “lebih agresif” kali ini – serangan balasan yang dapat meluas ke kepentingan Israel di luar negeri.

Militer AS akan mengerahkan jet tempur tambahan dan kapal perang Angkatan Laut ke Timur Tengah, kata Pentagon pada hari Jumat, saat Washington berupaya meningkatkan pertahanan menyusul ancaman dari Iran dan sekutunya Hamas dan Hizbullah.

AS bersiap menghadapi Iran untuk memenuhi janjinya dalam menanggapi pembunuhan Haniyeh dua hari lalu di ibu kota Iran, Teheran.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah menyetujui pengiriman kapal penjelajah dan kapal perusak Angkatan Laut tambahan – yang dapat menembak jatuh rudal balistik – ke Timur Tengah dan Eropa.

Negara ini juga mengirim satu skuadron jet tempur tambahan ke Timur Tengah.

"Austin telah memerintahkan penyesuaian postur militer AS yang dirancang untuk meningkatkan perlindungan pasukan AS, meningkatkan dukungan bagi pertahanan Israel, dan memastikan Amerika Serikat siap menanggapi berbagai kemungkinan," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.

Ada spekulasi bahwa Pentagon mungkin tidak akan mengganti kelompok penyerang kapal induk USS Theodore Roosevelt di Timur Tengah setelah menyelesaikan penempatannya yang sedang berlangsung.

Namun Austin memutuskan untuk merotasi kelompok penyerang kapal induk USS Abraham Lincoln untuk menggantikannya.

Pernyataan Pentagon menambahkan pihaknya akan meningkatkan kesiapan untuk menyebarkan lebih banyak pertahanan rudal balistik darat.

Militer AS juga mengintensifkan pengerahan pasukan sebelum 13 April, ketika Iran melancarkan serangan ke wilayah Israel dengan pesawat nirawak dan rudal.

Namun, ancaman dari Hizbullah di Lebanon dapat menghadirkan tantangan unik bagi segala upaya Washington untuk mencegat pesawat nirawak dan rudal, mengingat persenjataan kelompok itu yang sangat banyak dan kedekatannya dengan negara Yahudi tersebut.

Pada saat itu, Israel berhasil menembak jatuh hampir semua dari sekitar 300 pesawat tak berawak dan rudal dengan bantuan Amerika Serikat dan sekutu lainnya.

Sebelumnya, juru bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan AS tidak percaya eskalasi tidak dapat dihindari.

"Saya kira kami sudah menyampaikan pesan kami secara langsung bahwa kami tidak ingin melihat peningkatan ketegangan, dan kami yakin ada jalan keluarnya – yaitu kesepakatan gencatan senjata," kata Singh.

Delegasi Israel akan melakukan perjalanan ke Kairo dalam beberapa hari mendatang untuk berunding guna mencapai gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera, kata kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Jumat.

Israel Serang Lebih dari 1.000 Kali Layanan Kesehatan di Gaza dan Tepi Barat

Physicians for Human Rights (PHR) mengatakan angka tersebut merupakan jumlah serangan terhadap layanan kesehatan yang paling banyak dilaporkan dalam “konflik lain mana pun selama periode 10 bulan yang tercatat”.

"Lebih dari 1000 serangan terhadap dokter, pasien, klinik, dan infrastruktur kesehatan telah memicu bencana kesehatan masyarakat di OPT (Wilayah Palestina yang Diduduki).

Tonggak sejarah yang suram ini hanya memiliki sedikit atau tidak ada preseden untuk skala dan besarnya serangan terhadap kesehatan di OPT," kata Houssam al-Nahhas, peneliti Timur Tengah dan Afrika Utara di PHR.

“Ini bukan hanya serangan terhadap bangunan fisik, tetapi tindakan yang merampas tempat tidur rumah sakit, obat-obatan penting, operasi, dan perawatan yang menyelamatkan nyawa dari wanita, pria, anak laki-laki, dan anak perempuan,” katanya.

Kelompok yang bermarkas di New York itu menyerukan penyelidikan independen serangan terhadap perawatan kesehatan dan memperingatkan Israel bahwa tindakan tersebut dapat merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional.

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket, Sirene Maraung-raung di Utara Israel

Sekitar pukul 00:24 pagi Minggu, beberapa peringatan berbunyi di Israel utara.

Beberapa kota yang mendengar sirene termasuk Kiryat Shmona, Metualla, Beit Hillel, HaGoshrim, dan Kfar Yuval.

Rekaman media sosial menunjukkan rentetan roket melintasi Galilea Atas dari Lebanon pada dini hari Minggu ketika puluhan roket diluncurkan ke daerah tersebut, media Israel melaporkan.

Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan beberapa roket berhasil dicegat.

Tidak ada laporan korban jiwa akibat serangan itu.

Namun, berita KAN melaporkan bahwa kebakaran terjadi di moshav Beit Hillel akibat peluncuran tersebut.

Pada Sabtu malam sebelum serangan, pemerintah kota Kiryat Shmona meminta penduduknya untuk tinggal di dekat ruang aman karena adanya operasi militer IDF di daerah tersebut dan mengurangi pergerakan di dalam kota.

Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah

Serangan itu terjadi saat ketegangan tetap tinggi antara Israel dan Hizbullah Lebanon setelah Israel membunuh komandan militer Hizbullah, Fuad Shukr, minggu lalu.

Serangan Israel terhadap Shukr terjadi menyusul peluncuran roket Hizbullah Sabtu lalu, yang mengakibatkan tewasnya 12 anak dari kota Druze, Majdal Shams.

Selain itu, Iran telah bersumpah untuk menyerang Israel secara langsung setelah pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran pada dini hari Rabu minggu lalu.(*)

Baca juga: Mantan Pejabat Keamanan: Israel Diambang Kehancuran, Netanyahu Seret AS dalam Perang di Timur Tengah

Baca juga: Inggris Kerahkan Pasukan ke Timur Tengah saat Iran Mengancam Serang Israel

Baca juga: Curhatan Indah Sebelum Tewas Tinggal Kerangka, Ceritakan Masalah Suaminya Mudjoyo ke Pak RT

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved