Konflik Palestina vs Israel

Hamas Resmi Umumkan Yahya Sinwar Sebagai Pengganti Ismail Haniyeh, Sosok Paling Ditakuti Israel

Hamas resmi mengumumkan Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru mereka pengganti Ismail Haniyeh, Selasa (6/8/2024).

Editor: Faisal Zamzami
Situs resmi IDF
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar 

Haniyeh, yang tinggal di pengasingan di Qatar sejak 2019, memainkan peran langsung dalam negosiasi gencatan senjata di Gaza melalui mediator AS, Qatar, dan Mesir, meskipun dia dan pejabat Hamas lainnya selalu berkonsultasi dengan Sinwar.

Berbicara kepada televisi Al-Jazeera setelah pengumuman, juru bicara Hamas Osama Hamdan mengatakan Sinwar akan melanjutkan negosiasi gencatan senjata.

“Masalah dalam negosiasi bukan karena perubahan di Hamas,” katanya, menyalahkan Israel dan sekutunya Amerika Serikat atas kegagalan mencapai kesepakatan.

Namun dia mengatakan pemilihan Sinwar adalah tanda bahwa semangat kelompok itu belum patah. Hamas "tetap teguh di medan perang dan di politik," katanya.

"Orang yang memimpin hari ini adalah yang telah memimpin pertempuran selama lebih dari 305 hari dan masih tetap teguh di lapangan."

Para mediator berjuang untuk mendorong rencana yang didukung AS untuk kesepakatan.

Namun, pembicaraan mengalami hambatan, terutama terkait persyaratan utama — pembebasan semua sandera Hamas sebagai imbalan penghentian perang dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

Hamas meminta jaminan dari mediator bahwa gencatan senjata awal akan berlanjut sampai syarat-syarat pertukaran itu dirundingkan.

Para pemimpin Israel mengancam akan melanjutkan perang untuk menghilangkan Hamas setelah pembebasan sandera sebagian.

Baca juga: Ribuan Tahanan Palestina Alami Pelecehan dan Penyiksaan Sistematis di Penjara Israel

 
Berbicara pada Senin, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, "Eskalasi bukan kepentingan siapa pun, itu hanya akan memicu lebih banyak konflik, kekerasan, dan ketidakamanan.

Sangat penting kita menghentikan siklus ini dengan mencapai gencatan senjata di Gaza. Itu akan membuka kemungkinan untuk ketenangan yang lebih tahan lama, tidak hanya di Gaza tapi juga di wilayah lain yang bisa terkena dampak konflik."

Sebagai pemimpin Hamas di Gaza sejak 2017, Sinwar jarang muncul di depan umum tetapi memegang kendali ketat atas pemerintahan Hamas di wilayah tersebut.

Dekat dengan Deif dan Brigade Qassam, ia bekerja keras membangun kemampuan militer kelompok itu.

Dalam salah satu penampilannya yang jarang, Sinwar mengakhiri pidato publik di Gaza dengan mengundang Israel untuk membunuhnya.

Ia menyatakan, "Saya akan berjalan pulang setelah pertemuan ini." Dia kemudian melakukannya, berjabat tangan dan berswafoto dengan orang-orang di jalan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved