Berita Aceh Utara

Ini Tanggapan DPD II Golkar Aceh Utara Soal Pengunduran Diri Airlangga Hartarto dari Ketum

Seperti diketahui Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari Ketua Umum atau Ketum Partai Golkar, Sabtu (10/8/2024).

Penulis: Jafaruddin | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com  
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Golkar Kabupaten Aceh Utara, Drs As’adi 

Seperti diketahui Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari Ketua Umum atau Ketum Partai Golkar, Sabtu (10/8/2024). 

Laporan Jafaruddin I Aceh Utara

SERAMBINEWS.COM,LHOKSUKON – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Golkar Kabupaten Aceh Utara terkejut ketika menerima informasi terkait Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari Ketua Umum (Ketum) partai tersebut.

Seperti diketahui Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari Ketua Umum atau Ketum Partai Golkar, Sabtu (10/8/2024). 

Keputusan tersebut sangat mengejutkan berbagai pihak di Tanah Air.

“Sampai hari ini kami belum mendapat informasi apa pun, tiba-tiba ada berita itu (pengunduran Airlangga Hartarto dari Ketua Partai),” ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Golkar Kabupaten Aceh Utara, Drs As’adi kepada Serambinews.com, Senin (12/8/2024).

Ketua DPD II Golkar Aceh Utara mengaku terkejut ketika mendapatkan informasi adanya pengunduran Airlangga Hartarto.

“Tiba-tiba mundur, ya kami terkejut ketika membaca beritanya,” uar As’adi.

Baca juga: VIDEO Halangi Pasukan Houthi Bela Warga Palestina di Gaza, 2 Sekutu Israel Ikut Serang Yaman

 Disebutkan, pihaknya tidak mendukung Airlangga Hartanto mengundurkan diri, karena selama kepemimpinan Airlangga Hartarto pencapaian perolehan kursi oleh Golkar sangat tinggi.

“Kami terkejut, karena kami para Ketua DPD yang berprestasi juga diundang untuk umrah dan kami sudah mendaftar,” ujarnya.

Reward tersebut diberikan kepada Ketua DPD yang berprestasi. 

Misalnya di Aceh Utara dari dua kursi diperoleh pada Pemilu 2019, sekarang pada Pemilu 2024 memperoleh tiga kursi.

Begitu juga dengan kabupaten/kota lainnya di Aceh juga banyak menambah perolehan kursi di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto.

“Kita berharap langgeng saja, tapi karena sudah mengundurkan diri secara pribadi, ya kami sangat menghargai keputusan itu. 

Saya lihat di Pusat akan melaksanakan rapat untuk penentuan Pelaksana Tugas Sementara,” ujar Dr As’adi.

Baca juga: Kejari Nagan Raya Eksekusi Cambuk Lima Penjudi Online, Masing-masing Divonis 10 Kali

Ketua DPD I Aceh berharap kepada semua Ketua DPD II supaya tetap tenang setelah adanya pengunduran diri Ketua Umum.

 “Kami menunggu arahan dari Ketua DPD I Golkar Aceh,” pungkas Drs As’Adi. 

Profil 3 Calon Ketua Umum Partai Golkar Pengganti Airlangga Hartarto

Sebelumnya Serambinews.com memberitakan Airlangga Hartarto mundur dari Ketua Umum Partai Golkar.

Isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar pun mengemuka.

Munaslub yang awalnya direncanakan digelar pada Desember 2024 akan dimajukan di Agustus 2024 bulan ini.

Baca juga: Kunker ke PIM, Wamentan Pantau Proses Penyediaan Pupuk Bagi Petani di Aceh

Setelah Airlangga mundur, Selasa (13/8/2024) besok, rencananya Partai Golkar akan menggelar rapat pleno menunjuk Plt Ketua Umum.

Sebanyak 13 wakil ketua umum Golkar berpeluang jadi Plt Ketua Umum.

Meskipun nama Wakil Ketua Umum Golkar Agus Gumiwang mengemuka jadi Plt Ketua Umum.

Setelah itu pada Munaslub Golkar akhir Agustus 2024 akan diputuskan siapa Ketua Umum defenitif Partai Golkar yang akan menjabat lima tahun ke depan.

Sejauh ini ada tiga calon ketua umum Golkar yakni:

1. Bahlil Lahadalia

Setelah Airlangga mundur dari ketum Golkar, nama Bahlil disebut-sebut sebagai kandidat kuat penggantinya.

Skenario ini muncul karena dianggap Bahlil 'dekat' dengan Presiden Jokowi.

Bahlil saat ini merupakan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di kabinet Indonesia Maju 2019-2024.

Lelaki kelahiran Maluku itu pernah menjadi sopir angkot pada masa SMA.

Dia kemudian merantau ke Jayapura untuk kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay. 

Saat itu dia aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sampai pernah menjabat Bendahara Umum Pengurus Besar HMI.

Usai kuliah, Bahlil memulai bisnis. Dia kemudian terpilih sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2015-2019.

Bahlil pernah aktif menjadi kader Partai Golkar, tetapi mengundurkan diri pada 2009. Saat ini dia tidak berafiliasi dengan partai politik manapun.

Dia mempunyai beragam bisnis yang berada di bawah naungan PT Rifa Capital Holding.

Bahlil kemudian terlibat dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019.

Setelah itu, Jokowi mengangkat Bahlil sebagai Kepala BKPM pada 23 Oktober 2019.

Bahlil merupakan salah satu menteri andalan Jokowi.

2. Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo mantan jurnalis dan pebisnis yang terjun ke politik melalui Partai Golkar.

Lelaki kelahiran 10 September 1962 itu adalah lulusan Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia, Jakarta, IM Newport Indonesia, Amerika Serikat.

Dia pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah Info Bisnis pada usia 29 tahun.

Bambang bergabung dengan Partai Golkar sejak 1980 melalui organisasi sayap Angkatan Muda Pembaharu Indonesia (AMPI).

Karier politiknya menanjak setelah terpilih menjadi anggota DPR pada 2009. Pada saat itu dia menjadu anggota panitia khusus kemelut dana talangan Bank Century.

Dia juga menjadi salah satu anggota DPR yang mengusung hak angket Bank Century kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Bamsoet juga pernah menjabat Bendahara Umum DPP Partai Golkar pada 2015 sampai 2016.

Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua DPR pada 2018 sampai 2019, menggantikan Setya Novanto yang terlibat kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).

Kini Bamsoet menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2019-2024.

3. Agus Gumiwang Kartasasmita

Agus Gumiwang Kartasasmita adalah adalah Menteri Perindustrian dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019—2024.

Dia merupakan anak kedua dari mantan menteri pada masa Orde Baru, Ginandjar Kartasasmita.

Dia menyelesaikan pendidikan sarjana di Pacific Western University, Amerika Serikat.

Setelah itu dia melanjutkan pendidikan magister dan doktor di Universitas Pasundan, Bandung, serta Program Studi Ilmu pemerintahan Universitas Padjadjaran, Jawa Barat.

Agus memulai karier politik dengan menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mewakili Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) pada 1997 sampai 1999.

Dia kemudian bergabung dengan gerakan milenial (GEMA) Partai Golkar pada 2004-2009. Setelah itu Agus lolos menjadi anggota DPR dari Partai Golkar pada Pemilu 2009.

Agus lalu dilantik menjadi Menteri Sosial pada 24 Agustus 2018. Saat itu dia menggantikan Idrus Marham yang terlibat kasus suap PLTU.

Presiden Jokowi melantik Agus menjadi Menteri Perindustrian pada 23 Oktober 2019. Dia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar. (*)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved