Berita Sabang

Radio Zend Station, Simbol Kejayaan Sabang Masa Kolonial Belanda, Begini Sejarahnya

Salah satu bukti kejayaan masa lalu adalah Radio Zend Station, stasiun radio telegraf pertama yang dibangun pada tahun 1908 di kawasan Hindia Belanda.

Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Radio Zend Station bangunannya masih berdiri kokoh di depan SMPN 2 Sabang.  

Salah satu bukti kejayaan masa lalu adalah Radio Zend Station, stasiun radio telegraf pertama yang dibangun pada tahun 1908 di kawasan Hindia Belanda.

Laporan Aulia Prasetya | Sabang

SERAMBINEWS.COM, SABANG -  Kota Sabang, yang juga dikenal sebagai Pulau Weh, tidak hanya menawarkan keindahan alam yang menakjubkan, tetapi juga menyimpan sejuta kisah sejarah. 

Pada masa kolonial, Sabang dikenal sebagai salah satu pelabuhan internasional terpenting di Asia Tenggara.

Pelabuhan Sabang, yang dibangun pada tahun 1881 oleh Pemerintah Hindia Belanda, menjadi pusat pengisian air dan batubara untuk kapal-kapal yang berlayar di kawasan tersebut. 

Dikelola oleh Sabang Maatschappij, pelabuhan ini memainkan peran vital dalam perdagangan internasional, terutama untuk ekspor komoditas dari Aceh ke Eropa.

Pemerhati sejarah Sabang, Albina Arrahman, menjelaskan sebagai pelabuhan internasional yang strategis, Sabang dilengkapi dengan berbagai fasilitas canggih pada zamannya. 

Salah satu bukti kejayaan masa lalu adalah Radio Zend Station, stasiun radio telegraf pertama yang dibangun pada tahun 1908 di kawasan Hindia Belanda.

Baca juga: Sambut PON 2024, Sektor Travel Sabang Tingkatkan Kesiapan dan Pelayanan

"Radio Zend Station dirancang untuk menghubungkan Sabang dengan pusat-pusat komunikasi di Eropa, terutama Belanda

Stasiun ini memfasilitasi komunikasi telegrafik antara kapal-kapal di sekitar Samudera Hindia dengan daratan. 

Hal ini menjadikan Sabang sebagai titik strategis tidak hanya dalam perdagangan, tetapi juga dalam militer dan politik," ujar Albina kepada Serambinews.com, Senin (12/8/2024).

Stasiun ini memainkan peran penting dalam komunikasi internasional, menghubungkan Sabang dengan Eropa dan menjadi aset berharga bagi kepentingan politik, militer, dan ekonomi Belanda.

"Namun, sejarah Radio Zend Station berubah drastis dengan invasi Jepang pada tahun 1942 selama Perang Dunia II," kata Albina.

"Dengan serangan Sekutu pada tahun 1944 dan perpindahan kekuasaan ke tangan Jepang, stasiun ini mengalami kerusakan parah dan tidak pernah dibangun kembali. 

Meski demikian, bangunannya masih berdiri kokoh di depan SMPN 2 Sabang, mengingatkan kita pada kejayaan masa lalu Sabang." tambah Albina.

Baca juga: VIDEO Halangi Pasukan Houthi Bela Warga Palestina di Gaza, 2 Sekutu Israel Ikut Serang Yaman

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved