Konflik Palestina vs Israel

Sosok Farhan Kayed Al-Qadi, Sandera Hamas Dibebaskan Israel Hidup-hidup dari Terowongan di Rafah

 Dia menekankan, Israel berupaya untuk memulangkan semua tahanan, termasuk 108 orang yang masih ditahan di Gaza.

Editor: Faisal Zamzami
IDF
Seorang tentara Israel bersama Farhan Al-Qadi (kanan), sandera yang baru bebas dari Jalur Gaza pada Selasa (27/8/2024). Tentara Israel mengklaim telah mengevakuasi Farhan Al-Qadi (52) dari salah satu terowongan. 

SERAMBINEWS.COM - Tentara Israel mengumumkan kembalinya Farhan Kayed Al-Qadi (52), penduduk Kota Hatt di Negev, melalui operasi di Jalur Gaza selatan.

"Anggota Shayetet 13 (komando angkatan laut) dan Dinas Keamanan Umum (Shin Bet) berhasil mengembalikan tahanan Farhan Kayed Al-Qadi yang ditangkap selama serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu," kata juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, Selasa (27/8/2024).

"Informasi terkait operasi pemulihan orang yang diculik tidak dapat diungkapkan," lanjutnya.

 Dia menekankan, Israel berupaya untuk memulangkan semua tahanan, termasuk 108 orang yang masih ditahan di Gaza.

Juru bicara itu mencatat Farhan Al-Qadi kembali dalam kondisi kesehatan yang serius dan stabil dan dipindahkan ke Rumah Sakit Soroka di Bersyeba, untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.

Ada beberapa spekulasi mengenai kembalinya sandera tersebut.

Ada laporan bahwa sandera itu dapat melarikan diri dari pengawalnya dan kembali sendirian ke daerah perbatasan.

Sementara radio publik Israel (Kan Reshet Bet) mengatakan, pasukan pendudukan Israel menemukan Farhan Al-Qadi di sebuah terowongan di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan.

"Sandera tersebut sendirian di dalam terowongan, di mana dia terlihat oleh pasukan tentara Israel dan mereka menemuinya di sana. Dia ditemukan tanpa sandera atau penjaga lain yang menahannya," lapor Kan.

“Pasukan tidak terlibat dalam bentrokan apa pun selama operasi penyelamatan,” lanjutnya.

Surat kabar itu memperkirakan anggota perlawanan Palestina yang menahan sandera tersebut telah melarikan diri sebelum pasukan pendudukan tiba, atau sandera berhasil melarikan diri.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan kembalinya Farhan Al-Qadi dari penahanan Hamas adalah bentuk kemajuan dalam operasi militer Israel.

“Kami berhasil menyelamatkan sandera Farhan al-Qadi, dan kami berkomitmen untuk memanfaatkan setiap peluang untuk mengembalikan orang-orang yang diculik ke rumah mereka," kata Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.

"Operasi ini adalah bagian dari serangkaian tindakan yang diambil oleh tentara Israel untuk membawa kita lebih dekat untuk mencapai tujuan perang ini," tambahnya, dikutip dari Al Jazeera.

 

Baca juga: Rumah Sakit Israel Rawat 5.650 Tentara Luka, Zionis Ejek Rudal Hizbullah Hanya Kena Kandang Ayam

 

Dibebaskan Setelah  326 Hari Ditawan Hamas

Media Israel, Ynet, Selasa (27/8/2024), melaporkan kalau Tentara Israel (IDF) menyelamatkan seorang sandera Israel bernama Farhan Kayed Al-Qadi, (52), setelah 326 hari ditawan Hamas.

Alkadi, seorang penduduk daerah Rahat, disandera pada 7 Oktober saat bekerja sebagai penjaga di Kibbutz Magen dekat perbatasan Gaza.

 
"Penyelamatan tersebut terjadi di sebuah terowongan di Gaza selatan, tempat Alkadi ditemukan sendirian selama operasi rumit yang melibatkan unite pasukan Shayetet 13, Brigade 401, Yahalom, dan pasukan Shin Bet di bawah komando Divisi 162," tulis laporan itu.

 
Alkadi, yang sudah menikah dan memiliki 11 anak, kini dalam kondisi stabil dan dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan medis setelah diperiksa oleh pasukan di lapangan.

Saudaranya, Hathem, mengungkapkan kelegaan keluarganya, dengan mengatakan, "Kami senang menerima berita ini dan berharap dia pulih."

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengucapkan selamat kepada Alkadi atas pembebasannya, meyakinkannya bahwa seluruh bangsa Israel tersentuh oleh kebebasannya dan menegaskan kembali komitmennya untuk membawa pulang semua sandera.

Menteri Pertahanan Yoav Gallant memuji operasi tersebut, menyebutnya sebagai bagian dari upaya keras IDF untuk mencapai semua tujuan perang.

"Kepala Staf IDF Letnan Kolonel Herzi Halevi menyoroti keberanian dan tekad pasukan IDF dan Shin Bet dalam upaya berkelanjutan mereka untuk menyelamatkan semua sandera," klaim media Israel.

Presiden Israel, Isaac Herzog juga menyambut baik berita tersebut, merayakan kembalinya Alkadi sebagai momen kegembiraan bagi seluruh bangsa.

Alkadi adalah salah satu dari enam orang Badui yang diculik dalam operasi Banjir Al-Aqsa 7 Oktober.

s
 Qaid Farhan Alkadi sandera Israel yang dibebaskan di Soroka hospital. (Meir Even Haim/YNet)

 

Lima orang sandera lain, Samer al-Talalqa, 25 tahun, yang secara tidak sengaja ditembak mati oleh IDF bersama dengan Alon Shamriz dan Yotam Haim; dan Yousef al-Ziadna, 49 tahun, dari daerah Rahat yang diculik bersama anak-anaknya Hamza, 22 tahun, Bilal, 18 tahun, dan Aisha, 17 tahun.

Aisha dan Bilal dibebaskan dalam kesepakatan penyanderaan dengan Hamas pada akhir November tahun lalu.

Hamas juga menahan Hisham al-Sayed, seorang warga sipil Arab Badui Israel yang telah ditahan di Jalur Gaza sejak 2015.

Bulan lalu, dalam upaya untuk membantu keluarga Alkadi, kantor kejaksaan Israel menyetujui kesepakatan pembelaan untuk saudaranya, Jama'a, terdakwa utama dalam salah satu kasus utama terhadap pemerasan biaya untuk perlindungan.

"Ada keinginan untuk mempermudah proses hukum bagi terdakwa dan keluarganya selama masa sulit yang sedang mereka alami," kantor kejaksaan Israel menjelaskan saat itu.

Alkadi adalah sandera kedelapan yang berhasil diselamatkan hidup-hidup dari Jalur Gaza sejak dimulainya perang Gaza.

Pada bulan Juni, Noa Argamani, Almog Meir Jan, Shlomi Ziv, dan Andrey Kozlov diselamatkan dari Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah dalam Operasi Arnon.

Pada bulan Februari, Fernando Simon Marman dan Louis Har diselamatkan dari Rafah. Prajurit IDF Ori Magidish diselamatkan dengan dimulainya serangan darat ke Gaza pada akhir Oktober.

Media Israel menyatakan kalau 108 sandera Israel masih ditawan Hamas.

"Banyak yang diyakini telah meninggal," kata laporan tersebut.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.476 jiwa dan 93.647 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (28/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Aawsat.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 109 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Baca juga: Aminullah-Isnaini dan Zainal-Mulia Daftar ke KIP

Baca juga: AS Sudah Berikan 50.000 Ton Bantuan Militer, Tapi Israel Belum Juga Menang Lawan Hamas

Baca juga: Sarjani dan Jamal Mendaftar ke KIP Pidie

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved