Tu Sop Meninggal Dunia
Kagumi Sosok Tu Sop, Zulfikar Muhammad: Beliau Ulama Paling Aktif Jalankan Dakwah dengan Gaya Baru
Duka juga dirasakan Zulfikar Muhammad (45) mantan aktivis NGO HAM Aceh dan juga seorang advokat, teman dekat Tu Sop...
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Kepergian Ulama Kharismatik Aceh, Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop Jeunieb, Bireuen, menyisakan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan dan juga masyarakat di Kabupaten Bireuen dan Aceh secara umum.
Duka juga dirasakan Zulfikar Muhammad (45) mantan aktivis NGO HAM Aceh dan juga seorang advokat, teman dekat Tu Sop.
Selama tujuh tahun terakhir, katanya, mereka sangat akrab tanpa jeda, baik untuk berdiskusi maupun bergerak bersama-sama, tentunya hal tersebut memberi kesan sangat berarti dan masih melekat dalam ingatannya.
Zulfikar Muhammad yang pernah menjabat Direktur NGO HAM Aceh kepada Serambinews.com usai proses pemakaman Tu Sop mengisahkan, selama tujuh tahun tanpa jeda, dirinya telah akrab dengan almarhum. Meski Tu Sop telah berusia lanjut 60 tahun, tapi fisiknya luar biasa.

"Justru saya yang tidak bisa mengikuti gerakan beliau yang cukup kencang, saya sendiri lelah walau saya mantan aktivis dan investigasi luar biasa juga saya tidak sanggup ikuti," ungkapnya.
Ayah Sop juga tipe pergaulannya juga luar biasa, misalnya ada ceramah di Peureulak Kabupaten Aceh Timur, nanti saat pulang akan singgah di Samudera Geudong bertemu dengan beberapa teungku atau pimpinan dayah duduk berdiskusi perihal masalah dihadapi masyarakat.
Kegiatan diskusi juga sering dilakukan Ayah Sop dalam kunjungan ke daerah lainnya sambil duduk ngopi biasa saja.
Ayah Sop sejak beberapa tahun terakhir sedang mengembangkan program bagi anak muda. Program sudah berjalan seperti Barisan Muda Umat (BMU) dengan donasi ummat sudah 100 lebih rumah masyarakat tidak mampu terbangun.
Program lainnya turut membantu membebaskan masyarakat dari jeratan rentenir. "Ada saudara-saudaranya kita yang terjerat rentenir juga dari bantuan partisipasi dengan meuripe-ripe atau sumbangan untuk dibayarin agar warga itu tidak terjerat riba," jelasnya.
Kemudian juga ada program Tenaga Kader Dakwah (TKD). Tu Sop mungkin satu-satunya ulama yang paling aktif menjalankan dakwah dengan gaya baru.
"Tu Sop, bahkan mau untuk berkumpul meski di warung kopi biasa, apalagi bagi para generasi muda, Ayah Sop selalu berusaha hadir," kenangnya.
Jadi kondisi menjalankan program dakwah yang terus rutin selama tujuh tahun ia selalu bersamanya.
"Masih melekat sekali di kepala saya diskusi diskusi dan program. Pekerjaan rumah (Pr-red) kami itu masih sangat banyak, kolaborasi gerakan Ayah Sop dengan kami terutana para aktivis cukup kental di semua lini," ujarnya.
Di antara berbagai program yang dijalankan kata Zulfikar termasuk perbaikan kurikulum di dayah, disiplin positif untuk anak tidak perlu didik keras tetapi diajari supaya dia bisa disiplin.
"Jadi konsep - konsep ayah Sop itu luar biasa, baik ada dukungan pemerintah ataupun tidak," kisah Zulfikar Muhammad dengan linangan air mata.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.