Jurnalisme Warga
Asyiknya Menonton Terbang Layang di Bandara Malikussaleh
Menyaksikan pertandingan terbang layang ini memang asyik dan sedikit mendebarkan tatkala sang atlet sudah berada dalam pesawat tanpa mesin (glider)
Partisipasi dari pemerintah daerah juga dapat kita lihat dari stan berbagai dinas, di antaranya, Dinas Pendidikan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dekranas, perbankan, dan lain-lain.
Setelah berjalan 200 meter akhirya kami sampai di pintu masuk tempat lokasi terbang layang berlangsung. S0etiap pengunjung laki-laki yang membawa korek api harus meningggalkannya di meja petugas, kemudian baru diizinkan masuk. Ribuan pengunjung telah memadati lapangan, ada yang duduk, ada yang berdiri, ada juga yang jalan-jalan saja.
Setiap pengunjung bebas menyaksikan pertandingan, tetapi untuk melihat lebih dekat kita dapat berdiri langsung di sisi bandara yang telah diberi pembatas.
Sesekali petugas bandara dan mobil patroli menegur pengunjung yang duduk melewati garis batas yang telah ditetapkan.
Menyaksikan pertandingan terbang layang ini memang asyik dan sedikit mendebarkan tatkala sang atlet sudah berada dalam pesawat tanpa mesin (glider) yang ditarik dengan tali ke udara oleh pesawat bermesin yang bertugas.
Ketika ketinggian telah mencukupi dan udara stabil pesawat atlet dilepas kemudian terbang bebas sejauh mungkin dengan memanfaatkan arus udara panas (termal) untuk mempertahankan ketinggian.
Sistem penilaian terbang layang didasarkan pada ketepatan mendarat, jarak tempuh, dan durasi penerbangan. Peserta yang mampu mendarat dengan presisi di titik yang ditentukan serta mencatat jarak terjauh dan waktu terlama di udara akan mendapatkan nilai tertinggi.
Pemilihan Bandara Malikussaleh, Aceh Utara sebagai tempat berlangsungnya perlombaan terbang layang karena kondisi geografis yang mendukung keberadaan arus udara panas yang stabil, ideal untuk penerbangan glider.
Warna-warni pesawat tanpa mesin ini juga menarik perhatian para penonton, Apalagi pada saat akan mulai terbang, masing-masing penonton memiliki jagoan, ada yang berteriak pasti menang! Pasti juara!
Peserta terbang layang ini sudah mempersiapkan diri sejak 1 sampai 4 September 2024 lalu. Mereka berasal dari 14 provinsi, yaitu Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Kemudian DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Kalimantan dengan 14 mata lomba cabang aerosport dengan jumlah atlet 62. Mereka memperebutkan 14 medali emas.
Pertandingan telah dimulai sejak tanggal 6 September dan menurut jadwal akan berakhir pada 19 September 2024.
Kesempatan untuk menyaksikan secara langsung perlombaan terbang layang di Aceh adalah kesempatan yang langka, maka tak heran tumpah ruah masyarakat dari berbagai daerah datang ke Bandara Malikussaleh untuk menyaksikan.
Suasana pagi menjelang siang itu udara tidak terlalu panas, kami pun selain menonton juga berjalan-jalan keliling lapangan sambil melihat-lihat dari kejauhan berbagai warna pesawat tanpa mesin milik kontingen peserta.
Sementara itu, di salah satu sudut di sisi bandara sedang berlangsung pengumuman pemenang perlombaan paramotor. Sorak sorai pendukung menjadikan suasana semakin meriah ketika MC membacakan nama-nama sang juara yang menjadi favorit dari masing-masing penonton, dilanjutkan dengan foto bersama para juara dan ofisial.
Kemudian sebagian para juara mengabadikan kenangan foto bersama di ‘photo booth’ yang telah disediakan di sisi barat lapangan. Kami pun menggunakan kesempatan ini untuk foto bersama mereka.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.