Mihrab

Keteladanan Rasulullah Sebagai Pemimpin Agama dan Politik

"Tentunya di setiap event maulid di kampung-kampung, instansi dan komunitas akan ketemu suasana yang menarik, yaitu kemeriahan politik,” ujarnya.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM
Guru Besar Ilmu Filsafat Islam FUF UIN Ar-Raniry, Prof Syamsul Rijal. 

Keteladanan Rasulullah Sebagai Pemimpin Agama dan Politik

SERAMBINEWS.COM - Pada bulan Maulid, masyarakat Aceh memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan penuh khidmat.

Bulan ini menjadi momen penting bagi rakyat Aceh yang memperingati Maulid selama 100 hari, sebuah tradisi yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat. 

Pembina DPP Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Prof Syamsul Rijal MAg mengatakan, Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah, tahun di mana Raja Abrahah memimpin pasukannya untuk menghancurkan Ka'bah. 

“Pada tahun ini, momen maulid Nabi menjadi sangat istimewa bagi masyarakat Aceh, apalagi bersamaan dengan pemilihan kepala daerah yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang,"

"Tentunya di setiap event maulid di kampung-kampung, instansi dan komunitas akan ketemu suasana yang menarik, yaitu kemeriahan politik,” ujarnya.

Prof Syamsul Rijal mengatakan, ini mejadi momentum bagi masyarakat untuk memahami dan meresapi keteladanan Nabi Muhammad SAW, baik sebagai pemimpin agama maupun politik. Sehingga dapat menginspirasi dalam memilih pemimpin yang baik dan bijaksana. 

Nabi Muhammad SAW membawa ajaran Islam yang mengajarkan konsep akidah, syariat, dan etika yang menjadi pedoman hidup bagi umat Muslim.

Setiap Muslim diharapkan menjadikan Rasulullah SAW sebagai uswatun hasanah, teladan dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam proses transisi kepemimpinan yang sedang berlangsung di Aceh. 

“Karena pada dasarnya bahwa setiap orang dilahirkan dalam menjalani proses kehidupannya tidak akan pernah sempurna, namun diperlukan usaha untuk menjadi lebih baik, dan memperbaikinya secara terus menerus,"

"Karena itu sangatlah penting meneladani Nabi Muhammad SAW, dalam berbagai aspek kehidupan, bagi siapapun, politisi, rakyat dan timses nantinya,” ujarnya.

Meneladani Rasulullah SAW akan membawa seseorang menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain.

“Nabi telah memainkan peran bukan hanya menjadi pemimpin agama yang memiliki nilai yang agung tetapi juga sebagai pemimpin politik, dan juga negarawan yang berhasil membangun masyarakat melalui basis nilai keadilan dan kemakmuran,” sebut Prof Syamsul Rijal.

Ketua DPW Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Aceh ini mengutip pendapat Philip K Hitti, seorang sejarawan Timur Tengah yang terkenal, menyebutkan bahwa Rasulullah memiliki karakter sebagai sosok yang memimpin dalam dua ranah utama, yakni agama dan politik.

“Dalam meneladani kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, diperlukan penguasaan dan pengamalan ajaran Islam melalui pembelajaran dan pemahaman Al-Quran dan Hadis,"

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved