Mihrab

Keteladanan Rasulullah Sebagai Pemimpin Agama dan Politik

"Tentunya di setiap event maulid di kampung-kampung, instansi dan komunitas akan ketemu suasana yang menarik, yaitu kemeriahan politik,” ujarnya.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM
Guru Besar Ilmu Filsafat Islam FUF UIN Ar-Raniry, Prof Syamsul Rijal. 

"Dalam sikapnya, Baginda dikenal memiliki akhlak mulia, cerdas, jujur, dan amanah,” sebutnya.

Sifat-sifat ini, kata dia, perlu diteladani oleh masyarakat Aceh, terutama dalam kehidupan beragama dan berpolitik. Sederhana, egaliter, dan menghindari hedonisme adalah karakteristik yang diajarkan oleh Nabi yang harus dipegang teguh.

Sebagai pemimpin politik, Rasulullah berhasil menciptakan tonggak sejarah peradaban Islam dengan hijrah ke Madinah.

Setelah hijrah, Beliau berhasil menyatukan berbagai suku dan agama yang ada di Madinah menjadi sebuah negara yang kuat dan adil. 

Menurut Prof Syamsul Rijal, ini menunjukkan pentingnya kepemimpinan kolaboratif dan inklusif, yang juga harus diterapkan oleh para pemimpin saat ini.

Piagam Madinah, sebagai salah satu konstitusi tertulis pertama dalam sejarah, menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW memimpin dengan adil dan bijaksana, sehingga masyarakat Madinah hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan.

“Kehadiran pemimpin yang meneladani Rasul sangat lah dinantikan, saya rasa bukanlah hal langka untuk diwujudkan,"

"Karena dari harapan itu, rakyat Aceh berharap pemimpin di Aceh akan bijak dalam mengelola pemerintahan nantinya karena pada dirinya tercermin sikap keIslaman dan sikap negarawanan yang ditunjukkan oleh Rasulullah,” pungkasnya. (ar)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved