Cahaya Aceh
Keripik Pedas dan Ampera UMKM Ummu Aisha, Terinspirasi dari Hasil Alam yang Melimpah
makanan yang diproduksi UMKM Dapur Ummu Aisha sudah mendapat izin dari Dinkes dan bersertifikat halal.
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Safriadi Syahbuddin
Maulidasari mengaku usaha dikelola bersama suaminya bernama Furqan dilakukan sejak 2016 lalu.
Lulusan S1 Fikom Universitas Almuslim atau Umuslim Peusangan Bireuen 2016 ini mengatakan, usai diwisuda dan menikah ia langsung memulai usahanya ini.
Ketika tiba kampung suaminya Desa Ceubrek, ia melihat banyak tanaman ubi di desa tersebut.
Dari situ, ia mulai berfikir bagaimana caranya menjadikan hasil alam itu bernilai ekonomis, untuk membantu suaminya menghidupi keluarga.

Berbekal modal yang sangagt sedikit, ia bersama suaminya memulai usaha keripik pedas, ampera, dan lainnya.
Hasil produksinya dipasarkan di sejumlah swalayan dan supermarket.
Teman-temannya yang bekerja di kantor bupati juga ikut membantu memasarkan ampera dan keripik pedas Ummu Aisha.
“Kalau pemasaran secara manual sudah sampai ke Aceh Utara, melalui online sudah luas, banyak orang pesan dan kita kirim ke alamat,” ujarnya.
Bahan baku, katanya, tanaman ubi yang ditanam oleh masyarakat di desanya dan juga desa-desa tetangga.
Ia tidak membeli bahan baku dari tempat lain karena khawatir kualitasnya tidak sama dengan ubi yang ada di desa tempat tinggalnya.
Menurut Maulidasari, setiap minggu ia memproduksi dua atau tiga kali. Setiap bulan menghabiskan 800 kilogram ubi.
Ia mengatakan, makanan yang diproduksi UMKM Dapur Ummu Aisha sudah mendapat izin dari Dinkes dan bersertifikat halal.
Sementara itu, ia mengikuti Festival Kopi dan Kuliner beberapa waktu lalu, berawal dari informasi teman-temannya.
Kemudian, ia menghubungi panitia dan menyatakan keinginannya untuk berpartisipasi pada festival itu.
Panitia pun memberikan izin.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.