Cahaya Aceh

Tugu Kupiah Meukeutop Teuku Umar, Monumen Sejarah yang Memikat di Pesisir Aceh

Tugu Kupiah Meukeutop juga dikelilingi panorama alam yang memukau, dengan deburan ombak dan angin sepoi-sepoi yang menciptakan suasana tenang.

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM/SA'DUL BAHRI
Tugu Kupiah Meukeutop Teuku Umar di kawasan Batu Putih, Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Sabtu (21/9/2024). 

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Di tengah keindahan alam pesisir pantai Samudra Hindia, Tugu Kupiah Meukeutop Teuku Umar berdiri megah sebagai monumen bersejarah yang mengingatkan kita akan perjuangan pahlawan nasional Aceh.

Tugu Kupiah Meukeutop Teuku Umar terletak di ibu kota kabupaten (Meulaboh), tepatnya di Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, tidak hanya menarik perhatian wisatawan tapi juga berfungsi sebagai tempat edukasi sejarah yang penting.

Dikenal sebagai lokasi Teuku Umar syahid dalam pertempuran melawan penjajahan Belanda pada tahun 1889, tugu ini mencerminkan keberanian dan pengorbanannya.

Singeuh bengoh tajep kupi di Keude Meulaboh atau lon akan mate syahid lam prang suci. (Besok pagi kita akan minum kopi di Meulaboh atau saya akan syahid di Perang Suci).

Kalimat itu adalah satu pernyataan yang cukup terkenal dari Teuku Umar. Kalimat itu terukir rapi di dinding marmer monumen ini, menggugah rasa nasionalisme bagi setiap pengunjung.

Setiap tahun, masyarakat Aceh Barat memperingati Haul Teuku Umar pada 11 Februari untuk menghormati jasa-jasa pahlawan ini.

Monumen ini tidak hanya menjadi tempat peringatan, tetapi juga ruang untuk merenungkan perjalanan panjang perjuangan bangsa Indonesia.

Tugu Kupiah Meukeutop juga dikelilingi pemandangan alam yang memukau, dengan deburan ombak dan angin sepoi-sepoi yang menciptakan suasana tenang.

Jalur pedestrian sepanjang 330 meter yang baru dibangun Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Aceh Barat, memudahkan akses pengunjung untuk menikmati keindahan sekitarnya dengan aman. Pengunjung bisa bersantai, berfoto, atau bahkan menikmati hidangan lezat di kafe-kafe terdekat.

Monumen ini lebih dari sekadar destinasi wisata, ia merupakan simbol identitas dan sejarah masyarakat Aceh.

Bagi yang mencintai sejarah dan budaya, berkunjung ke Tugu Kupiah Meukeutop adalah pengalaman tak terlupakan yang akan memperkaya pengetahuan dan memberikan momen berharga di tengah pesona alam Aceh.

Tugu Kupiah Meukeutop Teuku Umar di kawasan Batu Putih, Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Sabtu (21/9/2024).
Tugu Kupiah Meukeutop Teuku Umar di kawasan Batu Putih, Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Sabtu (21/9/2024). (SERAMBINEWS.COM/SA'DUL BAHRI)

Dengan pembangunan infrastruktur yang semakin baik, Tugu Kupiah Meukeutop Teuku Umar layak menjadi salah satu tujuan utama bagi siapa pun yang berkunjung ke Meulaboh.

Sebuah perjalanan yang tidak hanya membawa kita kembali ke masa lalu, tetapi juga mengajak kita menghargai setiap tetes perjuangan yang telah dilalui oleh pahlawan bangsa.

"Jalur pedestrian ini akan terhubung hingga Jembatan Titik Mirik, memisahkan ruang pejalan kaki dari lalu lintas kendaraan," ungkap Juru Bicara Pemerintah Aceh Barat, Hidayat Isa, Sabtu (21/9/2024).

Tugu ini terletak strategis di pusat ibu kota kabupaten, Meulaboh, yang terkenal tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga kekayaan destinasi wisata bersejarah.

Sebagai simbol perjuangan Teuku Umar, tugu ini menawarkan tempat yang damai untuk merenung, berfoto, dan berkumpul bersama keluarga serta teman-teman.

Tugu Kupiah Meukeutop Teuku Umar di kawasan Batu Putih, Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Sabtu (21/9/2024).
Tugu Kupiah Meukeutop Teuku Umar di kawasan Batu Putih, Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Sabtu (21/9/2024). (SERAMBINEWS.COM/SA'DUL BAHRI)

Dikatakannya, Kupiah Meukeutop, topi tradisional Aceh yang menjadi ciri khas tugu ini, melambangkan identitas budaya lokal yang kuat.

Banyak pengunjung yang datang bukan hanya untuk menghormati sejarah, tetapi juga untuk menikmati keindahan pantai dan suasana yang tenang.

Bagi masyarakat setempat, Tugu Kupiah Meukeutop bukan sekadar monumen sejarah, melainkan tempat berkumpul yang menyenangkan.

Masyarakat sering menghabiskan waktu di sekitar tugu sambil menikmati keindahan alam, menciptakan kenangan bersama orang tercinta.

Cafe-cafe di sekitar area juga menyediakan berbagai hidangan lezat, menambah pengalaman berkunjung yang tak terlupakan.

Dengan segala potensi yang dimiliki, Tugu Kupiah Meukeutop layak menjadi salah satu destinasi utama saat berada di Meulaboh.

Bagi Anda yang ingin menjelajahi sejarah dan keindahan alam Aceh, kunjungan ke monumen ini adalah kesempatan berharga yang tidak boleh dilewatkan.

Tugu Kupiah Meukeutop tidak hanya mengajak kita untuk merenungkan perjuangan para pahlawan, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan merayakan identitas budaya serta kemerdekaan bangsa.

Tugu Kupiah Meukeutop Teuku Umar di kawasan Batu Putih, Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Sabtu (21/9/2024).
Tugu Kupiah Meukeutop Teuku Umar di kawasan Batu Putih, Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Sabtu (21/9/2024). (SERAMBINEWS.COM/SA'DUL BAHRI)

Camat Johan Pahlawan, Yulisman Yahya, menyatakan bahwa Tugu Kupiah Meukeutop Teuku Umar di Kabupaten Aceh Barat mengalami perubahan signifikan yang berdampak positif terhadap perkembangan perekonomian masyarakat dan daerah.

 Dengan keberadaan kafe-kafe yang berjejer di sepanjang jalan menuju tugu yang berdiri megah saat ini, suasana di sekitar lokasi menjadi semakin hidup, baik siang maupun malam.

Yulisman menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan tempat bersejarah ini agar tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Tugu tersebut, yang merupakan lokasi syahidnya Teuku Umar Johan Pahlawan, dulunya tugus asli kini berada di laut, dengan jarak sekitar 150 meter dari monumen yang telah berdiri saat ini.

Keberadaan tugu yang asli dulunya kini telah berada di laut akibat bencana tsunami pada tahun 2004 silam, sehingga mengubah lanskap di sekitarnya, dan daratan asli kini telah berubah menjadi lautan.

“Saya sempat melihat tugu itu dengan kemilau seperti cahaya intan permata di laut. Dulu, saat kecil, tugu itu berdiri utuh dan indah, namun akibat bencana, semuanya telah berubah,” ungkap Yulisman, yang sebelumnya tinggal dekat lokasi di Ujung Kalak.

Dengan berdirinya monumen megah ini, Yulisman berharap agar tempat bersejarah tersebut dapat terus dilindungi dan dihormati. Ia juga mengingatkan agar daerah ini terhindar dari tindakan yang melanggar syariat Islam.

Melalui upaya pelestarian ini, diharapkan Tugu Kupiah Meukeutop Teuku Umar akan terus menjadi destinasi wisata yang mengingatkan kita akan perjuangan Teuku Umar melawan penjajah Belanda.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved