Konflik Pelestina vs Israel

Hizbullah Bombardir Haifa, Tiberias, dan Safad, Sistem GPS Rusak, Israel Tetapkan Kondisi Darurat

Ia juga mengumumkan serangan terhadap “markas besar batalyon rudal dan artileri di barak Yoav pada hari Senin 23-09-2024 dengan puluhan rudal.” 

Editor: Faisal Zamzami
FP/JACK GUEZ
Petugas tanggap darurat dan pasukan keamanan Israel berkumpul di tengah puing-puing dan kendaraan yang hangus di Kiryat Bialik, distrik Haifa, Israel, menyusul serangan yang dilaporkan oleh Hizbullah Lebanon pada 22 September 2024 

Menurut harian Yedioth Ahronoth, menteri Kabinet Israel memilih untuk mengumumkan 'situasi khusus dalam negeri' di seluruh Israel.

Pemungutan suara mengenai keputusan itu dilakukan lewat telepon, seperti yang diusulkan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.

Harian Haaretz mengatakan, berdasarkan keputusan itu, militer Israel diberikan kewenangan untuk mengeluarkan perintah kepada masyarakat.

Perintah-perintah itu mencakup larangan pertemuan, membatasi kegiatan belajar, dan mengeluarkan "instruksi tambahan yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa."

Keputusan tersebut muncul menyusul upaya pembunuhan terhadap komandan militer tinggi Hizbullah, Ali Karaki.

Diketahui, Radio Angkatan Darat Israel mengutip sumber militer, mengatakan Karaki ditargetkan dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut.

Tetapi, tak lama setelahnya, Hizbullah mengonfirmasi Karaki selamat.

"Klaim Israel mengenai pembunuhan Karaki adalah salah. Dia masih hidup dan sehat, dan telah dibawa ke tempat yang aman," kata Hizbullah dalam pernyataannya, dikutip dari Al Mayadeen.

Sebelumnya, Israel melancarkan serangan terhadap Lebanon, Senin, hingga menyebabkan ratusan warga sipil tewas.

Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat setidaknya ada 456 orang tewas, termasuk anak-anak dan perempuan, akibat serangan Israel, dilansir Anadolu Ajansi.

Sementara, 1.246 lainnya mengalami luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abaid, sebelumnya mengatakan, serangan udara Israel memaksa ribuan orang meninggalkan Lebanon selatan, khususnya yang dekat dengan perbatasan Israel.

 
Pihak berwenang Lebanon mengungkapkan sekolah-sekolah dan lembaga lainnya dibuka untuk menampung warga sipil yang mengungsi.

Dalam sebuah pernyataan, Menteri Dalam Negeri Lebanon, Bassam Mawlawi, menurutkan ia telah memerintahkan para gubernur untuk bekerja sama sepenuhnya terkait evakuasi massal dari wilayah selatan.

Di sisi lain, tentara Israel pada Senin malam, mengklaim telah menyerang lebih dari 1.100 target Hizbullah dalam 24 jam terakhir di Lebanon selatan dan timur.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved