Perkebunan
Daycare di Perkebunan Sawit Aceh: Fasilitas Krusial untuk Mendukung Pekerja Perempuan dan Orangtua
Erlina Sari, seorang pemanen sawit di PT Perkebunan Lembah Bhakti (PLB), adalah yang merasakan manfaat besar dari fasilitas daycare ini.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
“kedua anak saya menjadi saksi keberhasilan TPA membantu orang tua menjaga dan mendidik anak-anak, selagi orang tuanya bekerja,” ungkap Erlina.
Menurutnya, tak mudah bagi dia, apalagi seorang perempuan untuk mendapatkan dan mempertahankan pekerjaannya.
Banyak faktor yang membuat perempuan memiliki keterbatasan jika bekerja, terutama soal siapa yang akan menjaga anak-anak.
Namun, di PLB, ia merasa mendapat dukungan melalui berbagai kebijakan yang mengedepankan kesetaraan gender, sehingga perempuan tetap dapat berkarya, salah satunya dengan adanya penyediaan fasilitas TPA.
“Fasilitas ini memudahkan saya khususnya, sebagai pekerja sehingga mampu mendukung kebutuhan sehari-hari, terlebih lagi, kami tidak dipungut biaya apapun untuk menitipkan anak di sini” katanya.
Rumah Kedua Bagi Anak-anak
TPA ini berada di permukiman rumah karyawan yang tersebar di berbagai area perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro).
Untuk di area Aceh sendiri, ada sekitar 20 TPA yang tersebar di seluruh PT di area Aceh, diantaranya di wilayah Aceh Jaya, di PT Tunggal Perkasa Plantations 3 (TPP3).
PT Karya Tanah Subur (KTS) di Aceh Barat, termasuk di Aceh Singkil PT Perkebunan Lembah Bhakti (PLB).
Dengan memiliki berbagai fasilitas seperti ruang bermain beserta bermacam alat permainan edukatif, halaman bermain di taman yang dilengkapi dengan arena permainan seperti ayunan, perosotan, jungkat-jungkit dan lainnya.
Ruang istirahat, kamar mandi, dapur serta keperluan lainnya. TPA telah didesain dan dirancang sedemikian rupa guna menciptakan keamanan dan kenyamanan.
TPA sendiri bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar anak pendidikan dini, aktivitas bermain, serta waktu istirahat yang cukup, ketika orang tua bekerja.
Anak yang dapat dititipkan di TPA adalah anak berusia 1 tahun hingga usia taman kanak-kanak atau maksimal 6 tahun.
Pengasuh di TPA juga merupakan orang-orang terpilih yang berkompeten, seperti guru TK yang direkrut perusahaan, perawat di poliklinik kebun (polibun) serta kader-kader posyandu setempat.

Erlina, yang sehari-hari bertugas mengumpulkan brondolan atau buah sawit yang terlepas dari tandan, mengakui anaknya sangat mendapatkan manfaat dari TPA, tidak hanya sebagai tempat ia bermain saat tidak bersama orangtuanya, melainkan sebagai rumah kedua bagi anaknya.
“Seringkali anak saya tidak mau diajak pulang saat saya jemput, bahkan waktu saya dan suami liburpun, ia tetap minta diantar ke TPA, karena begitu senang berada di TPA bersama pengasuh dan teman-temannya,” pungkas Erlina.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.