Lhokseumawe
Hari Pertama di Unimal, 10 Mahasiswa Eropa Belajar Adat dan Budaya Aceh Bersama Fakultas Hukum
Mereka hadir ke Unimal untuk mengikuti kegiatan kerjasama antara Unimal dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya...
Penulis: Jafaruddin | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Jafaruddin I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM,LHOKSEUMAWE – Sebanyak 10 mahasiswa dari 4 negara Benua Eropa pada hari pertama di Universitas Malikussaleh (Unimal), Senin (30/9/2024) belajar Budaya Aceh bersama Fakultas Hukum.
Diberitakan sebelumnya, 10 mahasiswa Eropa pada Senin (30/9/2024) sekira pukul 09.00 WIB tiba di Unimal disambut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama Unimal, Dr Ir Azhari MSc IPM ASEAN Eng, di Aula Cut Meutia Kampus Bukit Indah, Kecamatan Muara Satu Lhokseumawe.
Mereka hadir ke Unimal untuk mengikuti kegiatan kerjasama antara Unimal dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, melalui program Joint Cultural Camp Fall 2024 (JCCF) atau program pertukaran di Musim Gugur, dari 30 September – 4 Oktober 2024.
Program JCCF itu diadakan dalam rangka memperkenalkan kekayaan budaya Aceh serta mendalami hukum dan adat istiadat setempat.
Koordinator MBKM, Prof Dr Sayuti MSc, menyatakan mahasiswa yang terlibat berasal dari berbagai universitas terkemuka, termasuk INSA Lyon University (Prancis), Windesheim University (Belanda).
Hanze University of Applied Sciences (Jerman). Selain itu, dua mahasiswa volunteer dari ITS juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Selama program berlangsung, mahasiswa akan mengikuti serangkaian kegiatan yang mencakup eksplorasi budaya Aceh dan pembelajaran hukum Syariat Islam.
Wakil Dekan III Fakultas Hukum, Dr Hadi Iskandar menjelaskan bahwa kegiatan di Majelis Adat Aceh (MAA) dimulai dengan Peusijuk, sebuah tradisi penyambutan khas Aceh.
Ketua MAA Lhokseumawe Syaifudin Saleh SH memberikan pengantar mengenai sejarah dan makna budaya Aceh, serta menjelaskan Perjuangan masyarakat Aceh.
Narasumber dari Fakultas Hukum, Dr Yusrizal juga memberikan pemahaman mendalam tentang hukum yang menghormati hak asasi manusia di Aceh.
"Kegiatan ini tidak hanya memperkenalkan budaya lokal tetapi juga menciptakan interaksi antara mahasiswa internasional dan lokal," ungkap Dr Yusrizal.
Sementara itu Ketua Panitia JCCF, Sisca Olivia, MS, menambahkan bahwa tema tahun ini adalah “Explore Hidden Pasee and Finding Exotic Gayo Highland.”
Para mahasiswa akan menjelajahi lokasi wisata dan berinteraksi dengan masyarakat setempat untuk memahami lebih jauh tentang tradisi dan kehidupan sehari-hari di Aceh.
Rektor Unimal Prof Dr Herman Fithra Asean Eng, berharap program ini dapat meningkatkan atmosfer internasionalisasi di kampus serta memperkuat hubungan antarnegara melalui pertukaran budaya.
"Kami ingin mahasiswa internasional mengenal Aceh melalui ragam budaya dan kuliner lokal," ujarnya.
Dengan adanya program JCCF ini, Universitas Malikussaleh berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan internasionalisasi dan memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi mahasiswa dari seluruh dunia.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.